Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS)

STUDI KUAT TEKAN BETON RINGAN DENGAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG TANAH LIAT BAKAR KELAS I DAN AGREGAT HALUS HEBEL Yanti Irawati; Alviando Alviando; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 1 No. 1 (2021): SIMTEKS
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v1i1.806

Abstract

Pembuatan benda uji beton ditujukan  untuk mendapatkan kuat tekan beton dari hasil daur ulang dimana komposisi agregat kasar genteng dan agregat halus hebel dan penambahan Superplasticizer terhadap mutu kuat  beton. Komposisi campuran Supeplasticizer yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,2% untuk semua variasi dengan agregat kasar genteng  20% dan  25%, agregat halus hebel 35% dan 40% dari berat semen. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk kubus dengan ukuran (15x15x15 cm), mutu beton yang direncanakan 22,83 MPa yang diuji pada umur 14 hari dengan terlebih dahulu dilakukan perawatan sebelum pengujian. Penelitian ini menguji beton sebanyak 12 sampel dan terdiri dari 6 variasi. Dari penelitian diperoleh bahwa kuat tekan beton yang tertinggi terdapat pada campuran Beton hebel 35% yaitu sebesar 44,74 MPa dan kuat tekan beton yang terendah terdapat pada Campuran Beton hebel 40% yaitu sebesar 16,77 MPa.
ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERLANTAI DENGAN SHEAR WALL TUBE TYPE TERHADAP BEBAN GEMPA Muhamad Amin Khairudin; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 3 No. 2 (2023): SIMTEKS - September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v3i2.1070

Abstract

Pada penelitian Analisis telah dilakukan terhadap pemanfaatan dinding geser tipe tabung pada sebuah gedung berlantai 15 Dengan penggunaan sistem penahan gaya seismik awal yang mengikuti struktur SRPMK, gedung ini berperan sebagai hotel dengan kategori risiko 2 dan berlokasi di kota Bandung dengan tanah berkelas sedang. Analisis gempa dilakukan dengan metode analisis respons spektral dinamis yang sesuai dengan peraturan gempa SNI 1726:2012. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membandingkan perilaku antara struktur SRPMK dan Sistem Ganda. Hasil analisis mengungkapkan perbedaan signifikan dalam beberapa aspek. Periode osilasi struktur SRPMK adalah T=3,2292 detik, sedangkan Sistem Ganda memiliki periode T=3,0333 detik, mengakibatkan penurunan sebesar 6,067%. Gaya geser dasar seismik pada struktur SRPMK adalah 5675,89 kN untuk arah X dan 5674,57 kN untuk arah Y, sementara Sistem Ganda memiliki nilai 5935,54 kN untuk arah X dan 5935,53 kN untuk arah Y, mengalami kenaikan sebesar 4,575% pada arah X dan 4,599% pada arah Y. Simpangan maksimum antar lantai pada SRPMK adalah 65,8851 mm untuk arah X dan 74,1208 mm untuk arah Y. Di sisi lain, Sistem Ganda memiliki simpangan 69,4740 mm untuk arah X dan 43,6854 mm untuk arah Y, dengan kenaikan sebesar 5,447% pada arah X, tetapi mengalami penurunan sebesar 41,062% pada arah Y. Nilai P-Delta pada SRPMK adalah 0,076383 untuk arah X dan 0,086128 untuk arah Y, sementara Sistem Ganda memiliki nilai 0,071118 untuk arah X dan 0,042638 untuk arah Y, dengan penurunan sebesar 6,893% pada arah X dan 50,495% pada arah Y. Lebih lanjut, berat struktur SRPMK adalah 158926 kN, sementara Sistem Ganda memiliki berat 148413 kN. Selisih berat kedua struktur tersebut adalah 10513 kN, sehingga menghasilkan penurunan berat bangunan sebesar 7,084%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Ganda sebagai sistem penahan gaya seismik lebih efektif karena struktur Ganda tersebut lebih kaku dibandingkan dengan struktur SRPMK.. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Ganda sebagai sistem penahan gaya seismik lebih efektif karena lebih kaku daripada struktur SRPMK.
STUDI PERILAKU STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN COUPLED SHEAR WALL DENGAN SISTEM COUPLING BEAM TERHADAP BEBAN GEMPA BERDASARKAN SNI 1726-2019 Octavia Eka Putri; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 2 No. 2 (2022): SIMTEKS - September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v2i2.1227

Abstract

Comparison of behavior in a 10 storeys building structure without shear wall and using the coupled shear wall of the coupling beam system located in the city of Bandung. The two structures are designed as apartment buildings with a Special Moment Resistant Frame System and dual Special Structural Wall System. The location of the earthquake zone using spectrum response analysis procedures is included in risk category II. The soil site class in the area includes medium soil (SD).The results of the analysis of the two structures, the value of the y direction mode 1 period from the ETABS software output is 2.14 seconds for structures without shear walls and 1,21 seconds for the coupled shear wall structure of the coupling beam system. Therefore that the structure without shear wall is 76% more flexible than the structure using shear wall. The structure using shear wall is designed to withstand earthquake base shear with a value obtained of 5292.3 kN, 78% greater than the structure without shear wall which only has a base shear value of 2969.84 kN. In addition, the story drift that occurs in the coupled shear wall structure of the coupling beam system 13% stiffer than the structure without shear wall.Therefore, the coupled shear wall structure of the coupling beam system has high ductility and tends not to be brittle so that it is able to withstand base shear, lateral forces caused by earthquakes
DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR TAHAN GEMPA BETON BERTULANG ELEMEN BALOK DAN KOLOM PADA GEDUNG BERTINGKAT 10 DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) BERDASARKAN SNI 2847-2019 & 1726-2019 Rizky Risnandar; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 2 No. 2 (2022): SIMTEKS - September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v2i2.1228

Abstract

Pada umumnya, kerusakan pada struktur bangunan akibat gempa disebabkan oleh ketidaksesuaian sistem bangunan dengan tingkat kerawanan daerah setempat terhadap gempa, serta rancangan struktur dan detail penulangan yang kurang memadai.. Untuk gedung yang difungsikan sebagai apartemen, kategori risikonya adalah II dan termasuk dalam kelas situs tanah sedang. Dalam pemodelan, terdapat tahapan preliminary desain plat, desain balok, dan desain kolom. Selain itu, input beban yang dipertimbangkan meliputi beban mati, beban mati tambahan, beban hidup, beban gempa, dan kombinasi beban. Analisa yang dilakukan untuk mengetahui prilaku struktur yang meliputi gaya geser seismik, simpangan antar lantai P-Delta, dan ketidakberaturan struktur. Sesuai SNI 1726 -2019 “Tata cara perencanaan ketahan gempa struktur bangunan gedung dan nongedung”.Struktur direncanakan menggunakan konstruksi beton bertulang. Metode perencanaan meliputi yaitu pendimensian dan penulangan balok, kolom, dan Hubungan balok-kolom. Dari hasil Perencanaan struktur didapatkan dimensi balok induk B1 (400 mm × 600 mm), balok induk B2 (300 mm × 500 mm), sedangkan untuk kolom didapat dimensi kolom K1 (700 mm × 700 mm) kolom K2 (600 mm × 600 mm) dan kolom K3 (500 mm × 500 mm). Memenuhi kriteria penampang untuk sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK), yang Sesuai SNI 2847 – 2019 “Persyaratan beton structural untuk bangunan gedung dan penjelasan”.
ANALISIS PERBANDINGAN GEDUNG TANPA DAN DENGAN OPENING SHEARWALL PADA BANGUNAN GEDUNG 10 LANTAI (STUDI KASUS APARTEMEN DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN ETABS V.9.7.4) Yusy Alamiati; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 2 No. 2 (2022): SIMTEKS - September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v2i2.1229

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan terjadinya gempa bumi, hal itu tentu saja berpengaruh dalam pembangunan struktur berlantai banyak. Penelitian ini membandingkan bangunan lantai banyak yang memakai shearwall dan tidak memakai shearwall. Shearwall atau yang biasa disebut dinding geser ini berguna untuk menahan beban lateral, seperti angin, gempa dan yang lainnya. Selain perhitungan gempa, dipenelitian ini juga lebih lanjut menghitun g gaya geser baik statis maupun dinamik, simpangan antar lantai atau story drift, dan p -delta. Dalam penelitian kali ini, penulis hanya memberikan shearwall di dua sisi bangunan gedung ramping ini, dengan jumlah bukaan 10 per samping kanan dan samping kiri. Untuk perbandingan pemakaian shearwall dapat dilihat dari periode, dimana untuk bangunan yang tidak memakai shearwall mempunyai periode di mode 1 sebesar 2,47 detik, sementara untuk bangunan yang memakai shearwall hanya 1,93 detik, itu berarti bangunan yang memakai shearwall lebih kecil 22% dibanding dengan yang tidak memakai shearwall. Selain periode, simpangan antar lantai juga lebih kecil 38% , dan p -delta 27% lebih kecil dibandingkan dengan p-delta yang tidak memakai shearwall. Hasil dari pemasangan shearwall tersebut sangat signifikan diandingkan dengan bangunan yang tidak memakai shearwall. Selain lebih aman, dari segi ekonomis pemasangan shearwall ini juga tidak memerlukan pengeluaran yang besar, selain karena didua sisi itu balok dan kolom dihapus dan diganti dengan shearwall, untuk dimensi balok, dan kolom juga dilakukan optimasi.
ANALISIS PERENCANAAN PENULANGAN DIAFRAGMA PELAT LANTAI UNTUK STUDI KASUS GEDUNG 10 LANTAI Ahmad Suyuti; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 2 No. 2 (2022): SIMTEKS - September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v2i2.1230

Abstract

Pada penelitian tugas akhir ini akan dilakukan analisis perencanaan penulangan diafragma pada pada gedung 10 lantai dengan sistem penahan gaya seismik Sistem ganda . gedung difungsikan sebagai Apartemen, terletak di Bandung sehingga tergolong kategori II dan termasuk kelas situs tanah sedang. Analisis dan pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak ETABS 17 dengan metode analisis yang digunakan adalah respon spektra mengikuti persyaratan gempa SNI 1726 : 2019. tujuan Analisis yang dilakukan untuk mengetahui perencanaan tulangan pada komponen diafragma pada gedung. Dari Hasil analisis diketahui bahwa dengan adanya gaya desain diafragma, menghasilkan tulangan elemen kolektor dengan dimensi tulangan 2D13 per lantai, dan terdapat balok kolektor dengan dimensi tulangan seragam 12D22 di setiap lantainya, terkecuali pada lantai 2 yang tidak terdapat balok kolektor. Kord pada balok dengan dimensi tulangan 3D16 pada lantai 1-9 dan 6D16 pada lantai 10. Diafragma yang dianalisis memiliki ketahanan geser yang baik dengan tebal pelat 130 mm, sehingga dapat mendistribusikan gaya lateral dengan baik pada elemen-elemen vertikal.
KAJIAN BETON POROUS DENGAN MENGGUNAKAN VARIAN GRADASI AGREGAT KASAR DAN SILICA FUME UNTUK PENGUJIAN KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH BETON Muhamad Rifa'i Zalalludin; Hendra Garnida; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 2 No. 2 (2022): SIMTEKS - September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v2i2.1231

Abstract

Pembuatan beton porous dengan bahan tambah silica fume sebesar 3%, digunakan 3 varian ukuran gradasi agregat kasar (agregat yang tertahan di ayakan 4,75mm , 9,5mm dan 12,5mm). Dimensi benda uji dibuat dalam bentuk silinder ukuran 15cm x 30cm. Pengujian yang dilakukan , kuat Tekan Beton dan Kuat Tarik Belah Beton. Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari. Penelitian dibuat 18 benda uji, BPTK 1 (4,75mm) 3 bh , BPTK 2 (9,5mm) 3 bh, BPTK 3 (12,5mm) 3 bh. BPTR 1 (4,75mm) 3 bh, BPTR 2 (9,5mm) 3 bh dan BPTR 3 (12,5mm) 3 bh. Penelitian ini digunakan perbandingan campuran beton 1 : 4 (semen : agregat kasar) dan w/c 0,34%. Hasil kuat tekan rata-rata benda uji BPTK 1-3  (11,01 MPa), BPTK 2 (9,10 MPa) dan BPTK 3 (7,76 MPa). Hasil kuat tarik belah benda uji BPTR 1 (1,32 MPa), BPTR 2 (0,94 MPa) dan BPTR 3 (0,71 MPa). Penurunan nilai kuat tekan BPTK 1 ke BPTK 2 sebesar (17,40%) dan BPTK 2 ke BPTK 3 sebesar (14,65%). Penurunan nilai kuat tarik belah dari BPTR 1 ke BPTR 2 sebesar (28,57%) dan BPTR 2 ke BPTR 3 sebesar (25,00%). Nilai persen rongga BPTK 1 (30,56%), BPTK 2 (32,88%) dan BPTK 3 (34,38%). Nilai persen rongga BPTR 1 (30,56%), BPTR 2 (32,88%) dan BPTR 3 (34,38%). Rata-rata berat jenis benda uji 1.821,88 Kg/m3.
ANALISIS PERILAKU STRUKTUR GEDUNG 15 LANTAI DENGAN PENGAKU DINDING GESER (SHEAR WALL) TIPE SIDE WALL | TERHADAP BEBAN GEMPA RENCANA BERDASARKAN SNI GEMPA 1726:2012 Muhammad Ramdhan Subaga; Hendra Garnida; Muhamad Ryanto
Sistem Infrastruktur Teknik Sipil (SIMTEKS) Vol. 2 No. 1 (2022): SIMTEKS - Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/simteks.v2i1.1540

Abstract

Pada penelitian ini akan dilakukan analisa perbandingan perilaku struktur pada pada gedung 15 lantai dengan sistem penahan gaya seismik pertama menggunakan struktur SRPMK dan sistem penahan gaya seismik kedua menggunakan struktur sistem ganda (SDSK). Dengan fungsi gedung sebagai hotel dan terletak di bandung sehingga tergolong kategori II dan termasuk kelas situs tanah sedang. Analisa dan pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak ETABS V9.5.0 dengan metode analisa yang di gunakan adalah respon spektra mengikuti persyaratan gempa SNI 1726 : 2012. Dimana dinding geser yang digunakan adalah tipe Side Wall  berbentuk I yang diletakan di tengah muka keliling bangunan, analisa yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan prilaku struktur yang meliputi periode, berat bangunan, gaya geser seismik, simpangan antar lantai dan P-Delta. Setelah ditambahkan dinding geser periode struktur terlalu kaku sehingga dilakukan optimasi pada bangunan agar mendapat nilai periode struktur yang diharapkan serta perilaku strukur lebih. didapat hasil perbedaan pada perilaku strukturnya sebagai berikut periode gedung SRPMK T=3.332 detik dan SDSK T=2.987 detik dengan nilai penurunan sebesar 10%. Dengan optimasi terjadi penurunan berat bangunan sebesar 10% dan penurunan pada defleksi maksimal sebesar 20% pada arah X dan 10% pada arah dengan sistem struktur dinding geser dan terjadi penurunan efek P-Delta sebesar 25% pada arah X dan 20% pada arah Y. Sehingga penggunaan dinding geser tipe Side Wall pada bangunan gedung 15 lantai sangat efektif menyerap gaya lateral dan memiliki nilai ekonomis dari segi penggunan penampang struktur, karena penampang induk yang di gunakan dapat lebih kecil dari bangunan tanpa dinding geser.