Rika Safitri Nur Azizah
Universitas Negeri Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Nilai Purnama Seruling Penataran Sebagai Representasi Pendidikan Karakter di Era Globalisasi Rika Safitri Nur Azizah; Anisa Amalia Maisaroh; Nuria Muyasaroh; Mellina Nur Hafida; Laila Inayah
Al Hikmah: Journal of Education Vol 2, No 1 (2021): Al Hikmah: Journal of Education
Publisher : Lembaga Pendidikan Hikmatun Najah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54168/ahje.v2i1.31

Abstract

Modernization has shifted the existence of local wisdom which has become the national identity due to the influence of the entry of foreign cultures. Various traditions and cultures that are firmly held begin to fade and even disappear with a stronger cultural dominance. This proves the existence of cultural development requires a comprehensive approach, one of which emphasizes the value of preserving culture and character in education. This study aims to find out the philosophical values that are present in the Purnama Seruling Penataran performance through descriptive qualitative methods in order to overcome the significant impact outlined in the learning model. The combination of online and offline is used in collecting, analyzing, and interpreting data for the distribution of information so that young people as the next generation know the ins and outs of preserving the culture of Penataran Temple. The conclusion of this research is that the Purnama Seruling Penataran performance is an effort as well as a form of cultural preservation that saves historical stories and local character values that can be imitated and implemented in everyday life. Purnama Seruling Penataran's philosophical values in this finding are in the form of religious, global diversity, mutual  cooperation, creativity, critical reasoning, and independence.Tidak ada batasan yang jelas atas terjadinya pergeseran antara budaya lokal dan budaya asing, sehingga Indonesia memerlukan penerapan pembelajaran kearifan lokal sebagai upaya penguatannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui nilai filosofis yang hadir dalam pagelaran Purnama Seruling Penataran guna dituangkan dalam kurikulum pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif dengan pendekatan studi etnopedagogi.  Hasil penelitian  menemukan bahwa nilai filosofis dalam pagelaran Purnama Seruling Penataran relevan dengan 5 karakter utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang meliputi religius, nasionalis, integritas, mandiri, dan gotong royong. Adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran muatan lokal yang mengangkat potensi daerah. Selain itu, sebagai acuan dalam eksplorasi nilai-nilai karakter kebudayaan lokal lainnya yang nantinya diimplementasikan dalam pendidikan. Berbagai tradisi dan kebudayaan yang dipegang teguh mulai luntur bahkan menghilang dengan dominansi budaya yang lebih kuat. Hal ini membuktikan eksistensi perkembangan budaya diperlukan pendekatan secara komprehensif salah satunya melalui penggalian nilai dalam Purnama Seruling Penataran.
Inovasi Pola Batik Ikonik Situs Rambut Monte Menggunakan Ased Based Community untuk Meningkatkan Daya Saing Industri Kreatif Desa Krisik Wahyu Djoko Sulistyo*; Siti Awaliyah; Fahrul Lukmanul Khakim; Mellina nur Hafida; Anisa Amalia Maisaroh; Rika Safitri Nur Azizah
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 6 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i6.21772

Abstract

Desa Krisik yang dikenal dengan kekayaan budayanya, menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya saing industri batik lokal. Salah satu cara yang diusulkan adalah inovasi pola batik ikonik berdasarkan situs sejarah Rambut Monte. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan daya saing komunitas batik lokal melalui pendekatan inklusif berbasis Ased Based Community yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Hadirnya potensi besar dari situs Rambut Monte yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembuatan batik, serta perlunya memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses produksi untuk mendukung inklusif sosial. Metode pengabdian yang digunakan adalah pengabdian tindakan partisipatif (Participatory Action Research, PAR) yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Ibu PKK, pengrajin batik, dan anak-anak berkebutuhan khusus. Tahapan pengabdian meliputi identifikasi potensi dan masalah, perancangan pola batik ikonik, pelatihan dan pendampingan, serta evaluasi dan analisis data. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi kegiatan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa inovasi pola batik berbasis ikon sejarah Rambut Monte mampu meningkatkan daya tarik dan nilai jual produk batik Desa Krisik. Selain itu, keterlibatan anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses produksi memberikan dampak positif terhadap keterampilan mereka dan mengurangi stigma negatif di masyarakat. Program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan juga berhasil meningkatkan kualitas produk dan pengetahuan teknis para pengrajin batik. Pentingnya pendekatan inklusif berbasis aset dalam pengembangan industri kreatif lokal. Selain meningkatkan daya saing ekonomi, pendekatan ini juga mendukung pembangunan sosial yang inklusiff dan berkelanjutan. Ke depan, model ini dapat diadaptasi dan diterapkan di komunitas lain untuk mengoptimalkan potensi lokal dan memberdayakan seluruh anggota masyarakat.
Kajian Historis Kepercayaan Danyang Telaga Rambut Monte Pada Masyarakat Desa Krisik Blitar Mellina Nur Hafida; Rika Safitri Nur Azizah; Ahmad Suhadak; Anisa Amalia Maisaroh; Aida Alta Sapaike; Wahyu Djoko Sulistyo
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 5 No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v5i2.3939

Abstract

Danyang Rambut Monte is believed to be a subtle spirit, having an important role in eliminating negativity in society. The existence of Danyang in Telaga Rambut Monte is associated with the folklore that developed in the community of Krisik Village, Blitar Regency. Folklore and those passed down from generation to generation are associated with calamity. The purpose of this study was to examine the history of Danyang in Telaga Rambut Monte in terms of the folklore that developed in the community. This research uses the historical method which is based on four main stages, namely, heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results showed that the history of Danyang was formed from oral tradition. Incarnated into a system of controlling social norms to form a ritual system. Meanings values Danyang ritual performed as a form of rescue (salvation) and order (cosmos) to the ecology in Telaga Hair Monte. Historically, this research is able to reveal phenomena or events based on real events regarding the folklore that developed at Telaga Rambut Monte.Danyang Rambut Monte dipercaya sebagai roh halus, memiliki peran penting dalam menghilangkan hal negatif dalam masyarakat. Keberadaan danyang di Telaga Rambut Monte dikaitkan dengan folklor yang berkembang dalam masyarakat Desa Krisik, Kabupaten Blitar. Folklor danyang diwariskan secara turun temurun berkaitan dengan malapetaka. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sejarah Danyang di Telaga Rambut Monte ditinjau dari folklor yang berkembang di masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang didasarkan pada empat pokok tahapan yaitu, heruristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan sejarah Danyang yang terbentuk dari tradisi lisan. Menjelma menjadi sistem pengendali norma-norma sosial hingga membentuk sistem ritual. Pemaknaan nilai-nilai ritual Danyang dilakukan sebagai bentuk penyelamatan (salvation) dan keteraturan (kosmos) terhadap ekologi yang ada di Telaga Rambut Monte. Secara historis penelitian ini mampu mengungkap fenomena atau peristiwa berdasarkan kejadian nyata mengenai folklor yang berkembang di Telaga Rambut Monte.