Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERKEMBANGAN PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH DI JAWA TIMUR Sudarmadi Purnomo; Baswarsiati Baswarsiati
CAKRAWALA Vol 3, No 1: Desember 2008
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2354.628 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v3i1.94

Abstract

Jawa Timur memiliki berbagai kekayaan plasma nutfah tanaman pangan dah hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan biofarmaka) serta ternak yang mempunyai ciri spesifik dan keunggulan yang berbeda sesuai dengan agroekologi spesifik. Persebaran plasma nutfah yang terdapat di hutan, di desa-desa atau di tengah-tengah ekologi manusia merupakan kekayaan aset negara dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, sandang, papan, obat-obatan, aneka industri dan pariwisata. Masalah yang dihadapi adalah belum banyak daerah dan masyarakatnya yang telah menyadari dan memahami dengan baik arti, fungsi dan pentingnya plasma nutfah. Kekayaan plasma nutfah yang ada belum banyak digali bahkan cenderung kurang diperhatikan sehingga belum banyak tindakan pelestariannya. Masih ingat diperlukan data base yang lengkap tentang keberadaan plasma nutfah tersebut baik dalm segi jenisnya, jumlahnya, kualitasnya, manfaatnya yang bernilai ekonomis maupun untuk pelestarian serta kelangkaanya. Beberapa plasma nutfah unggulan Jawa Timur telah dilepas oleh Menteri Pertanian menjadi varietas unggul nasional. Plasma nutfah unggulan maupun yang tidak bernilai ekonomis (bernilai pelestarian) tetap perlu dilestarikan secara insitu maupun ex situ sehingga perlu adanya dukungan pemeliharaan dan prasarana serta sarananya yang disesuaikan dengan agroekologinya, untuk itu perlu ditentukan wilayah yang akan digunakan untuk pelestarian ex situ tersebut. Varietas unggul yang telah dilepas perlu dikembangkan ke masyarakat dimana pengembangan tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak seperti Pemprop, Pemkab, Litbang, swasta dan masyarakat. Pengembangan varietas unggul sangat tergantung pada keberadaan benih bermutu sehingga sangat diperlukan penanganan benih yang perlu didukung kerjasama seperti Pemprop, Pemba, Litbang, swasta dan masyarakat. Sosialisasi pentingnya plasma nutfah serta varietas unggul sangat diperlukan melalui berbagai media serta berbagai tujuan dan sasaran.
STRATEGI RINTISAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (AIP) MELALUI INOVASI TEKNOLOGI DAN KELEMBAGAAN DENGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN DI KABUPATEN MALANG Baswarsiati Baswarsiati; Sudarmadi Purnomo
CAKRAWALA Vol 2, No 2: Juni 2008
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2320.997 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v2i2.90

Abstract

Rintisan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) melalui inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan dengan pemberdayaan masyarakat pedesaan di Kabupaten Malang atau lebih dikenal dengan istilah PRIMA TANI (Program Rintisan dan Akselerasi Pemsyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian) telah berjalan selama 18 bulan. Pada program ini yang akan diimplementasikan adalah pengembangan model Agribisnis Industrial Pedesaan dan yang akan digunakan sebagai Laboratorium Agribisnis adalah Lahan Kering Dataran Tinggi (LKDT) iklim basah yang berlokasi di desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Kegiatan Prima Tani di desa Wonosari diharapkan dapat mendukung Wisata Ritual Gunung Kawi yang lokasinya tepat di desa tersebut sehingga Rancang Bangun Laboratorium Agribisnis diarahkan pada agrowisata. Prima Tani di Kabupaten Malang dapat berjalan cukup baik karena respon masyarakat atau petani sangat tinggi, aparat pemerintah desa, kecamatan dan kabupaten sangat mendukung serta yang sangat penting adalah petugas detaser benar-benar ikhlas dalam menjalankan tugas sehingga mereka dapat membaur dan memberikan seluruh potensinya untuk kemajuan pembangunan pertanian di pedesaan
MEMBANGUN INDUSTRI PERBENIHAN BAWANG MERAH JAWA TIMUR Baswarsiati Baswarsiati; Diding Rahmawati; Abu Abu
CAKRAWALA Vol 5, No 1: Desember 2010
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1781.65 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v5i1.28

Abstract

Hingga saat ini masih banyak permasalahn yang muncul dalam penyediaan benih bawang merah terutama belum terpenuhinya benih bersertifikat. Selain itu juga belum adanya jabalsim perbenihan antara instansi terkait dan penangkar benih. Untuk itu BPTP Jatim memulai memproduksi benih sumber kelas BS dari varietas unggul yang berkembang di Jawa Timur dan bekerjasama dengan UPT Perbenihan Hortikultura untuk regulasi hasilnya menjadi kelas FS serta UPTPSBTPH sebagai pengawas benih yang akan mensertifikasi. Dari pengalaman memproduksi benih sumber dan hasil wawancara dengan pemangku kepentingan maka diuraikanlah berbagai masalah dan penanganannya agar industri perbenihan bawang merah di Jawa Timur berjalan lancer. Untuk memproduksi benih sumber mengikuti SPO perbenihan sedangkan sertifikasi mengikuti standar mutu benih sesuai kelas benihnya. Masih diperlukan penanganan kelembagaan yang lebih baik sehingga proses produksi benih lebih efisien dan distribusi benih lancer.
Pengaruh Berat Umbi Siung Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Bawang Putih (Allium sativum L.) Syamsul Arifin; Baswarsiati Baswarsiati; Yogi Sugito
Produksi Tanaman Vol. 8 No. 3 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bawang putih adalah sayuran rempah yang dikonsumsi sebagai bumbu masakan. Berdasarkan Badan Pusat Statistika (2018) produksi bawang putih 19,51 ribu ton hasil ini tidak dapat memenuhi permintaan yang ada. Salah satu penyebab rendah nya produksi adalah penggunaan berat bahan tanam yang kurang optimal di kalangan petani. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perlu diketahui berat umbi siung yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil bawang putih. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur. Bahan yang digunakan 3 varietas bawang putih. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama varietas yaitu Lumbu Kuning, Lumbu Hijau, dan Lumbu Putih. Faktor kedua adalah berat umbi siung yang terdiri dari 3 taraf yaitu B1: 0,5 gram, B2: 1,5 gram, dan B3: 2,5 gram. Parameter pertumbuhan meliputi indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman. Parameter panen meliputi bobot umbi pertanaman, diameter umbi pertanaman, jumlah siung, dan hasil panen. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Apabila hasil menunjukkan pengaruh yang nyata maka di uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan ada nya interaksi pada variabel pengamatan indeks luas daun, jumlah siung dan hasil panen. Perbedaan bahan tanam umbi siung memberikan respon berbeda terhadap pertumbuhan vegetatif dan hasil bawang putih. Lumbu Kuning dan Lumbu Putih dengan umbi siung 1,5 gram memberikan hasil yang optimal dan untuk Lumbu Hijau menggunakan umbi siung 2,5 gram menunjukkan hasil yang optimal.