Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Desain dan Kinerja Alat Pengolahan Bioetanol Model Baristand untuk Menghasilkan Bahan Bakar Etanol [Design and Performance of Bioethanol Processing Tool Baristand Model to Produce Fuel Grade Ethanol] Nicolas Tumbel; Supardi Manurung; Abnery Lay
Buletin Palma Vol 17, No 1 (2016): Juni, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v17n1.2016.41-49

Abstract

The development of renewable energy sources such as bioethanol was a major consideration, because of dwindling of unrenewable energy and increasing of energy needed. Utilization ofenergy from bioethanol was environmental friendly compared to fossil fuel. The objective of this research was to design small-scale bioethanol processing unit to produce bioethanol as a fuel or FGE which easily to be operated. The research was conducted at the Laboratory and Workshop of Research and Standardization of Industrial Institute Manado, and Equipment Engineeringof Indonesian Palms Crops Research Institute during 2013. The design of this machinery was based on to bioethanol processing unit through evaporator system-double distillation, and dehydration unit of bioethanol equipmet using molecular sieve zeolite with vacuum swing absorption techniques.Processing of FGE was equipped with controlled of temperature heating and utilization of molecular sieve for dehydrator column, processing. The process was evaluated for three times. The observed variables were design of tools (components, varianceof the operating unit temperature), and performance tools (working time, a flow rate of bioethanol, yield,  losses and quality of the product). The datas were analysis by descriptive method. The results showed that, the designed bioethanol processing tool has some main components such as evaporator tank, dehydrator column, and a distillation column. FGE was made by using bioethanol 90% as raw materials, temperature of heating operating (evaporator tank at 78-82ºC, dehydrator column around 76-90ºC, and distillation column about 25-35ºC. Theresulted FGE contains 99.88% of ethanol and yield reach to 92.13%. The FGE was visually clear and bright appearance, no deposits and debris. Bioethanol processing tools of Baristand model was more suitable to be used for farmer groups or small and medium level. ABSTRAKCadangan minyak bumi yang makin menipis dan makin meningkatnya kebutuhan energi serta dampak pencemaran lingkungan penggunaan energi dari minyak bumi, telah mendorong pengembangan sumber energi  terbarukan antara lain bioetanol. Tujuan penelitian untuk mendesain unit pengolahan bioetanol skala kecil  untuk menghasilkan bioetanol sebagai bahan bakar atau Fuel Grade Ethanol (FGE) yang praktis dioperasikan. Penelitian dilaksanakan pada Tahun 2013, di Laboratorium dan bengkel Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado serta Bengkel Rekayasa Alat Balai Penelitian Tanaman Palma.  Desain alat didasarkan pada alat pengolahan bioetanol dari aren sistem evaporator-destilator ganda,  dan alat dehidrasi bioetanol menggunakan saringan molekuler zeolit dengan teknik vacuum swing absorbtion. Pengolahan FGE dengan suhu pemanasan terkontrol dan menggunakan saringan molekuler pada kolom dehidrator, proses pengolahan dilakukan  sebanyak tiga kali. Pengamatan terdiri atas: desain alat (komponen alat, keragaman suhu unit operasi), dan kinerja alat (waktu kerja, laju alir bioetanol, rendemen, kehilangan hasil, dan mutu produk). Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat pengolahan bioetanol yang didesain dengan komponen utama adalah tangki evaporator, kolom dehidrator, dan kolom destilator.  Pengolahan FGE menggunakan   bahan baku bioetanol  kadar 90%, suhu pemanasan unit operasi, yakni tangki evaporator 78-82ºC, kolom dehidrator 76-90ºC, dan kolom destilator 25- 35ºC. FGE yang dihasilkan berkadar etanol 99,88% dan rendemen 92,13%. FGE memenuhi syarat mutu dan secara visual kenampakan jernih dan terang, tidak ada endapan dan kotoran. Alat pengolahan bioetanol model Baristand ini, lebih sesuai penggunaannya untuk kelompok tani atau Usaha Kecil Menengah.
Disain dan Kinerja Mesin Pemotong Sabut Kelapa Muda [Design and Performance of Tender Coconut Husk Trimmer Machine ] Nicolas Tumbel; Supardi Manurung
Buletin Palma Vol 19, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v19n2.2018.69-78

Abstract

Coconut fruit has an enormous size that requires a spacious place to pack. Serving young coconut required an fascinating shape so the customers are more interested to drink young coconut water. This activity was held in Baristand Industri Manado in March-December 2015. Engineering activities of coconut coir tool machine have been conducted with the aim to design and test the performance of coconut coir cutters. Young coconuts are shaped like diamonds by eliminating a part of coconut coir providing a more elegant and attractive shape. The process is done by cutting some coconut husk surface with cutting machine tool. This machine has a dimension of 95 cm of length, 60 cm of width and 142 cm of height. The machine built using stainless steel, equipped with a bottom and top lever, an arrow-shaped holder, 2 cutting knives (body and shoulders parts), cutting knife on both the bottom and the top, 1 HP/1420 rpm electric motor and frame/stand. The position of the blade on body part has inner slope of 95 ° while the outer slope 85 °. Shoulder- cutting knife with an inner slope angle of 45° while the outer 45°. The time used for cutting coconut coir for 0 days storage is 172 seconds, 2 days storage is 178 seconds, and 4 days storage is 204 seconds. This machine is able to cut 21 young coconuts per hour, with unpeeled portion is around 1.1-11.27%. This machine is suitable for Small Medium Enterprises (SMEs), restaurants/cafes and young coconut traders.  ABSTRAKBuah kelapa memiliki sifat yang kamba sehingga memerlukan banyak tempat pada saat dilakukan pengemasan. Kelapa muda dalam penyajiannya diperlukan bentuk yang menarik sehingga pelanggan lebih tertarik untuk minum air kelapa muda. Kegiatan ini dilaksanakan di Baristand Industri Manado pada bulan Maret-Desember 2015. Kegiatan rekayasa alat mesin pemotong sabut kelapa muda telah dilaksanakan dengan tujuan untuk merancang dan menguji kinerja alat pemotong sabut kelapa muda. Kelapa muda dibentuk menyerupai berlian dengan maksud untuk menghilangkan sifat kamba pada sabut kelapa serta memberikan bentuk yang lebih elegan dan menarik. Pembuatannya dilakukan dengan cara memotong sebagian permukaan sabut kelapa dengan menggunakan mesin pemotong. Alat pemotong kelapa muda yang dirancang memiliki dimensi panjang 95 cm, lebar 60 cm dan tinggi 142 cm. Alat terbuat dari bahan stainless steel, dilengkapi dengan tuas/pengungkit bawah dan atas, dudukan kelapa bentuk panah, 2 buah pisau pemotong (bagian badan dan bahu), pisau pemotongan bagian dasar dan puncak, motor listrik 1 HP/1420 rpm, dan rangka/dudukan alat. Letak pisau pada alat pengupas atau pemotong sabut kelapa muda bagian badan (body) kelapa dengan sudut kemiringan bagian dalam 95° sedangkan bagian luar 85°. Pisau pemotong bahu dengan sudut kemiringan bagian dalam 45° sedangkan bagian luar 45°. Waktu yang digunakan untuk pemotongan sabut untuk kelapa yang berumur penyimpanan 0 hari adalah 172 detik, penyimpanan 2 hari dengan waktu 178 detik, dan penyimpanan 4 hari adalah 204 detik. Alat mesin yang dihasilkan mampu untuk memotong 21 buah kelapa muda per jam dengan bagian yang tidak terkupas adalah 1,1-11,27%. Penggunaan mesin pemotong sabut kelapa ini sesuai untuk Usaha Kecil Menengah (UKM), restoran/cafe dan pedagang kelapa muda.
Pengembangan Model EPQ dengan Variasi Biaya Setup dan Biaya Penyimpanan serta Pengiriman Diskrit Supardi Manurung; Erika Fatma; Sukoyo Sukoyo
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.6802

Abstract

Makalah ini mengkaji kebijakan inventori pada perusahaan yang memiliki kapasitas gudang terbatas sehingga pengiriman barang harus dilakukan secara diskrit serta mempertimbangkan variasi biaya setup yang meningkat berdasarkan lama waktu produksi dan biaya penyimpanan yang meningkat sesuai fungsi waktu penyimpanan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengembangkan model Economic Production Quantity (EPQ) dan meminimasi total biaya inventori dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Terdapat dua kasus yang dikaji yaitu variasi biaya setup yang dikombinasikan dengan variasi biaya penyimpanan (H). Metode optimasi digunakan untuk mendapatkan waktu siklus (T) optimal. Berdasarkan T optimal yang dihasilkan, dihitung nilai waktu produksi (Tp), jumlah produksi (Q), jumlah pengiriman (m), kapasitas pengiriman (k), dan total biaya optimal. Perhitungan numerik menunjukkan bahwa 2 model yang dihasilkan dapat menurunkan total biaya secara keseluruhan. Penurunan nilai TC* terbesar dicapai pada saat β=1 dan ε=0,4 yaitu sebesar $3.967 (0,198%) untuk model 1 sedangkan untuk model 2, diperoleh pada saat β=1 yaitu sebesar $2.607 (0,130%). 
Analisis Mutu Keripik Salak Metode Penggoreng Vakum Nicolas Tumbel; Supardi Manurung
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6637

Abstract

Diversifikasi produk olahan buah salak (Salacca edulis) perlu dilakukan karena produksi buah salak cukup tinggi namun memiliki umur simpan yang relatif pendek. Salah satu produk olahan yang bisa dibuat adalah keripik. Proses penggorengan yang dilakukan secara konvensional dirasa kurang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan mutu keripik salak dengan menggunakan penggoreng vakum. Perlakuan yang dilakukan dengan menerapkan beberapa variasi pada suhu penggorengan yaitu 70oC, 80oC, dan 90oC dengan waktu penggorengan 50 menit. Pengamatan yang dilakukan meliputi kapasitas penggorengan vakum, rendemen produk, dan mutu keripik. Mutu produk diuji dengan pengamatan keadaan (bau dan rasa, warna, tekstur, dan keutuhan), kadar lemak, kadar abu, kadar air, cemaran logam Pb, serta cemaran mikroba ALT (Angka Lempeng Total). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil ujicoba, kapasitas rata-rata mesin penggoreng vakum untuk buah salak adalah 2 kg, rendemen produk berkisar antara 25,42- 27,92%. Berdasarkan hasil analisis laboratorium diperoleh bau dan rasa yang normal, tekstur yang renyah, warna kuning kecoklatan, dan keutuhan 98%. Keripik salak yang dihasilkan memiliki kadar lemak 16,43-19,95%, kadar abu 1,65-2,76%, kadar air 2,59-3,91%, cemaran Pb 0,04-0,09 mg/kg, dan cemaran mikroba ALT 3 x 10 kol/g.