Ni Wayan Ramini Santika
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMAHAMAN KONSEP TEOLOGI HINDU (PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU) Ni Wayan Ramini Santika
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 8 No 1 (2017): PENDIDIKAN DAN BUDAYA HINDU
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v8i1.303

Abstract

Dalam kehidupan beragama khususnya agama Hindu yang memiliki suatu Pemahaman Konsep Teologi Hindu yang bersumber daripada Kitab Suci Veda dan Kitab Suci Panaturan, karena kitab suci sebagai pedoman umat Hindu dalam memperkuat keimanan tentang pengetahuan Ketuhanan. Agama Hindu mengembangkan ajarannya sesuai dengan desa (tempat), kala (waktu/penentuan hari baik atau buruk) dan patra (keadaan sosial ekonomi, situasi dan kondisi). Selain itu, dalam pelaksanaan ajaran agama Hindu juga selalu berpegang pada Tiga Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa (filsafat), etika (tata susila) dan ritual (upacara). Ketiga kerangka ini merupakan sebagai dasar bagi setiap umat Hindu dalam usahanya untuk mencapai ketenangan dan ketentraman dalam keyakinanya. Aspek tattwa atau filsafat agama merupakan inti ajaran Agama Hindu, sedangkan aspek susila atau etika merupakan pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Aspek upacara atau ritual agama merupakan yadnya, persembahan atau pengorbanan suci yang tulus ikhlas kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ketiga aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Karena itu ketiga kerangka dasar agama tersebut harus dipahami, mengingat ketiganya saling berkaitan. Memahami atau tidak memahami salah satu aspek, dapat mengakibatkan pemahaman terhadap Agama Hindu menjadi tidak lengkap dan bahkan bisa mengaburkan atau memberi pengertian yang keliru terhadap Agama Hindu.. Pendidikan Agama Hindu diberikan pada peserta didik diharapkan agar menjadi orang yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan Pendidikan Agama Hindu dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran Agama Hindu sehingga terbentuknya budi pekerti yang luhur dan berakhlak yang mulia.
Pendidikan Agama Hindu Sebagai Dasar Dalam Pembentukan Karakter Ni Wayan Ramini Santika
Satya Widya: Jurnal Studi Agama Vol 1 No 2 (2018): Satya Widya: Jurnal Studi Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/swjsa.v1i2.47

Abstract

Kemajuan IPTEK cenderung menimbulkan perbedaan pandangan antara generasi tua dan generasi muda. Oleh karena itu mempelajari orientasi nilai pada kalangan remaja dan peserta didik, khususnya sikap keberagamannya tentulah penting dilakukan. Pembinaan generasi muda sebagai generasi penerus adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Dengan Pendidikan Agama Hindu dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran Agama Hindu sehingga terbentuknya budhi pekerti yang luhur dan berakhlak yang mulia. Individu yang memiliki karakter mulia yaitu individu yang memiliki potensi diri seperti yang ditandai dengan nilai-nilai seperti percaya diri, rasional, logis, kreatif dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, sabar, rela berkorban, berpikir positif, disiplin, bersemangat, dinamis, produktif. Di dalam kitab suci Bhagavadgita dinyatakan ada dua kecendrungan yang mempengaruhi karakter manusia, yaitu sifat-sifat ke-devata-an (daivi sampat) dan sifat-sifat keraksasaan (asuri sampat). Kedua kecendrungan ini secara langsung atau pun tidak langsung akan membentuk karakter manusia.
DINAMIKA RITUAL BEBANTAN LAMAN PADA MASYARAKAT DAYAK TOMUN DI KECAMATAN DELANG KABUPATEN LAMANDAU Nali Eka; Mariatie Mariatie; Hendri Hendri; Ni Wayan Ramini Santika
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 9 No 1 (2018): PENDIDIKAN KARAKTER HINDU
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v9i1.871

Abstract

Upacara Bebantan Laman yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Dayak Tomun tentunya memiliki fungsi dan makna bagi kehidupan mereka sehingga terus dilaksanakan sampai saat sekarang. Sebagian kalangan menganggap upacara tersebut sebagai keyakinan atau agama, sehingga nilai sakralnya sangat dominan. Sebaliknya, mereka yang berada di luar ruang lingkup tradisi tersebut memahami biasa, hanya memandangnya sebagai adat istiadat warisan leluhur, atraksi budaya atau bahkan hanya sekedar tontonan rekreasi semata. Walaupun masih dilaksanakan secara turun temurun sampai hari ini, namun tidak imun terhadap perubahan dan perkembangan kemajuan jaman, sehingga dapat mengalami dinamika atau gerak perubahan dari waktu ke waktu oleh masyarakat penganutnya. Bebantan Laman adalah upacara memberi sesajian untuk pelindung kampung yaitu Tuhan Sang Hyang Duwata beserta para manifestasinya. Upacara Bebantan dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap kegiatan pokok dan tahap akhir upacara yang langsung dipimpin oleh Betaro. Dinamika yang dimaksud dalam upacara Bebantan Laman ini adalah gerak perubahan upacara Bebantan Laman ini dari waktu ke waktu oleh masyarakat penganutnya, sehingga keberadaan upacara ini mengalami perubahan, perkembangan dan kesinambungan.