Rahayu Wulaning P.S
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TEACHING READING COMPREHENSION NARRATIVE TEXT BY COMBINING GIST STRATEGY AND MAGNET SUMMARY STRATEGY FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS Yunita, Ratna; P.S, Rahayu Wulaning
Pendidikan Bahasa Inggris Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Publisher : Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keahlian membaca merupakan sebuah keahlian yang harus dimiliki oleh setiap siswa termasuk siswa sekolah menengah pertama dengan mempertimbangkan banyaknya keuntungan dari membaca. Membaca selain dapat menambah ilmu pengetahuan membaca juga dapat menjadi sebuah hiburan bagi para pembaca. Akan tetapi, kemampuan membaca yang harus dimilikki oleh setiap siswa tidak dapat berkembang dengan mudah khusunya untuk bahasa asing seperti bahasa Inggris. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan kemampuan membaca tersebut, penulis mengajukan sebuah gagasan baru dengan mengombinasikan dua strategi yang digunakan dalam satu kali pengajaran.  Strategi tersebut adalah GIST strategi dan Magnet Summary strategi. Pada umumnya, kedua strategi ini mempunyai tujuan yang sama dalam peningkatan kemampuan membaca dimana strategi-strategi ini menuntun siswa untuk dapat menemukan gagasan utama dari teks bacaan yang sedang dipelajari. GIST strategi  dapat diterapkan dengan memenggal bagian-bagian teks kedalam beberapa sesi. Kemudian, siswa akan dituntun untuk menentukan gagasan setiap sesi yang berupa penggalan paragraf-paragraf. Sedangkan, Magnet Summary juga diterapkan melalui penentuan gagasan utama dengan meminta siswa membaca kalimat per kalimat dan paragraf per paragraf. Jadi diharapkan dengan kombinasi ini, pemahaman siswa terhadap teks akan lebih mudah ditingkatkan dan siswa dapat memahami cara-cara yang dapat dilakukan untuk menetukan gagasan sebuah teks bacaan dengan mudah. 
Encouraging Students’ Speaking Activity by using Right Is Right Technique at Junior High School Aryati, Siska; P.S, Rahayu Wulaning
Pendidikan Bahasa Inggris Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Publisher : Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu keahlian yg harus diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Inggris adalah speaking (percakapan). Pengajaran speaking diharapkan dapat menjadikan siswa-siswa mampu mengespresikan ide-ide mereka secara lisan supaya mampu untuk berkomunikasi dengan baik.Berdasarkan wawancara salah satu guru yang mengajar di SMP N 30 Padang siswa mempunyai masalah dalam berbicara   : Pertama, beberapa siswa-siswi mendapat kesulitan dalam mengekspresikan ide dan pendapat mereka dalam berbicara. Mereka tidak banayak mempunyai kosakata membuat mereka kehilangan motivasi dalam berbicara. Kedua, kebayakan guru hanya focus pada pembelajaran membaca dan menulis, sedangkan berdasarkan kurikulum guru dituntut untuk menyeimbangkan antara mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Ketiga, siswa-siswi merasa proses pembelajaran berbicara merasa membosan kan, karena guru hanya menggunakan teknik yang sama dalam pembelajaran. Oleh karena itu di perlukan sebuah startegi atau metode untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satunya teknik berbicara adalah menggunakan Right is Right Technique.  Right is Right Technique merupakan salah satu strategi pengajaran speaking yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Teknik pengajaran ini dilakukan dengan langsung berhadapan  antara guru dan siswa didalam pengajaran proses berbicara dikelas. Dengan menggunakan sebuah pertanyaan dan meminta siswa untuk menjawab benar-benar komplit. Apa pun jawaban dari siswa, guru jangan sampai memberikan langsung jawaban yang benar.Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut pertanyaan itu dengan pentunjuk- petunjuk yang dberikan oleh guru tahap demi tahap. Dari setiap tahap demi tahap, seluruh siswa dapat memberikan pendapat dan ide mereka. Sehingga siswa tidak pasif dan takut dalam berbicara karena takut salah dalam menyapaikan pendapat. Dari proses tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bicara siswa dan juga menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif dalam bahasa Inggris.