Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SIMULASI PENGARUH REFLUX RATIO PADA PROSES PEMURNIAN ETIL ASETAT DENGAN DISTILASI EKSTRAKTIF MENGGUNAKAN CHEMCAD Aldila Afini Rahima; Ernia Novika Dewi
Jurnal Chemurgy Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Chemurgy-Juni 2020
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.819 KB) | DOI: 10.30872/cmg.v4i1.4071

Abstract

Kebutuhan etil asetat di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Etil asetat di industri banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dan bahan aditif untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin. Pemisahan campuran terner etil asetat/etanol/air tidak dapat dilakukan dengan distilasi konvensional karena adanya titik azeotrop. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menggunakan distilasi ekstraktif. Distilasi ekstraktif merupakan proses pemisahan campuran yang terkendala titik azeotrop dengan menambahkan zat ketiga yang bersifat non-volatile dan biasanya disebut sebagai solvent atau entrainer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reflux ratio terhadap proses pemurnian etil asetat untuk mendapatkan etil asetat dengan kemurnian tertinggi. Simulasi dilakukan pada kolom distilasi ekstraktif dengan software CHEMCAD dan menggunakan model termodinamika NRTL. Hasil simulasi terbaik diperoleh pada reflux ratio 2,0 dengan kemurnian etil asetat 98% mol pada suhu 77oC dengan laju alir mol etil asetat sebesar 85,09 kmol/jam. Kata Kunci : CHEMCAD, distilasi ekstraktif, etil asetat, reflux ratio
PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK KELAPA PADA METODE BASAH Khoridho Putra Firdana; Ernia Novika Dewi
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 7, No 2 (2021): August 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i2.289

Abstract

Minyak yang diekstrak dari kelapa dapat menjadi bahan baku dalam pembuatan minyak goreng, margarin, selai, mentega, biodisel dan kosmetik. Dari sisi ekonomi, minyak kelapa memiliki nilai ekonomi yang yang cukup tinggi karena permintaan di pasaran terus meningkat. Metode pembuatan minyak kelapa yang umum digunakan adalah metode basah dan metode kering.  Metode basah lebih dipilih karena lebih ekonomis dalam hal penggunaan alat. Disamping itu metode ini lebih singkat karena tanpa pengeringan kelapa menjadi kopra. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu pemanasan terhadap rendemen minyak kelapa yang dihasilkan pada metode basah. Pembuatan minyak kelapa dengan metode basah diawali dengan pemisahan daging kelapa dari kulitnya, pencucian, pengecilan ukuran sampai didapatkan santan (coconut milk). Santan kemudian dilakukan pemanasan pada suhu 90 C disertai pengadukan selama variabel waktu  100, 120, 140, 180 sampai dihasilkan minyak kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen terbesar yaitu 22,22 % diperoleh pada waktu pemanasan 120 menit.
SELEKSI PROSES DAN PENENTUAN KAPASITAS PABRIK PADA PRA-RANCANGAN PABRIK BUBUK KALDU JAMUR TIRAM Firdausya Pramada Putri; Ernia Novika Dewi
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.423

Abstract

Kebutuhan masyarakat di Indonesia dinilai semakin beragam dari tahun ke tahun, tak terkecuali kebutuhan akan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Salah satunya yaitu MSG sebagai penyedap rasa sintetis. Peningkatan impor MSG menunjukkan bahwa penggunaan MSG di Indonesia relatif besar dan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data impor MSG, pada tahun 2020 meningkat 64,5% dari tahun sebelumnya. Peningkatan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat mendorong penggunaan produk makanan yang lebih aman untuk kesehatan. Salah satu inovasi penyedap rasa berbahan alami yang digunakan adalah jamur yang diolah menjadi produk penyedap rasa dengan nama bubuk kaldu jamur. Sebelum pendirian suatu pabrik dilakukan pra-rancangan pabrik, dimana akan ditentukan kapasitas produksi dan seleksi proses untuk mengetahui proses terbaik. Berdasarkan pemilihan proses dengan menggunakan metode grading, pengeringan dengan metode spray drying merupakan proses pengeringan terbaik untuk menghasilkan bubuk kaldu jamur tiram dengan yield sebesar 35% dan waktu pengoperasian terendah yaitu 15 menit. Dengan mempertimbangkan faktor bahan baku dan perubahan pola hidup masyarakat akan kesehatan, maka pra-rancangan pabrik bubuk kaldu jamur tiram ini ditentukan berkapasitas 5.000 ton/tahun.
PENGARUH PERBANDINGAN MALTODEKSTRIN TERHADAP KARAKTERISTIK KALDU JAMUR MERANG BUBUK Alzena Araminta Aileen Janitra; Ernia Novika Dewi
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.469

Abstract

Bahan tambahan pangan adalah zat yang sangat dibutuhkan konsumen dengan tujuan meningkatkan nilai organoleptik makanan. Sebagian besar dari bahan tambahan pangan menggunakan bahan sintetis seperti Monosodium glutamate (MSG). MSG dapat diganti dengan penyedap alami yang memiliki kemiripan rasa. Jamur dikenal sebagai salah satu bahan pangan yang bisa dimanfaatkan untuk membuat penyedap rasa alami. Jamur merang (Volvariella volvaceae) merupakan bahan makanan alami yang memiliki kandungan asam glutamat yang cukup tinggi yaitu sebesar 4%. Jamur merang dapat digunakan sebagai bahan penyedap rasa alternatif yaitu dijadikan sebagai kaldu jamur bubuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan maltodekstrin terhadap karakteristik fisiokimia dan organoleptik serta nilai yield dari bubuk kaldu jamur yang dihasilkan. Jamur merang sebagai bahan utama dicampur dengan bumbu pelengkap seperti bawang merah, bawang putih, garam, lada, dan gula. Filtrat yang dihasilkan ditambahkan dengan bahan pengental Maltodekstrin dengan perbandingan komposisi yaitu 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40% dan 45%. Selanjutnya dilakukan proses foam mat drying yaitu dengan menambahkan putih telur yang dikocok hingga berbusa kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Hasil dari penelitan menunjukkan formulasi terbaik yaitu komposisi maltodekstrin 25% (b/v) dengan kadar air 0.08%, kadar abu 0.23% dan nilai yield sebesar 12.41 %.
PRETREATMENT SONIKASI DAN STEAM DISTILLATION UNTUK MENINGKATKAN YIELD MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK SEBAGAI MEDIA PELURUH SAMPAH STYROFOAM Ednin Syahrul Ramadhan; Hardjono Hardjono; Muhammad Alfin Firdaus; Ernia Novika Dewi
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.428

Abstract

Sampah styrofoam merupakan sampah anorganik yang sulit terurai sehingga berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Limonene merupakan salah satu komponen terbanyak yang terdapat pada kulit jeruk dan mampu meluruhkan styrofoam dengan memecah ikatannya menjadi monomer sehingga mudah terurai oleh alam. Limonene dapat dihasilkan dari minyak atsiri kulit jeruk dan kandungan limonene merupakan komponen terbesar pada minyak atsiri kulit jeruk. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang pretreatment sonikasi dan steam distillation untuk meningkatkan yield minyak atsiri dari kulit jeruk sebagai media peluruh sampah styrofoam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu sonikasi dan waktu distilasi terhadap yield minyak atsiri kulit jeruk yang dihasilkan, serta membuktikan minyak atsiri mampu meluruhkan styrofoam. Proses ekstraksi kulit jeruk peras dilakukan menggunakan metode steam distillation dengan disertai proses sonikasi sebagai pretreatment. Kondisi terbaik pada proses ekstraksi dicapai pada waktu sonikasi 1 jam dan waktu distilasi 6 jam dengan yield yang didapat 2,1095 %. Minyak atsiri yang dihasilkan memiliki densitas 0, 827287 gr/ ml, viskositas kinematik 0,01025744 cm2/s dan viskositas dinamis 0,0084858 gr/cms. Dari hasil analisis GC-MS, komponen penyusun minyak atsiri kulit jeruk peras adalah limonene 98,52% dan myrcene 1,48%. Hasil peluruhan styrofoam jenis wadah elektronik menggunakan larutan peluruh dengan komposisi (minyak atsiri : etanol : air) adalah 1:1:2 kemudian dianalisis dengan GC-FID menunjukkan adanya perubahan polistiren menjadi monostiren.
PENGARUH KONSENTRASI PUTIH TELUR DALAM PEMBUATAN BUBUK KALDU JAMUR TIRAM DENGAN METODE FOAM MAT DRYING Muhammad Zamzami; Ernia Novika Dewi
DISTILAT: JURNAL TEKNOLOGI SEPARASI Vol 8, No 4 (2022): December 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i4.492

Abstract

Monosodium Glutamate (MSG) sudah dikenal sejak lama sebagai bahan tambahan untuk menyedapkan dan menguatkan rasa pada makanan. Terlalu banyak mengonsumsi MSG dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Cara lain untuk menghasilkan rasa umami atau gurih pada makanan tanpa menggunakan MSG adalah dengan olahan jamur berupa bubuk kaldu jamur. Salah satu cara untuk membuat bubuk kaldu jamur adalah menggunakan metode foam mat drying dimana proses pengeringan melibatkan pencampuran kaldu jamur dengan bahan pembusa untuk menghasilkan  busa  yang  stabil. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan bubuk kaldu jamur dengan variabel konsentrasi putih telur sebagai bahan pembusa sebesar 10%, 15%, 20% , 25%, 30%, 35% (b/v). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi putih telur dalam pembuatan bubuk kaldu jamur terhadap nilai yield dan pengujian organoleptik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, nilai yield berbanding lurus dengan konsentrasi putih telur, dengan hasil terbaik pada konsentrasi 35% yaitu sebesar 33,2%. Hasil terbaik berdasarkan uji organoleptik yang didapatkan pada variabel konsentrasi putih telur 20%.
Karakterisasi Biodegradable Foam dari Pati Sagu Termodifikasi dengan Kitosan Sebagai Aditif Nanik Hendrawati; Ernia Novika Dewi; Sandra Santosa
Jurnal Teknik Kimia dan Lingkungan Vol. 3 No. 1 (2019): April 2019
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.704 KB) | DOI: 10.33795/jtkl.v3i1.100

Abstract

Biodegradable foam merupakan kemasan alternatif pengganti styrofoam yang menggunakan bahan baku utama berupa pati sehingga kemasan tersebut dapat terurai secara alami. Namun, produk biodegradable foam yang dihasilkan masih memiliki karakteristik sifat yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi kitosan terhadap karakteristik sifat biodegradable foam yang dihasilkan dari pati sagu alami dan termodifikasi menggunakan metode hidrolisis asam – alkohol. Jenis asam yang digunakan pada hidrolisis asam adalah HCl. Konsentrasi kitosan yang ditambahkan pada penelitian ini divariasikan mulai dari 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 % w/w dari pati. Pembuatan biodegradable foam dilakukan menggunakan metode baking process yang dimulai dengan percampuran bahan selain pati sagu termodifikasi, dilakukannya pengadukan hingga campuran menjadi homogen dan mengembang, dan dipanggang didalam oven dengan suhu 125ºC. Analisa pada biodegradable foam adalah analisa daya serap air, analisa kemampuan daya urai dan uji tarik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi asam – alkohol pada pati sagu tidak mempengaruhi gugus fungsi. Sifat mekanis biodegradable foam yang terbaik pada penelitian ini diperoleh menggunakan pati sagu termodifikasi HCl dan penambahan kitosan sebesar 20% w/w yang memiliki daya serap 4,95 %, densitas sebesar 1.2 g/m3 kemampuan degradasi sebesar 25.12 % dan kekuatan tarik sebesar 1,27 Mpa Biodegradable foam is an alternative packaging for styrofoam which uses the main raw material in the form of starch so that the packaging can be decomposed naturally. However, the biodegradable foam products produced still have low characteristics. This research is conducted to determine the effect of the addition of chitosan concentration on the characteristics of biodegradable foam properties produced from natural sago and modified sago starch using acid-alcohol hydrolysis method. The type of acid used in acid hydrolysis is HCl. The concentrations of chitosan added in this study are varied from 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30% w / w of starch. Biodegradable foam production is carried out by using the baking process method which begins with the mixing of ingredients other than modified sago starch, stirring until the mixture becomes homogeneous and expands, and baked in an oven at 125ºC. The caracterisation of biodegradable foam are water absorption analysis, biodegradability analysis, and tensile test. The results show that modification of acid-alcohol on sago starch do not affect the functional group. The best mechanical properties of biodegradable foam in this research are obtained by using HCl-modified sago starch and addition of chitosan by 20% w / w which have an absorption capacity of 4.95%, density of 0.6 g / m3, degradation ability of 25.12% and tensile strength of 1.27 MPa.