Sihar Pandapotan
Staf Edukatif Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ-UT) Medan, IndonesiaThe research was motivated by the implementation of face-to-face tutorial in UPBJJ-UT Medan that is still considered to have several problems, such as the d

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tutorial Tatap Muka di Universitas Terbuka Medan Pandapotan, Sihar
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 6, No 1 (2014): Penelitian dan Artikel Ilmiah Pendidikan/Non Kependidikan Ilmu Sosial dan Buday
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was motivated by the implementation of face-to-face tutorial in UPBJJ-UT Medan that is still considered to have several problems, such as the declining of student attendance rates in several study groups (pokjar). This study aimed to: (1) describe the implementation of face-to-face tutorial (TTM) and the criteria of the tutorial systems in UPBJJ-UT Medan, (2) analyze the factors that determine the quality of tutorial, and (3)identified factors that impede the quality of tutorial. The researchis descriptive with a qualitative approach. Data were  collected through interviews and distributing questionnaires to 75 respondens who were randomly assigned; and analyzed by qualitative descriptive. The results showed that : (1) TTM held in UPBJJ-UT Medan through the stages of the recruitment of tutors, tutor training, delivery of instructional materials timely, and tutorial monitoring. While the geographical factors used as criteria for the establishment of tutorial areas with the system model block, semi-block and regular. (2) supporting factors of tutorial quality: (a) tutors, (b) instructional materials, (c)students, (d) tutorial location, and (e) the examination system; and (3) inhibiting factors include: (a) distance, (b) age, (c) time, (d) economic and (e) cultural-religion.
Proses Peminangan Menurut Adat Istiadat Gayo di Desa Kala Lengkio Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Pandapotan, Sihar
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 9, No 1 (2017): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses peminangan menurut adat istiadat Gayo di Desa Kala Lengkio Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Masyarakat desa Kala Lengkio sebagian besar mempertahankan proses peminangan sesuai adat istiadat Gayo. Munginte merupakan tradisi yang telah dilakukan masyarakat Gayo Desa Kala Lengkio secara turun temurun. Orang tua pria menunjuk seorang wakil untuk meminang seorang wanita untuk dijadikan calon istri anaknya, hal ini perlu dimusyawarahkan untuk mengetahui apakah perempuan yang akan dipinang itu belum dipinang orang lain secara sah, karena menurut syari’at haram meminang orang yang telah dipinang orang lain. Bagi masyarakat Gayo, kebiasaan ini adalah upaya untuk melestarikan adat istiadat yang telah diwariskan oleh leluhur, antara lain dengan mengadakan pentas seni atau sering mengadakan pertemuan dengan pemuka adat. Bagi orang tua diharapkan dapat mengajarkan adat istiadat kepada generasi penerus, sehingga adat yang ada tetap lestari hingga akhir zaman.
Mekanisme Survival Perempuan Pemecah Batu Di Desa Marjanji, Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai Pandapotan, Sihar; Andayani, Trisni
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 10, No 1 (2018): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan terhadap fenomena cara bertahan hidup Perempuan Pemecah Batu Di Desa Marjanji, Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai di tengah Keterbatasan sumber daya alam/ lapangan pekerjaan. Batu yang diambil dari sungai, dikumpul dan dipecahkan tersebut dijual dengan harga Rp 5000/bak (keranjang 30×30 cm). Lahan pengumpulan batu juga terbagi-bagi sesuai dengan tangkahan yang dimiliki, senilai Rp 20.000/meter. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif bersifat Kualitatif, dengan menggunakan metodologi ini akan dapat menyelediki dan mendeskripsikan permasalahan yang terjadi pada mekanisme survival Perempuan Pemecah Batu. Setelah melalui tahapan penelitian ini pada akhirnya menghasilkan temuan pokok yaitu faktor-faktor penyebab perempuan bekerja sebagai pemecah batu adalah Ingin memenuhi kebutuhan hidup keluarga dalam sektor ekonomi; 2) Rendahnya tingkat pendidikan; 3) Adanya keinginan membantu kepala rumah tangga sebagai bentuk ungkapan kasih sayang terhadap keluarga; 4) Keterbatasan sumber daya alam/ lapangan pekerjaan; 5) Pekerjaan pemecah batu sudah menjadi pekerjaan yang turun temurun.
Kajian Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tutorial Tatap Muka di Universitas Terbuka Medan Pandapotan, Sihar
JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Vol 6, No 1 (2014): JUPIIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial) JUNI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research was motivated by the implementation of face-to-face tutorial in UPBJJ-UT Medan that is still considered to have several problems, such as the declining of student attendance rates in several study groups (pokjar). This study aimed to: (1) describe the implementation of face-to-face tutorial (TTM) and the criteria of the tutorial systems in UPBJJ-UT Medan, (2) analyze the factors that determine the quality of tutorial, and (3)identified factors that impede the quality of tutorial. The researchis descriptive with a qualitative approach. Data were  collected through interviews and distributing questionnaires to 75 respondens who were randomly assigned; and analyzed by qualitative descriptive. The results showed that : (1) TTM held in UPBJJ-UT Medan through the stages of the recruitment of tutors, tutor training, delivery of instructional materials timely, and tutorial monitoring. While the geographical factors used as criteria for the establishment of tutorial areas with the system model block, semi-block and regular. (2) supporting factors of tutorial quality: (a) tutors, (b) instructional materials, (c)students, (d) tutorial location, and (e) the examination system; and (3) inhibiting factors include: (a) distance, (b) age, (c) time, (d) economic and (e) cultural-religion.