Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

IDENTIFIKASI FORMALIN PADA TAHU PUTIH DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN ROKAN HULU Desi Afriani; Al Muzafri; Lufita Nur Alfiah
SUNGKAI Vol. 10 No. 1 (2022): Jurnal Sungkai (e-Journal)
Publisher : Universitas Pasir Pengaraian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.634 KB) | DOI: 10.30606/sungkai.v10i1.918

Abstract

Pengawet sintetis merupakan bahan pengawet berbahaya yang dilarang untuk makanan dan dinyatakan sebagai bahan berbahaya menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor. 1168/Menkes/Per/X/1999. Salah satu senyawa berbahaya yang sering digunakan adalah formalin. Penggunaan formalin sudah marak di kalangan penjual tahu putih, karena formalin dianggap paling efektif untuk mengawetkan tahu putih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formalin pada tahu putih yang dijual di Pasar Tradisional Kabupaten Rokan Hulu. Lokasi pengambilan sampel tahu putih adalah 16 pasar di Kabupaten Rokan Hulu yaitu Pasar Desa Sei Kandis Kecamatan Pendalian IV Koto, Pasar Tangun, Pasar Kamis, Pasar Dk 1. C, Pasar Dk 2. C Kecamatan Bangun Purba, Pasar Rokan, Pasar Lubuk Bendahara Kecamatan Rokan IV Koto, Pasar Aliantan Kecamatan Kabun, Pasar Pemda Kecamatatan Pagarantapah Darussalam, Pasar Boter, Pasar Pasir Utama, Pasar Pasir Jaya, Pasar Rambah Muda Kecamatan Rambah Hilir, Pasar Baru Kota Lama, Pasar Minggu Kecamatan Kunto Darussalam dan Pasar Kamis Kota Tengah Kecamatan Kepenuhan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pemeriksaan metode kualitatif yang dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 sampel tahu putih yang diuji dinyatakan 12 sampel positif mengandung formalin (+) dan 20 negatif (-) tidak mengandung formalin, hal ini dibuktikan pada pengamatan warna sampel hasil pengujian adanya perubahan warna ungu pada tahu putih.
SEBUAH STUDI : SEORANG LAKI-LAKI 25 TAHUN DENGAN CLOSE FRAKTUR NASAL DI RSU CUT MEUTIA ACEH UTARA Desi Afriani; Fahrizal
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 8 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Agustus
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v3i8.2687

Abstract

Fraktur nasal merupakan jenis fraktur wajah yang paling sering terjadi, menempati urutan ketiga dari seluruh fraktur tubuh manusia. Meskipun tidak mengancam jiwa, penanganan yang tidak adekuat dapat menimbulkan komplikasi fungsional dan kosmetik yang signifikan. Fraktur nasal umumnya terjadi akibat trauma tumpul langsung pada wajah, seperti pada kasus kecelakaan kerja, olahraga, atau kekerasan fisik. Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik, karena radiologi konvensional seringkali tidak menunjukkan gambaran fraktur yang jelas. Manifestasi klinis meliputi deformitas hidung, epistaksis, edema, ekimosis, dan deviasi septum. Penatalaksanaan awal meliputi kontrol perdarahan, stabilisasi pasien, dan pemberian analgesik serta antibiotik bila diperlukan. Reduksi tertutup menjadi pilihan utama dalam penanganan fraktur nasal akut, khususnya bila dilakukan dalam 14 hari pertama pasca trauma. Studi kasus ini melaporkan pasien laki-laki usia 25 tahun dengan keluhan epistaksis dan deformitas hidung setelah tertimpa kayu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis, dan dilakukan tindakan reduksi tertutup di bawah anestesi umum. Hasilnya menunjukkan perbaikan fungsi dan estetika secara optimal. Penanganan fraktur nasal yang tepat waktu dan tepat prosedur sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang, termasuk obstruksi jalan napas dan kelainan bentuk wajah. Evaluasi lanjutan pasca tindakan penting untuk mendeteksi dini tanda-tanda infeksi, perdarahan berulang, dan gangguan fungsi nasal.