Tian Wahyudi
Universitas Islam Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan

Penguatan Literasi Digital Generasi Muda Muslim dalam Kerangka Konsep Ulul Albab Tian Wahyudi
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 18 No 2 (2021): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM STAI Diniyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v18i2.368

Abstract

Artikel ini mengkaji bagaimana penguatan literasi digital mengacu kepada konsep Ulul Albab. Melalui pengkajian terhadap berbagai literatur yang relevan dengan topik pembahasan, artikel ini bertujuan untuk mengkaji komponen-komponen utama ulul albab dan menjadikannya sebagai kerangka bagi penguatan literasi digital generasi muda muslim. Komponen-komponen tersebut yaitu dzikir, pikir, dan amal shaleh. Melalui penguatan pada tiga komponen tersebut generasi muda muslim mampu mengoptimalkan media digital sebagai sarana pengembangan diri dan dapat berkontribusi bagi kemaslahatan umat dan masyarakat secara umum. Meningkatkan dzikrullah hakikatnya adalah membangun dan meningkatkan kesadaran seorang muslim akan visi dan misi hidupnya bahwa kehidupan dunia harusnya menjadi bekal untuk mendapatkan kebaikan Akhirat. Dalam berbagai keadaan dan aktivitas, dia selalu sadar bahwa segala perbuatan yang dilakukan-sekecil apapun memiliki konsekwensi bagi kehidupannya di masa depan. Demikian pula saat bermedia digital, dia akan mengoptimalkan sarana digital untuk kebaikan dan menghindari berbagai sikap dan prilaku yang buruk, yang bertentangan dengan syariat Islam. Sementara untuk penguatan dari aspek pikir yaitu dengan menguatkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan menjadikan media digital sebagai sarana peningkatan wawasan dan keterampilan. Adapun amal shaleh, sejatinya tidak terlepas dari aspek dzikir dan pikir. Semakin baik kualitas dzikir dan pikirnya, maka hal tersebut akan mendorong kepada kualitas amalnya juga. Media digital dapat menjadi sarana dalam melakukan berbagai kebaikan yang berlandaskan syariat yaitu dengan: (1) menebarkan ilmu yang bermanfaat; (2) menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran; (3) memprodukasi berbagai media atau konten digital yang positif-edukatif dan Islami; (4) menguatkan silaturrahim dan ukhuwwah Islamiyyah, serta (5) menjaga akhlak dalam bermedia sosial.
Membangun Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Era revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 Tian Wahyudi
Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan Vol 20 No 1 (2023): Jurnal Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan
Publisher : LPPM Institut Agama Islam Diniyyah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.670

Abstract

Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, Pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan Reformulasi Strategi Pembelajaran yang tepat dan efektif. Melalui telaah Pustaka dengan menghimpun beragam literatur yang terkait dengan topik yang dibahas, penulis mengkaji bagaimana membangun strategi pembelajaran pendidikan agama Islam yang efektif di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Perkembangan teknologi yang menjadi ciri kedua era tersebut telah menghantarkan generasi muda saat ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa sebelumnya. Dengan membangun strategi pembelajaran dengan pendekatan pendidikan yang lebih sesuai mengacu pada karakteristik generasi saat ini menjadi upaya penting dalam mencetak generasi muda yang shaleh dan handal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membangun strategi pembelajaran tersebut antara lain: (1) Inovasi pembelajaran dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi; (2) menggunakan pendekatan Students Central Learning (SCL); (3) Fleksibilitas dalam penggunaan metode dan pemanfaatan media pembelajaran; (4) membangun pembelajaran yang dinamis dan kreatif; (5) pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk mampu berpikir kritis; (6) membangun pembelajaran yang kontekstual dan kolaboratif; (7) membangun lingkungan belajar yang kondusif; (8) membangun kesadaran akan visi teologis atau kecerdasan spiritual dalam proses pembelajaran.