Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Cedera Tubulus Ginjal Farah Akhwanis Syifa; Rizka Adi Nugraha Putra; Andi Muhammad Maulana; Susiyadi Susiyadi
Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah Herbal, Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 4 (2021): Herb-Medicine Journal Oktober 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/hmj.v4i4.4555

Abstract

According to the European Food Safety Authority (EFSA),the allowed level of Monosodium glutamate (MSG)consumption is 30 mg / kgbw per day. Several studies show that long-term MSG is toxic to the kidneys bycausingoxidative stress and decreasing thekidney function.This study was based on the potential for impaired kidneyfunction and structure caused by excessive consumption of MSG and basil leaves (Ocimum basilicum L.) asantioxidant plants with flavonoid content. To find out the effect of basil (Ocimum basilicum L.) leaves’ ethanolextract dose 175 mg / kgbw, 350 mg / kgbw and 700 mg / kgbw against kidney tubular injury on white rats WistarStrain induced by MSG.This study was a quasi-experimental study with a randomized post-test only controlledgroup design. The number of samples was 25 ABM, divided into five groups, the positive control group (K+), thenegative control group (K-) and the treatment group (K1,K2 and K3).In the group given basil leaves ethanol extractdoses of 175, 350 and 700 mg / kgbw, there was a decrease in tubular injury in the kidney of the white rat (Rattusnorvegicus) Wistar strain induced by MSG 1.6 g/day orally. The optimal dose in this study was 700 mg / kgbw. Teststatistics indicated significant differences in all five groups (p < 0.05).The administration of ethanol extract of basilleaves (Ocimum basilicumL.) was able to prevent tubular injury in the kidney of the white rat (Rattus norvegicus)Wistar strain induced by MSG. Kadar konsumsi MSG yang diperbolehkan menurut Europian Food Safety Authority (EFSA) yaitu 30 mg/kgBB per hari. Beberapa studi pada hewan coba menunjukkan bahwa pemberian MSG jangka panjang bersifat toksik padaginjal dengan menyebabkan stress oksidatif dan menurunkan fungsi ginjal. Penggunaan tanaman yang mengandungantioksidan dapat meningkatkan mekanisme dalam tubuh untuk mencegah stres oksidatif. Penelitian ini didasarkanoleh potensi terjadinya gangguan fungsi dan struktur ginjal akibat stres oksidatif yang disebabkan oleh konsumsiMSG berlebih serta daun kemangi (Ocimum basilicum L.) sebagai tanaman antioksidan dengan kandunganflavonoid.Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dosis 175,350 dan700 mg/kgBB terhadap cedera tubulus pada BBT ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar  yang diinduksiMSG.Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi-experimental dengan rancangan randomized post test onlycontrolled group. Jumlah sampel sebanyak 25 BBT, terbagi menjadi lima kelompok, yaitu kontrol positif (K+),kontrol negatif (K-) dan kelompok perlakuan ekstrak daun kemangi (K1, K2 dan K3).Pada kelompok pemberianekstrak etanol daun kemangi terjadi penurunan cedera tubulus pada ginjal tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar  yang diinduksi MSG 1,6 g/hari secara oral.  Dosis optimal ekstrak etanol daun kemangi padapenelitian iniyaitu 700 mg/kgBB. Uji statistik menuunjukkan perbedaan yang signifikan pada kelima kelompok (p<0,05). Pemberian ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dapat mencegah terjadinya cedera tubulus padaginjal tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar  yang diinduksi MSG.
PERSEPSI TENAGA MEDIS DAN PARAMEDIS TERHADAP PASIEN MENINGGAL DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Abdul Hakim Nitiprodjo; Andi Muhammad Maulana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.331 KB)

Abstract

Latar belakang: Seorang dokter pasti akan dihadapkan pada kasus kematian dalam melaksanakan profesinya. Di Rumah Sakit, dari hasil pengamatan dokter dan perawat, pasien yang ditandai dengan pupil midriasis, berhentinya denyut jantung dan pernafasan dianggap telah meninggal dunia atau mati secara klinis. Dalam waktu kurang dari satu jam bahkan kurang dari 30 menit, pasien yang meninggal baik di Instalasi Gawat Darurat, rawat inap, ICU dipindahkan ke Instalasi Pemulasaraan Jenazah. Tindakan tersebut bukan berarti tidak menimbulkan perdebatan, karena adanya kemungkinan bahwa pasien hanya mati suri. Waktu yang diperlukan untuk menimbulkan tanda pasti kematian minimal sekitar satu hingga dua jam pasca mati klinis. Tujuan: Mengamati persepsi tenaga medis dan paramedis terhadap pasien meninggal di Rumah Sakit dalam menentukan diagnosa kematian. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Populasi yang diteliti adalah dokter dan perawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sampel yang digunakan adalah dokter jaga dan perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat, ruang Rawat Inap, dan ruang Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Gombong. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode judgmental sampling (teknik sampling). Jumlah sampel penelitian diambil 20% dari total sampel yang ada di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Hasil: Terdapat variasi atau perbedaan persepsi di antara ketiga dokter mengenai pasien yang dinyatakan meninggal, dua dari tiga dokter memeriksa tanda pasti kematian pada pasien. Terdapat variasi atau perbedaan persepsi mengenai pasien yang dinyatakan meninggal dari 37 perawat yang dikelompokkan menjadi tujuh grup sesuai dengan pernyataannya masing – masing, enam dari tujuh grup memeriksa tanda pasti kematian pada pasien. Kesimpulan: Terdapat variasi persepsi tenaga medis dan paramedis terhadap pasien yang meninggal di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Sebagian besar dokter dan perawat telah menerapkan thanatologi dalam mendiagnosa kematian yang pasti pada pasien.