Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH DAMPAK KEGIATAN SEISMIK 3 D TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PANGAN DAN BUAH-BUAHAN DI KABUPATEN INDRAMAYU Tohidin Tohidin
Agro Wiralodra Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v3i1.37

Abstract

Penelitian tentang kajian dampak kegiatan seismik 3 D terhadap keanekaragaman hayati dan ketahanan pangan dilakukan di Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Kegiatan ini bekerjasama dengan para ahli dari Institut Pertanian Bogor sebagai mitra. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak negatif dari kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi dengan metode Seismik 3D terhadap pertumbuhan tanaman pangan dan buah-buahan di Kabupaten Indramayu, sehingga tujuan penelitian yang diharapkan dapat mematahkan anggapan masyarakat bahwa kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi dengan metode Seismik 3D dapat merusak tanaman pangan dan buah- buahan di Kabupaten Indramayu. Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui pendekatan regresi untuk mengetahui hubungan dampak seismik dengan kondisi tanaman, baik tanaman jeruk, mangga, maupun padi sawah. Pengolahan data juga dilakukan menggunakan pendekatan ANOVA (analysis of variance) dan Uji t-Student untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan keberhasilan produksi tanaman. Tidak ada kerusakan pada tanaman padi sawah, jeruk, dan mangga yang diakibatkan oleh kegiatan seismik 3 D yang dibuktikaan dengan tidak dijumpainya tanaman padi sawah yang mengalami kerusakan atau kematian tanaman, kecuali kerusakan akibat terinjak-injaknya tanaman oleh tenaga kerja seismik. Demikian pula dengan jenis pohon jeruk dan mangga yang mengalami kerusakan atau kematian bahkan tanda- tanda kematian seperti kerontokan (gugur) daun, pengeringan ranting dan cabang setelah dua minggu pasca seismik. Kegiatan seismik 3 D tidak berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah, yang dibuktikan dengan tidak adanya perubahan antara kondisi kandungan hara tanah pada pra seismik dengan pasca seismik. Kegagalan budidaya tanaman hortikultura terutama tanaman jeruk lebih diakibatkan oleh serangan hama dan penyakit yang telah ada sebelum kegiatan seismik dilakukan.
Keuntungan Ekonomis dan Kelayakan Usaha Ternak Ayam Buras (Gallus domesticus) Skala Semi Intensif di Kabupaten Indramayu Entus Hikmana; Tohidin Tohidin
Agri Wiralodra Vol. 15 No. 1 (2023): preferensi dan analisis usaha
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agriwiralodra.v15i1.59

Abstract

Konversi lahan pertanian yang berubah menjadi lahan non pertanian mendorong berbagai usaha alternatif untuk menambah pendapatan keluarga, atau membuka peluang usaha baru yang lebih menjanjikan. Dengan pemanfaatan halaman pekarangan rumah dan dukungan sumber daya alam ada, usaha tersebut diharapkan dapat berkontribusi bagi peningkatan pendapatan keluarga.Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mempelajari analisis usahaternak pembesaran ayam buras (Gallus Domesticus) dengan sistem semi intensif. Adapun tujuannya adalah untuk: 1. mengetahui berapa besar keuntungan usahaternak pembesaran ayam buras dengan sistem semi intensif. 2. Mengetahui kelayakan usahaternak pembesaran ayam buras dengan sistem semi intensif. Analisis deskritif digunakan untuk menafsirkan data-data dan keterangan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun, dan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh. Dan selanjutnya dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai analisis usahatani pembesaran ayam buras dengan sistem semi intensif. Desain penelitian menggunakan analisis usahatani. Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini adalah peternak ayam buras di Desa Lobener Kidul Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu yang melakukan usaha pembesaran ayam buras dengan sistem semi intensif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa usahaternak pembesaran ayam buras dengan sistem semi intensif menguntungkan, dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp 1.707.437,00 dengan penerimaan rata-rata sebesar Rp 5.231.540,00 dan jumlah biaya total rata-rata sebesar Rp 3.524.003,00 dan menghasilkan RC sebesar 1,48. Dari hasil perhitungan rentabilitas usaha pembesaran ayam buras sebesar 48 %, pada suku bunga bank (BRI) sebesar 3 % dalam satu kali produksi, karena nilai rentabilitas lebih besar dari suku bunga bank maka usaha pembesaran ayam buras dengan sistem semi intensif layak diusahakan
Memaksimalkan Potensi Air Melalui Optimalisasi Pola Tanam Dan Perawatan Infrastruktur Untuk Pertanian Yang Berkelanjutan Tohidin Tohidin; Mahdika Putra Nanda; Hamdani Abdulgani
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v9i1.224

Abstract

Ketersediaan air adalah salah satu elemen kunci dalam pertumbuhan tanaman dan memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi pangan dalam pertanian, terutama dalam konteks irigasi. Menentukan kebutuhan air yang tepat untuk tanaman sangat penting. Oleh karena itu, penggunaan air irigasi harus dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Beberapa faktor yang memengaruhi ketersediaan air mencakup metode penyiraman, jumlah curah hujan, waktu penanaman, persiapan tanah, pola tanam, serta pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur saluran dan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan kebutuhan air irigasi yang paling optimal dalam berbagai pola tanam. Dalam penelitian ini, kami mengusulkan tiga model pola tanam: pola tanam I (padi-padi-padi), pola tanam II (padi-jagung-kedelai), dan pola tanam III (padi-kedelai-jagung) dengan luas lahan yang berbeda. Variabel-variabel dalam penelitian ini mencakup kebutuhan air irigasi (X) sebagai variabel independen, sementara ketersediaan air (Y) menjadi variabel terikat. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi (KAI) yang paling optimal tercapai dalam pola tanam II (padi-jagung-kedelai) dengan total KAI sebesar 3.547,934 liter per hektar. Ketersediaan air yang optimal juga terjadi pada pola tanam II (padi-jagung-kedelai), dengan sisa ketersediaan air sebanyak 22.610,527 liter per hektar, meskipun terdapat defisit air pada bulan September. Dalam konteks ini, perawatan dan pemeliharaan infrastruktur saluran air dan bangunan juga menjadi faktor penting untuk memastikan ketersediaan air yang memadai sepanjang tahun