Komang Suarta
IAHN-TP Palangka Raya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Upacara Ngelangkang Pengaus Sebagai Wujud Yajna Umat Hindu Kaharingan Suku Dayak Lawangan Nali Eka; Melky Setiyawan; Komang Suarta
Satya Widya: Jurnal Studi Agama Vol 2 No 1 (2019): Satya Widya: Jurnal Studi Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/swjsa.v2i1.58

Abstract

Suku Dayak Lawangan yang beragama Hindu Kaharingan memiliki suatu upacara kematian yang dilaksanakan setahun setelah upacara kematian yaitu upacara Ngalangkang yang memiliki arti untuk memperingati kematian dari keluarga yang meninggal dimana upacara Ngalangkang tersebut dilaksanakan setiap tahun sebanyak tiga tahun berturut-turut dan puncaknya yaitu ditahun ketiga yang merupakan Ngalangkang Pengaus atau Ngalangkang terakhir. Upacara Ngalangkang Pengaus merupakan penerapan ajaran Tri Kerangka Dasar Agama Hindu yaitu Tattwa, Susila, dan upacara. Nilai Tattwa terlihat dalam keyakinan umat Hindu Suku Dayak Lawangan tentang struktur Ketuhanan yang ada dimana segala sesuatu berasal dari Juss Tuha Allah Taala dan akan kembali kepada-Nya. Nilai Susila yang terkadung dalam Upacara Ngalangkang Pengaus yaitu sesuai dengan ajaran agama Hindu seperti ajaran Pitra Rna, Ahimsa, Punia, tidak boleh berjudi, tidak boleh Mada dan tidak boleh Sastraghana. Nilai upacara yang terkandung dalam Upacara Ngalangkang Pengaus adalah keterampilan dalam Pander Jampa dan juga keterampilan dalam membuat sarana-sarana yang digunakan dalam upacara. Upacara Ngalangkang Pengaus pada umat Hindu Suku Dayak Lawangan dalam Panca Yajna merupakan implementasi dari semua ajaran Panca Yajna yaitu ajaran Dewa Yajna, Pitra Yajna, Rsi Yajna, Manusa Yajna dan BhutaYajna, namun yang paling utama Upacara Ngalangkang Pengaus merupakan bentuk penerapan dari Pitra Yajna. Kata Kunci: Ngalangkang Pengaus, Panca Yajna, Hindu Kaharingan Dayak Lawangan
Amalan Sampaingat Dalam Local Genius Hindu Kaharingan Komang Suarta
Satya Widya: Jurnal Studi Agama Vol 3 No 2 (2020): Satya Widya: Jurnal Studi Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/swjsa.v3i2.592

Abstract

Aspek muatan lokal dan berwawaskan potensi keunggulan Hindu etnis Dayak Kalimantan Tengah, maka akan kita jumpai kearifal lokal seperti “hidup menyatu dengan alam”. Kearifan lokal sangat diperlukan untuk menyiapkan sebuah generasi yang tidak hanya bisa menjadi penonton dalam sejarah peradaban, akan tetapi bisa menjadi pelaku sejarah dari peradaban itu sendiri. Dalam melestarikan kebijakan setempat “local wisdom” atau pengetahuan setempat “local knowledge”atau kecerdasan setempat “local genious”, ajaran Hindu Kaharingan merupakan sumber untuk mempelajarinya.Amalan Sampaingat merupakan sebuah warisan dari leluhur Dayak Kalimantan Tengah yang merupakan sebuah metode untuk menciptakan kecerdasan pada orang yang mengamalkannya. Amalan ini terdiri atas dua cara, yakni melalui menginang dan dengan cara permandian (keramas). Amalan sampaingat dengan menginang menggunakan beberapa sarana, seperti; Pinang, Sirih, Kapur Sirih, Gambir, Tembakau, Daun Panyalembang, Buah Kapapulut, Daun Parinting/ Paretei, dan Kayu Paleket. Sementara itu, Amalan Sampaingat yang digunakan melalui cara permandian yakni menggunakan sarana berupa; Batang Kajajak, daun Panyalembang, daun Kapapulut dan daun Untek Undang. Amalan ini mengajarkan agar masyarakat Dayak khususnya di Kalimantan Tengah selalu melakukan pembauran dan menjaga alam semesta. Ada beberapa Pali dalam menjalankan amalan Sampaingat.