D. Purwanggono
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsep Desa Wisata D. Purwanggono
Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 4 No 2 (2009): Jurnal Pariwisata Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.879 KB)

Abstract

Sebagai upaya pengembangan kepariwisataan, “Desa Wisata” telah menjadi salah satu alternatif bentuk pengembangan itu dan nampak mulai diminati. Desa Wisata dikatakan sebagai obyek alternatif ketika masyarakat mulai jenuh dengan obyek-obyek wisata yang ada. Kehidupan desa dengan segala potensinya dan segenap masyarakatnya adalah obyek, namun sekaligus juga subyek atas pengelolaan kepariwisataan di desa itu. Kesadaran masyarakat akan kepemilikan potensi, komitmennya untuk mengadakan “Desa Wisata”, kemampuan mengelolanya, kesanggupan untuk melestarikan lingkungan dalam arti yang tidak sempit merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui bagi keberadaan Desa Wisata.
Pengelolaan Aset Budaya Untuk Pariwisata D. Purwanggono; Titik Akiriningsih
Jurnal Pariwisata Indonesia Vol 4 No 2 (2009): Jurnal Pariwisata Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.05 KB)

Abstract

Salah satu kegiatan wisata yang dapat dikembangkan untuk mewarnai potensi wisata tanah air adalah wisata budaya, yaitu wisata dengan daya tarik budaya. Wisata budaya memerlukan asset budaya yang adiluhung didalamnya. Beberapa asset budaya yang kita kenal masih dianggap sebagian orang tidak untuk dijual, tetapi cukup dihormati saja. Namun, hal tersebut tidak berlaku seratus persen dalam dunia pariwisata selama masyarakat masih membutuhkan kesejahteraan dan tingkat ekonomi yang lebih mapan. Dalam dunia pariwisata asset budaya akan berhenti fungsinya sebagai potensi apabila hanya menjadi daya tarik. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan pengembangan yang bijaksana terhadap asset budaya supaya memiliki nilai jual dan nilai ekonomis. Pariwisata, termasuk yang berbasis potensi budaya membutuhkan keserentakan semua pihak untuk mengolah keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Pariwisata tidak bisa berjalan sendiri tanpa daya dukung semua pihak secara sinergis. Adanya kecenderungan wisatawan untuk menikmati aktivitas wisata menjadi peluang penyusunan produk-produk wisata budaya yang memiliki nilai jual tinggi. Hal ini perlu didukung dengan memperhatikan identifikasi dan pengkajian potensi wisata, penawaran produk wisata, permintaan produk wisata, penyusunan produk wisata, serta pemasaran produk wisata. Dengan pengelolaan asset budaya yang tepat dan terarah, maka akan timbul kepuasan wisatawan.