Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERBEDAAN ICHININSHO DAIMEISHI MENURUT GENDER CUK YUANA
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 18 No 2 (2018)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.627 KB) | DOI: 10.30996/parafrase.v18i2.1717

Abstract

The variety of languages can be traced in every language. However from gender point view, it seems that every language does not have any differences. The different choice of vocabulary or goi used by men and women can be classified in Futsuu Meishi (noun), Ichininsho Daimeshi (first person pronoun), and Sanninsho Daimeishi (third person pronoun). This research focuses on futumeishi and Ichininsho Daimeishi. In futsumeishi, female speakers tend to add the prefix "O" or "GO" in front of meishi which is meant to respect, while male speakers tend not to use the prefix "O" or "GO". In Ichininsho daimeishi, male speakers tend to choose and use vocabulary that seems more crude, namely "washi, boku, ore, etc.", while female speakers tend to choose and use vocabulary that seems more subtle, such as "watakushi, atakushi, atashi, and so on.” Keywords: language variety, gender, male language, female language, koyumeishi
Analisis Hatarakikake No Bun Dalam Game Tears Of Themis Nuzulli Galuh Citra Gayatri; Cuk Yuana
Proceeding of Undergraduate Conference on Literature, Linguistic, and Cultural Studies Vol. 2 No. 1 (2023): PROCEEDING RESEARCH ON LITERARY, LINGUISTIC, AND CULTURAL STUDIES
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/uncollcs.v2i1.2435

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan hatarakikake no bun berdasarkan fungsinya yang ditemukan dalam Game Tears of Themis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sintaksis. Data penelitian diperoleh dari game Tears of Themis. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi hatarakikake no bun yang muncul, termasuk fungsi meirei (perintah), irai (permohonan), kinshi (larangan), dan kany’uu (ajakan). Hasil penelitian menemukan 25 data. Hatarakikake no bun fungsi meirei ada 8 data. Hatarakikake no bun fungsi irai ada 8 data. Hatarakikake no bun fungsi kinshi ada 5 data. Sementara itu, hatarakikake no bun fungsi kan’yuu ada 4 data. Kata Kunci: hatarakikake no bun, fungsi, Tears of Themis. Abstract. This research aims to categorize hatarakikake no bun based on its function that found in Tears of Themis Game. The research method used is descriptive qualitative, with a syntactic approach. The data were obtained from the game Tears of Themis. The analysis was conducted to identify the functions of hatarakikake no bun that found in tears of themis, including meirei (command), irai (request), kinshi (prohibition), and kany'uu (invitation) functions. The research found 25 data. Hatarakikake no bun meirei function has 8 data. Hatarakikake no bun irai function has 8 data. Hatarakikake no bun kinshi function has 5 data. Meanwhile, there are 4 data of hatarakikake no bun kan'yuu function. Keywords: hatarakikake no bun, function, Tears of Themis.
ANALISIS LOKUSI ILOKUSI PERLOKUSI DALAM DRAMA KOE KOI Steven Pramudita Putra; Cuk Yuana
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i1.3226

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis lokusi, ilokusi, dan perlokusi dalam kehidupan sehari-hari melalui drama koe koi, dan mendeskripsikan dan menjelaskan fungsi dan jenis tindak tutur. Data diambil dari drama jepang Koe Koi episode 1,2,8,9,11,12 dari 12 episode. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menentukan tokoh yang dijadikan subjek penelitian, mengambil dan memilah data berupa dialog dalam dorama, fungsi dan jenis tindak tutur.Drama serial tv berjudul “Koe Koi” ditayangkan berseri 8 Juli sampai 30 September 2016 oleh stasiun televisi Tokyo. Menceritakan tentang yoshioka yang jatuh cinta pada matsubara tanpa melihat wajahnya. Hasil analisis dari fungsi tindak tutur yaitu terdapat 9 fungsi diantaranya yaitu: a) fungsi referensial, fungsi metalinguitik kedua fungsi tersebut merupakan fungsi lokusi, b) fungsi kompetitif, fungsi konvivial, fungsi kolaboratif, dan fungsi konfliktif keempat fungsi tersebut merupakan fungsi ilokusi, c) fungsi emotif, fungsi konatif, dan fungsi fatik ketiga fungsi tersebut merupakan fungsi perlokusi. Sedangkan menurut jenisnya terdapat 3 jenis tindak tutur yaitu : lokusi, ilokusi, dan perlokusi.Kata kunci: Tindak Tutur, Jenis Tindak Tutur, Fungsi Tindak Tutur. Abstract: The purpose of this study is to describe and analyze locution, illocution, and percussion in daily life through the drama of Koe Koi, and to describe and explain the functions and types of speech acts. Data is taken from Japanese drama Koe Koi episodes 1,2,8,9,11,12 from 12 episodes. The research method used is a qualitative method. The steps taken in this research are determining the figures used as research subjects, taking and sorting data in the form of dialogue in drama, functions and types of speech acts. Tokyo. Tells about Yoshioka who fell in love with Matsubara without seeing his face. The results of the analysis of speech acts are 9 functions including: a) referential functions, metalinguitic functions of the two functions are locus functions, b) competitive functions, convivial functions, collaborative functions, and conflictive functions of the four functions are illocutionary functions, c) emotive function, conative function, and fatigue function of the three functions are functions of perlokusi. Whereas according to the type there are 3 types of speech acts namely: locution, illocution, and perlocution.Keywords: Speech Act, Type of Speech Act, Speech Act.
MAKNA IKEBANA BAGI MASYARAKAT JEPANG Cuk Yuana
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v1i2.3236

Abstract

Abstrak: Ikebana berasal dari dua buah kata yaitu ‘ike’ dan ‘hana’. ‘Ike’ berarti sesuatu yang hidup atau kehidupan, sedangkan ‘hana’ menunjuk pada bunga dari tanaman, termasuk tangkai, daun, dan bunga itu sendiri yang dirangkai dan ditancapkan dalam vas bunga. Ikebana sebagai hasil budaya, salah satu hasil karya manusia yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan jiwa manusia khususnya masyarakat Jepang. Sebagai salah satu hasil karya,  ikebana tidak hanya sekedar bisa dinikmati keindahannya, tetapi juga mampu memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan manusia sehingga bisa merasakan keindahan dan kebahagiaan. Nilai yang terkandung dalam Ikebana antara lain: nilai eksistensi; nilai pengetahuan; nilai rasa atau kepribadian; nilai bentuk, dan nilai relaksasi.Kata kunci: makna, nilai, ikebana, masyarakat Abstract: Ikebana is a compound word of ‘ike’ and ‘hana’. ‘Ike’ means something alive or living thing, while ‘hana’ refers to the flowers of a plant, including the stalks, leaves, and flowers themselves arranged and plugged in a vase. As a cultural work, ikebana is made to meet the needs of creative imagination of Japanese community. The significance of Ikebana for Japanese people is how to assemble it and what messages it contains. Ikebana impacts Japanese life tremendously – feeling beautiful and happy. The values in Ikebana include the value of existence; the value of knowledge; the value of taste or personality; the value of form, and the value of relaxation.Keywords: Meaning, Value, Ikebana, Society
ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM LIRIK LAGU AIMER ALBUM DAWN DAN SLEEPLESS NIGHTS Cuk Yuana
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i1.3556

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan alih kode dan campur kode yang terdapat dalam lirik lagu  Aimer album Dawn dan Sleepless Nights. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mengandalkan uraian berupa lirik lagu. Dalam lirik lagu  Aimer album Dawn dan Sleepless Nights  menunjukkan bahwa terdapat alih kode ekstern (outer code switching) dari bahasa Jepang ke bahasa Inggris. Adapun bentuk campur kode yang terdapat adalah campur kode ekstern (outer code switching) dalam wujud frasa, kata, dan kalimat.Kata kunci: Sosiolinguistik, dwibahasa, alih kode, campur kode, lirik lagu  Abstract: This study aims to describe the code switching and code mix contained in the lyrics of the song Aimer album ‘Dawn’ and ‘Sleepless Nights’. The method used in this study is a qualitative method, a research that relies on the description in the form of song lyrics. In the lyrics of the song Aimer album ‘Dawn’ and ‘Sleepless Nights’ shows that there is an external code switching from Japanese to English. Whereas the mixed form of code contained is a mixture of external code in the form of phrases, words, and sentences. Keywords: Sociolinguistics, bilingual, code switching, code mixing, song lyrics
ANALISIS GAYA BAHASA LIRIK LAGU ITSUWA MAYUMI PADA ALBUM “MAYUMI THE BEST KOKORO NO TOMO” Nurul Hikmah Mudjiati; Cuk Yuana
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v2i2.4300

Abstract

Abstrak: Lagu adalah salah satu media hiburan yang diminati oleh masyarakat di manapun berada, lebih dari itu lagu juga digunakan sebagai identitas, media penyampaian pesan kepada masyarakat. Lirik lagu Itsuwa Mayumi yang ada dalam album “Mayumi The Best Kokoro No Tomo” ditulis sesuai dengan gaya bahasa yang dikuasainya. Penelitian ini mengangkat tema gaya bahasa lirik lagu Itsuwa Mayumi dengan tujuan untuk mengetahui gaya bahasa yang dipakai Itsuwa Mayumi dalam lirik lagu yang diciptakannya. Data yang digunakan adalah lirik lagu Itsuwa Mayumi yang ada dalam album “Mayumi The Best Kokoro No Tomo”. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan stilistika. Hasil analisis dari gaya bahasa lirik lagu yang diciptakan Itsuwa Mayumi antara lain: gaya bahasa metafora, personifikasi, simile, hiperbola, litotes, paradoks, pertanyaan retoris, dan repetisi. Diantara gaya bahasa tersebut yang paling sering digunakan adalah gaya bahasa metafora, personifikasi, dan simile. Sehingga bisa dikatakan ciri khas lirik lagu yang diciptakan Itsuwa Mayumi lebih banyak menggunakan gaya bahasa metafora, personifikasi, dan simile.Kata kunci: stilistika, gaya bahasa, lirik lagu Abstract: The song is one of the entertainment media that is in demand by people everywhere, more than that the song is also used as an identity, a medium for delivering messages to the public. The lyrics of Itsuwa Mayumi's song in the album "Mayumi The Best Kokoro No Tomo" were written in accordance with the style of language under their control. This study raises the theme of the language style of song lyrics of Itsuwa Mayumi with the aim to find out the style of language used by Itsuwa Mayumi in the lyrics of the songs she created. The data used are the lyrics of the song Itsuwa Mayumi in the album "Mayumi The Best Kokoro No Tomo". The method used is descriptive qualitative method. While the approach used is a statistical approach. The results of the analysis of the style of song lyrics created by Itsuwa Mayumi include: metaphorical style, personification, simile, hyperbole, litotes, paradox, rhetorical questions, and repetition. Among the language styles most frequently used are metaphorical, personification, and simile styles. So that it can be said that the song lyrics created by Itsuwa Mayumi use more metaphorical, personified, and simile language styles. Keywords: stylistics, language style, song lyrics
ANALISIS KALIMAT IMPERATIF DALAM MANGA KUROKO NO BASKET “EXTRA GAME” KOUHEN KARYA FUJIMAKI TADATOSHI Erman Ardhi Yunanta; Cuk Yuana
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i1.4613

Abstract

Abstrak: Manga adalah cerita yang menekankan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Manga Kuroko no Basket Extra Game adalah sekuel dari Kuroko No Basket, yang bercerita tentang pertandingan basket jalanan antara team Vorpal Swords yang terdiri dari para Miracle Generation ditambah Kuroko Tetsuya, Kagami Taiga, dan beberapa pemain lainnya dalam melawan tim street ball asal Amerika Serikat, Jabberwock. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan metode dan teknik yang mengacu pada dokumen. Berdasarkan analisis dari 16 data dapat dikemukakan bahwa ada 3 makna kalimat imperatif yaitu fungsi perintah, fungsi permohonan, dan fungsi larangan. Oleh karena itu, dari 16 data tersebut, dikategorikan dalam 8 data memiliki fungsi perintah, 6 data memiliki fungsi permintaan, dan 5 data memiliki fungsi larangan. Makna suatu kalimat imperatif dapat dimengerti dari konteks dan penanda lingual yang digunakan. Pada situasi tertentu dan berdasarkan pada karakter yang dimiliki oleh penutur dapat mempengaruhi penggunaan penanda lingual dalam suatu kalimat.Kata kunci: Manga, Kalimat Imperatif, Makna  Abstract: Manga is a story that emphasizes motion and action that is displayed through a sequence of images that are made distinctively with a combination of words. Kuroko no Basket Extra Game manga is a sequel to Kuroko No Basket, which tells the story of a street basketball match between the Vorpal Swords team consisting of the Miracle Generation plus Kuroko Tetsuya, Kagami Taiga, and several other players against the street ball team from the United States, Jabberwock. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Data obtained by methods and techniques that refer to documents. Based on the analysis of 16 data it can be argued that there are 3 meanings of imperative sentences, namely the command function, the request function, and the prohibition function. Therefore, of the 16 data, 8 data has a command function, 6 data has a request function, and 5 data has a prohibition function. The meaning of an imperative sentence can be understood from the context and lingual markers used. In certain situations and based on the character possessed by the speaker, it can affect the use of lingual markers in a sentence.Keywords: Manga, Imperative Sentences, Meaning
ANALISIS PENGGUNAAN NINSHOU DAIMEISHI DAN SHUUJOSHI DALAM MANGA ONE PIECE CHAPTER 983 DAN 984 Cuk Yuana; Muhammad Syahrul Chaqiqi
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 3 No 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v3i2.5456

Abstract

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi antar manusia, dihasilkan dari alat ucap manusia yang berfungsi sebagai alat untuk menyepakati suatu hal atau maksud, mengekspresikan pikiran dan perasaan kepada mitra tuturnya, sehingga dapat dimengerti antara satu dengan lainnya. Dalam Bahasa Jepang, setiap kata memiliki makna berdasarkan fungsi penggunaannya masing-masing. Salah satunya adalah sebagai Ninshou Dimeishi dan Shuujoshi. Ninshou Daimeishi adalah kata yang digunakan untuk menunjuk orang. Sedangkan Shuujoshi adalah partikel yang diletakkan di akhir kalimat yang berfungsi untuk menentukan makna dari sebuah kalimat sebagai penekanan sesuai konteksnya. Penggunaan Ninshou Daimeishi dan Shuujoshi dapat dilihat dari percakapan sehari-hari seperti yang ada pada manga One Piece chapter 983 dan 984 yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.  Penelitian ini menggunakan teknik simak catat, yaitu dengan membaca manga secara seksama lalu mengumpulkan dialog percakapan dengan cara mencatat dan mengkategorikannya berdasarkan ninshou daimeishi dan shuujoshi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif interpretative berdasarkan pendekatan sintaksis. Hasil dari penelitian ini ditemukan 10 fungsi penggunaan Ninshou Daimeishi dan Shuujoshi berdasarkan konteksnya. Yaitu : menunjukkan identitas diri, tingkat kesopanan, keakraban, hubungan, ejekan, pertanyaan, konfirmasi atau persetujuan, seruan, menginformasikan sesuatu, dan penekanan.
Analisis Pengaruh Anime Terhadap Minat Anggota Komunitas Anime Indonesia Pada Makanan Jepang Vito Wahyu Permadi; Cuk Yuana
Mezurashii: Journal of Japanese Studies Vol 4 No 1 (2022): APRIL
Publisher : Japanese Department Faculty of Cultural Science Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/mezurashii.v4i1.6930

Abstract

Animasi dari Jepang yang digambar dengan tangan maupun dengan menggunakan teknologi komputer disebut juga dengan anime. Anime dapat menjadi salah satu alat untuk memperkenalkan budaya Jepang ke Negara lain, di antaranya adalah makanan Jepang. Banyaknya peminat anime di Indonesia mendorong penulis untuk meneliti keterkaitan antara pengaruh anime dengan minat terhadap makanan Jepang. Hal ini menjadi ketertarikan penulis dikarenakan di dalam anime yang ditonton oleh masyarakat Indonesia, terkadang diselipkan jenis jenis makanan yang belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara kegemaran terhadap anime dengan ketertarikan pada makanan Jepang dan juga untuk mengetahui ketertarikan anggota komunitas pria dan wanita terhadap makanan Jepang. Pada proses pengerjaan penelitian ini, peneliti mengambil data dari peminat anime yang tergabung pada beberapa komunitas pecinta anime. Data diambil dengan memberikan kuisoner melalui Google Form yang disebarkan pada tanggal 7 Oktober 2018 – 2 November 2018. Dari kuisoner yang disebarkan didapatkan sebanyak 70 responden yang menjawab. Dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan analisis menggunakan Skala Likert dan korelasi Spearman Rank. Didapatkan kesimpulan bahwa hipotesisnya menolak (Ho) dan menerima (Ha) atau dengan kata lain terdapat keterkaitan antara peminat anime di kelompok komunitas anime dengan ketertarikan terhadap makanan Jepang, selain itu juga didapatkan hasil bahwa 59%, 13 dari 22 responden wanita memiliki ketertarikan terhadap makanan Jepang, dan 68%, 33 dari 48 responden pria memiliki ketertarikan terhadap makanan Jepang. Kata Kunci: anime, komunitas anime, makanan jepang