Sukmurdianto Sukmurdianto
STIT Syekhburhanuddin Pariaman

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR DI PERGURUAN TINGGI Mona Yulia Zulfa; Sukmurdianto Sukmurdianto
Mau'izhah Vol 10 No 1 (2020): Volume X No. 1 Januari – Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh burhanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.467 KB) | DOI: 10.55936/mauizhah.v10i1.52

Abstract

Bimbingan dan konseling karir di perguruan tinggi sangatlahdibutuhkan oleh mahasiswa, yang bertujuan untuk membantumahasiswa dalam memudahkan mereka dalam memilih programstudi atau jurusan. Hal ini sangat penting sekali, karenakenyataannya banyak mahasiswa yang tidak memahami dankurang informasi tentang jurusan yang mereka pilih, sehinggaakhirnya mereka pindah dari jurusan yang sudah dimasuki atauada yang bertahan tapi dengan prestasi yang tidak memuaskan.Tujuan lainnya dari bimbingan dan konseling karir di perguruantinggi adalah membantu mahasiswa menilai dan menganalisis diriserta kaitannya dengan pemahaman dunia kerja dan pengambilankeputusan karir yang akan dijalani. Adapun jenis layanan dankegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang dapatdigunakan dalam bimbingan dan konseling karir di perguruantinggi adalah berupa layanan orientasi, layanan informasi,layanan penempatan dan penyaluran, konseling perorangan,intrumentasi, dan lembaga khusus. Beberapa pelayanan tersebutdapat memudahkan mahasiswa dalam memperoleh informasiterkait dengan karir yang akan mereka jalani dan arah karir sesuaidengan bakat, minat, dan potensi diri dari mahasiswa.
KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM DI NUSANTARA SEBELUM KEMERDEKAAN: KASUS KEBIJAKAN POLITIK KOLONIAL BELANDA DAN JEPANG TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA. Sukmurdianto Sukmurdianto; Mona Yulia Zulfa
Mau'izhah Vol 10 No 2 (2020): Volume X No. 2 Juli – Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh burhanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.269 KB) | DOI: 10.55936/mauizhah.v10i2.39

Abstract

Islam dilahirkan sebagai agama yang sempurna, yang menjadi rahmat bagi semesta alam dan juga islam diturunkan untuk memperbaiki akhlak manusia yang mulai kehilangan kendalinya, yang mulai rusak dan melakukan kerusakan dimana-mana terutama kerusakan-kerusakan mental spiritual. Dan dalam proses perbaikan itu, juga dikenal dengan pendidikannya. Meneliti sejarah bangsa Indonesia tidak akan lepas dari umat islam, baik dari perjuangan melawan penjajah maupun dalam lapangan pendidikan. Melihat kenyataan betapa bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mencapai keberhasilan dengan berjuang secara tulus ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan agamanya disamping mengadakan perlawanan militer.Perlu diketahui bahwa sejarah pendidikan islam di Indonesia mencakup fakta-fakta atau kejadian–kejadian yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam di Indonesia, baik formal maupun non formal. Pendidikan islam dari masa ke masa mengalami perubahan, mulai dari masa awal lahirnya, yaitu pada masa Rosulullah, kemudian pada masa Khulafa’ Urasyidin, dan dilanjutkan masa-masa berikutnya, hingga islampun mengalami masa keemasan, kemunduran, dan perbaiakan yang dikenal dengan masa pembaharuan.Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan sekolah-sekolah moderen menurut sistem persekolahan yang berkembang di dunia barat, sedikit banyak telah mempengaruhi pendidikan Indonesia, yaitu pesantren. Padahal diketahui bahwa pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal di Indonesia sebelum adanya kolonial Belanda, justru sangat berbeda dalam sistem dan pengelolaannya dengan yang diperkenalkan oleh Belanda. Hal ini dapat dilihat dari terpecahnya dunia pendidikan di Indonesia pada abad dua puluh M menjadi dua golongan, yaitu: Pertama pendidikan yang bercirikan sekolah barat yang sekuler. Kedua Pendidikan yang diberikan oleh pondok pesantren yang hanya mengenal agama saja. Dengan kata lain menurut istilah Wirjosukarto yang dikutip oleh Muhaimin, pada periode tersebut terdapat dua corak pendidikan, yaitu corak lama yang berpusat pada pondok pesasntren dan corak baru dari perguruan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah Belanda. Pendidikan yang dikelola oleh Belanda khususnya berpusat pada pengetahuan dan keterampilan duniawi yaitu pendidikan umum, sedangkan pada lembaga pendidikan Islam lebih menekankan pada pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi pengahayatan agama.