Wahyu Setyai Ratri
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Economic Value of Use of Organge as the Coagulant and Subtitution of Koro Tunggak in Making of Tofu Wahyu Setyai Ratri
Agros Journal of Agriculture Science Vol 19, No 2 (2017): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.551 KB)

Abstract

Oranges as one of the local fruit that many benefits it can serve as a coagulant in the making of tofu. The objectives of the research were: (1) to prove the effect of the use of oranges as coagulant and koro tunggak for soybean substitution in tofu production process, (2) to calculate production cost of tofu manufacture from organic frown. The study used organoleptic test. Obtained data that 90 percent of respondents can not distinguish between the texture, taste, color, and aroma between nutritious tofu and ordinary tofu. Protein content and antioxidants nutrientious tofu were higher than regular tofu. The fat content between nutritious tofu and ordinary tofu is the same. From an economic point of view, to produce nutritious tofu once more costs less than regular tofu, so the profit of producing nutritious tofu is higher than ordinary tofu. There is an opportunity to utilize oranges as a substitute for chemical ingredients because oranges can be obtained easily and the use of koro tunggak as a substitute of soybeans. Waste from the process of making tofu (whey tofu) can be processed into nata or kefir as the basic ingredients of cosmetics. Key-words: tofu, soybeans, koro tunggak
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI DI LAHAN PERTANIAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA GIRIKARTO, KECAMATAN PANGGANG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL Nanang Kusuma Mawardi; Wahyu Setyai Ratri; Susi Widiatmi
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1136

Abstract

Petani di Desa Banyumeneng Girikerto, Gunungkidul merupakan petani padi tadah hujan. Di musim kemarau, lahan petani tersebut dibiarkan (diberokan) atau dimanfaatkan untuk menanam palawija dengan menggunakan air tampungan di drum atau memanfaatkan telaga yang ada di desa tersebut. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk menghindari modal yang terlalu besar untuk suatu kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, keuntungan dan kelayakan usahatani padi lahan sawah tadah hujan di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel 30 orang. Metode: analisis deskriptif dan kelayakan usahatani dengan uji R/C rasio dengan asumsi jika nilai R/C rasio > 1 maka usahatani layak. Hasil: pendapatan usahatani padi lahan sawah tadah hujan di Desa Girikarto sebesar Rp 10.709.823,755. Keuntungan usahatani padi menunjukkan petani rugi sebesar Rp 18.303.507, 572. Dari hasil uji kelayakan diperoleh nilai R/C < 1 (0.369), berarti bahwa usahatani padi lahan sawah tadah hujan di Desa Girikarto tidak layak diusahakan. Dari komponen biaya eksplisit usahatani terlihat biaya pupuk menjadi komponen biaya usahatani paling tinggi. Komponen biaya eksplisit usahatani paling tinggi berikutnya adalah biaya tenaga kerja,  penyusutan, benih, pestisida dan pajak.