Sheny Kaihatu
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KERAGAAN GALUR HARAPAN KACANG TANAH DI LAHAN KERING KABUPATEN MALUKU TENGAH Sheny Kaihatu; Marietje Pesireron
Agros Journal of Agriculture Science Vol 15, No 1: Edisi Januari 2013
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.597 KB)

Abstract

Kajian multilokasi beberapa galur kacang tanah bertujuan mendapatkan dua hingga tiga galur harapan (produktivitas lebih dari tiga ton per ha, toleran kekeringan Deret Hari Kering lebih dari 15 persen) dan adaptif pada agroekosistem lahan kering Maluku. Lokasi: lahan kering Desa Makariki, Maluku Tengah, 2010. Rancangan: Rancangan Acak Kelompok tiga ulangan. Sepuluh galur dan dua varietas kacang tanah yang ditanam: S-4, S-5, S-8, S-9, S-10, S-11, S-15, S-16, S-19, S-20, dan dua varietas pembanding, VUB Singa dan Lokal Merah, 36 petak percobaan. Luas petak 2,5 m x 3,5 m, jarak 40 cm x 15 cm, satu tanaman per lubang. Parameter: jumlah tanaman dipanen, 50 persen berbunga, tinggi tanaman saat panen, jumlah polong per tanaman, bobot polong basah per tanaman, bobot polong kering per tanaman, bobot polong kering per petak, bobot 100 biji, bobot biji kering. Hasil: semua galur harapan memiliki tanggapan berbeda terhadap kondisi lahan kering tempat tumbuhnya, varietas unggul Singa berbobot polong basah, polong kering, dan bobot biji kering lebih tinggi di uji adaptasi Makariki, galur S-4 berbobot polong basah dan bobot polong kering lebih tinggi, sedangkan galur S-5, S-11, dan S-15 bobot biji kering lebih tinggi, namun tidak berbeda nyata dengan galur lain kecuali galur S-16 dan Lokal Merah. Semua galur harapan kacang tanah yang ditanam di lahan kering Maluku Tengah dapat tumbuh dan beradaptasi dengan baik, ditunjukkan oleh berat 100 biji semua galur yang melebihi 35 g. Kata kunci: galur; kacang tanah; lahan kering.
EVALUASI DAN PENENTUAN JENIS TANAH DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT EVALUATION AND DETERMINATION OF LAND IN THE DISTRICT OF WEST SERAM Edwen D Waas; Jacob Ayal; Sheny Kaihatu
Agros Journal of Agriculture Science Vol 16, No 2: Edisi Juli 2014
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.093 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi tanah di Kabupaten Seram Bagian Barat  Provinsi Maluku, dilaksanakan pada tahun 2013 menggunakan Sistem Klasifikasi  Taksonomi Tanah (Soil Survay Staff, 2010). Dari hasil penelitian ditemukan lima ordo tanah menurunkan sebanyak tujuh sub-ordo, sembilan grup, dan 15 subgrup tanah. Ordo Entisol menurunkan tiga subgroup, yaitu Lythic Udorthents, Typic Udorrthents, dan Typic Quartzipsamments. Ordo Molisols menurunkan dua subgroup, yaitu Lythic Hapludolls dan Typic Hapludolls. Ordo Inceptisol menurunkan tujuh subgroup, yaitu Fluventic Endoaquepts, Vertic Endoaquepts, Typic Endoaquepts, Lythic Dystrudepts, Typic Dystrudepts, Aquic Eutrudepts, dan Typic Eutrudepts. Ordo Alfisols menurunkan satu subgroup, yaitu Typic Hapludalfs. Ordo Ultisols menurunkan dua subgroup, yaitu Typic Paleudults dan Typic Hapludults. Pada umumnya tanah-tanah di daerah penelitian merupakan tanah belum mengalami perkembangan horizon dan memiliki solum tanah dari dangkal sampai dalam. Warna tanah bervariasi dari coklat hinga kuning kemerahan. Tekstur liat sampai berpasir, konsistensi sampai lekat, kedalaman efektif dangkal sampai dalam, dan pH tanah sangat masam sampai agak alkalis. Keadaan landform datar hingga bergunung. The research aims to identify the land in the district of West Seram Maluku Province, carried out in 2013 using Classification System Soil Taxonomy (Soil Survay Staff, 2010). From the results of the study found five orders of soil lowered as much as seven sub-orders, nine groups and 15 subgroups ground. Order of Entisol lowered three subgroups, namely Lythic Udorthents, Typic Udorrthents, and Typic Quartzipsamments. Order of Molisols down two subgroups, namely Lythic Hapludolls and Typic Hapludolls. Order of Inceptisol lowered seven subgroups, namely Fluventic Endoaquepts, Vertic Endoaquepts, Typic Endoaquepts, Lythic Dystrudepts, Typic Dystrudepts, Aquic Eutrudepts, and Typic Eutrudepts. Order of Alfisols lowered one subgroup, ie Typic Hapludalfs. Order of Ultisols down two subgroups, namely Typic Paleudults and Typic Hapludults. In general, the soils in the study area is the land has not been progressing and has solum soil horizon from shallow to deep. Ground color varies from yellow hinga reddish brown. Loamy to sandy texture, consistency until sticky, effective depth of shallow to deep, and very sour soil pH to slightly alkaline. Flat, hilly landform circumstances.
IDENTIFIKASI DAN PENENTUAN JENIS TANAH DI KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Sheny Kaihatu; Edwen D Waas; Yacob Ayal
Agros Journal of Agriculture Science Vol 18, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.183 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi tanah-tanah di Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku dilaksanakan pada Agustus 2014. Dari hasil penelitian ditemukan enam ordo tanah menurunkan sebanyak delapan subordo, 12 grup, dan 21 subgrup tanah. Ordo Entisol menurunkan tiga subgroup, yaitu Typic Sulfaquents, Haplic Sulfaquents, dan Typic Udipsamments. Ordo Inceptisol menurunkan sembilan subgroup, yaitu Sulfic Endoaquepts, Aeric Endoaquepts, Typic Endoaquepts, Lithic Eutrudepts, Aquic Eutrudepts, Vertic Eutrudepts, Typic Eutrudepts, Aquic Dystrudepts, dan Typic Dystrudepts. Ordo Vertisols menurunkan satu subgroup, yaitu Leptic Hapluderts. Ordo Alfisols menurunkan dua subgroup, yaitu Vertic Hapludalfs dan Typic Hapludalfs. Ordo Ultisols menurunkan empat subgroup, yaitu Typic Kanhapludults, Typic Kandiudults, Inceptic Hapludults, dan Typic Hapludults. Ordo Oxisols menurunkan dua subgroup, yaitu Typic Hapludox dan Typic Eutrudox. Pada umumnya tanah-tanah di daerah penelitian merupakan tanah belum mengalami perkembangan horizon dan memiliki solum tanah dari dangkal sampai dalam. Warna tanah bervariasi dari coklat hingga kuning kemerahan. Tekstur liat sampai berpasir, konsistensi sampai lekat, kedalaman efektif dangkal sampai dalam, dan pH tanah sangat masam sampai agak alkalis. Keadaan landform datar hingga bergunung.