Tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan tentang beberapa bentuk aktivitas pembacaan al-Qur’an dalam tradisi pernikahan pada masyarakat Muslim di Indonesia, dengan aktivitasnya yang beragam baik dalam personal maupun tata cara pelaksanaannya serta istilah yang dipakai dari tiap-tiap daerahnya. Permasalahannya terkait dengan beberapa hal, yakni 1) Bentuk-bentuk pelaksanaan living al-Quran, baik yang berkaitan dengan adat istiadat khusus maupun umum universal; 2) Penggunaan istilah yang dipakai dari aktivitas pengajian al-Qur’an tersebut; Domain penelitian ini berada pada kajian antropologi budaya dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa living quran ini telah masuk menjadi pelembagaan yang dilaksanakan oleh beberapa suku di Indonesia dalam tradisi pernikahan, sebagai hasil dari masuknya akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal Indonesia, seperti mappanre temme yang menjadi sebuah tradisi masyarakat Bugis dengan memasukkan nilai Islam dalam tradisi budayanya. Sejak masuk ke abad 20 M, living quran dalam tradisi pernikahan juga telah masuk dalam acara akad nikah, yaitu bacaan al-Quran sebagai bagian dari mahar perkawinan yang dibacakan calon mempelai pria di depan calon mempelai Wanita. Segala bentuk living quran dalam sosial masyarakat Indonesia ini tidak lain tujuannya sebagai upaya mencapai keberkahan dari bacaan al-Quran.