Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Islam, Ethnicity and Cultural Politics of Identity: The religiousity of Betawi Muslim in Jakarta Deni Miharja; M. Mulyana; Ahmad Izzan
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.073 KB) | DOI: 10.15575/jw.v4i2.4718

Abstract

Betawi is an ethnic group that is considered a native of Jakarta, the capital city of Indonesia. There have been efforts to strengthen Islamic identity in defining Betawi after the reformation era in 1998. This article focuses on the religious expression of Betawian Muslims and the strengthening of local cultural identity in Jakarta, using a phenomenological study and theory of identity. This study shows that the strengthening religious identity of Betawian Muslims is reflected in various dynamics of religious understanding, the politicization of ritual practices and the emergence of new religious groups among Betawian Muslims, such as the FBR, Majelis Rasulullah and the other. These various religious experiences increasingly strengthening the politics of identity to foreground Islamic identity in defining Betawian. It is a cultural identity that is narrow and different from the hybrid Betawi culture that was historically shaped by ethnic and religious diversity in the cosmopolitan cultural space.
ANALISIS SEMANTIK KATA SYUKŪR DALAM ALQURAN Mila Fatmawati; Dadang Darmawan; Ahmad Izzan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.991 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i1.3129

Abstract

Terdapat banyak istilah dalam Alquran yang berkaitan dengan kata syukūr. Orang lazim mengartikan kata syukūr dengan makna pujian, memuji dan berterimakasih. Kata syukūr di dalam berbagai bentuknya ditemukan sebanyak  75 kali tersebar dalam 69 ayat dan 37 surat, terbagi ke dalam 18 bentuk (derivasi). Kata syukūr menjadi kata yang menarik untuk dikaji lebih dalam untuk mengungkap makna syukūr yang sesuai dengan makna yang disebutkan dalam Alquran. kata tersebut akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan semantik, yaitu teori semantik Toshihiko Izutsu. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang berbentuk library reseach (penelitian kepustakaan) dengan menggunakan metode analisis isi untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Allah memberi balasan yang baik kepada orang-orang yang bersyukur dan balasan yang buruk kepada mereka yang tidak mau bersyukur. Balasan bagi orang yang besyukur yaitu berupa pahala yang berlipat, Allah memberikan pahala yang berlipat dari ketaatan hamba-Nya yang sedikit. Kemudian membalas ketaatan yang sedikit dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya, dan balasan yang paling utama bagi orang-orang yang bersyukur adalah Surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Dan balasan yang buruk bagi orang-orang yang tidak mau bersyukur kepada Allah yaitu berupa azab yang pedih.
PENAFSIRAN ALI AL-SHABUNI TENTANG AYAT-AYAT YANG BERKAITAN DENGAN TEOLOGI Aji Fatahilah; Ahmad Izzan; Erni Isnaeniah
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.172 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i2.1600

Abstract

Penelitian ini mengkaji penafsiran  Ali al-Shabuni tentang ru’yatullah dan  sifat-sifat Allah yang dianggap anthrofomorphisme. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui kecenderungan Ali al-Shabuni dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan wacana teologi, terutama tentang ru’yatullah  dan anthrofomorphisme serta perbuatan Tuhan (afal Allah) dan manusia). Metode yang digunakan ialah deskriptif-analitis. Sumber primernya yaitu kitab Shafwah al-Tafâsîr karya Ali al-Shabuni. Penelitian ini menemukan bahwa  ketika Ali al-Shabuni menafsirkan tentang ru’yatullah dalam surat al-Qiyamah [75]: 22-23, ia sepaham dengan teologi ahlu al sunnah yang berpendapat bahwa Tuhan bisa dilihat di akhirat kelak. Dalam menafsirkan surat an-Nisa [4]: 164 tentang Allah berbicara dengan Musa, ia pun cenderung dengan teologi Asy’ari, bahwasannya Allah berbicara dengan Musa secara langsung. Demikian pula ketika menafsirkan masalah anthropomorfhisme dalam surat as-Sajdah [32]: 4, Ali al-Shabuni sepaham dengan teologi Asy’ari. Dalam menafsirkan kata بِيَدَىَّ  pada surat Shaad [38]: 75,  cenderung  berwarna ahlu  al-sunnah karena dalam memahami ayat seperti ini ahlu al-sunnah menggunakan dua metode, yaitu tafwidh dan takwil. Demikian pula ketika memahami perbuatan Tuhan dan manusia yaitu surat al-Saffat [37]: 96, sepaham dengan teologi Asy’ari yang mengatakan bahwa Allah yang menciptakan kalian dan perbuatan kalian. Secara umum, dalam menafsirkan ayat-ayat teologi  cenderung mengikuti teologi ahlussunnah Asy’ariah.
SITI HAWA DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD ASAD DAN CHRISTOPH BARTH Mina Mudrikah; Izzah Faizzah Siti Rusydati Khairani; Ahmad Izzan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.684 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v3i2.4117

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui ayat-ayat yang membahas Siti Hawa dalam Alquran dan Alkitab, melaluipenafsiran Muh{ammad Asad dan Christoph Barth tentang Siti Hawa. Penelitianini juga berusahauntukmengetahui ‘ibrah kisah Hawa dalam pandangan kedua tokoh tersebut.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Jenis penelitiannya kualitatif, berbentuk library research. Data yang diperoleh dianalisa dengan pendekatan metode komparatif yakni membandingkan pemikiran kedua tokoh untuk diketahui persamaan dan perbedaan penafsirannya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Alquran Hawa disebutkan dengan kata zawjahā dan zawjuka. Kata zawjahā terulang tiga kali, kata zawjuka terulang dua kali. Kisah Hawa dimuat dalam 21 ayat yang tersebar dalam enam surah dalam Alquran dan dalam Alkitab terdapat pada Kitab Kejadian: 2 dan 3. Selanjutnya, Asad dan Barth berbeda pendapat dalam materi penciptaan Hawa, tetapi keduanya sama-sama mengangkat suara dan hak perempuan yang dalam sejarahbiasanya dianggap sebagai makhluk kedua. Asad dan Barth memandang kisah kejatuhan Adam dan Hawa sebagai kesadaran manusia akan ketidakberdayaan totalnya dan sangat bergantung pada petunjuk Allah. Asad berpendapat bahwa Adam dan Hawa diampuni Allah. Namun ,‘ibrah dari kisahnya menunjukkan bahwa jika manusia mengikuti godaan setan maka ia akan sengsara. Adapun Barth memandang bahwa akibat perbuatan mereka harus dibayar dengan hukuman, namun ia tidak sepakat dengan paham laki-laki berkuasa atas perempuan dan adanya konsep “dosa warisan”.
PERGESERAN PENAFSIRAN MODERASI BERAGAMA MENURUT TAFSIR AL-AZHAR DAN TAFSIR AL-MISBAH Ahmad Izzan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1208.913 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.17714

Abstract

Berbagai gagasan mengenai sikap moderasi beragama terus tumbuh menunjukkan bagaimana intelektual Muslim Indonesia memiliki pandangan mengenai sikap-sikap yang toleran atas pemeluk agama lain. Salah satu tokohnya ialah Hamka dan Quraish Shihab dengan karya Tafsirnya. Kedua tokoh tersebut menghadapi situasi yang berbeda karena lahir pada generasi berbeda. Artikel ini berusaha untuk melihat bagaimana respon kedua tokoh tersebut tentang toleransi beragama di Indonesia di dalam karya tafsir masing-masing dengan menggunakan pendekatan Kuhn mengenai konsep pergeseran paradigm (paradigm shift) untuk melihat pergeseran penafsiran yang terjadi. Analisis akan diarahkan dengan meninjau latar belakang ideologi, relasi kuasa (otoritas), dan fanatisme terhadap suatu ideologi.  Penelitian ini fokus pada ayat-ayat moderasi beragama yakni surat al-Baqarah [2]: 256, A<li ‘Imra>n [3]: 85, Al-Kafiru>n [109]: 1-6, yang akan ditinjau juga dengan mengalisis aspek sosial-budaya dan otoritas penafsiran yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran pemikiran  dari kedua tokoh di atas dari teologi-Madhabi kepada teologi-Humanis. Penafsiran Hamka cenderung klasik terutama dalam melihat relasi agama dan budaya, sementara Shihab lebih terbuka atas perbedaan. Ini menunjukkan keterpengaruhan penafsiran berdasarkan konteks keindonesiaan yang beragam.
Friendship Design Thinking of the Prophet Muhammad Inspirational Hadith of the Prophet Nur Fadiyah Rahmiyanti; Ahmad Izzan
Gunung Djati Conference Series Vol. 4 (2021): The 1st Conference on Ushuluddin Studies
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.138 KB)

Abstract

This study aims to discuss the inspiration for the hadith of the Prophet. in life. This research method is qualitative through literature and field studies with the hadith design thinking approach. The results and discussion of this research include social ethics in friendship, hadith inspiration and the example of the Prophet. in making friends, and innovation in maintaining friendships. This research states that the hadith of the Prophet SAW. have inspirational messages in the life of friends to the relationship of a friendship to the hereafter
Takhrij and Syarah Hadith of Chemistry: Benefits and Role of Honey as a Medicine Material Muhamad Sahlan Arrosyid; Nurkholish Hadi; Ahmad Izzan; Rifki Rosyad; Eko Prabowo Hadisantoso
Gunung Djati Conference Series Vol. 5 (2021): Proceedings Conference on Chemistry and Hadith Studies
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.796 KB)

Abstract

The purpose of this hadith is to discuss the hadith of the Prophet (ï·º) about the benefits of honey from a chemical perspective. This research method is qualitative through the approach of takhrij and sharah hadith with chemical analysis. The results and discussion of this study is that honey contains many chemical substances that are beneficial to health and their uses in the world of medicine. The conclusion of this research is takhrij and syarah hadith of the Prophet (ï·º) about honey by chemical analysis has benefits for health and treatment.
Penerapan Metodologi Kritik Tafsir Rekonstruksi Evaluatif dalam Kitab Bida’ Al-Tafâsîr Nida Al Rahman; Ahmad Izzan
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 3, No 2 (2023): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v3i2.29224

Abstract

Artikel ini membahas bentuk penerapan kritik tafsir Abdullah Al-Ghummari dalam kitabnya Bida’ Al-Tafasir menggunakan tolak ukur metode rekonstruktif evaluatif Muhammad Ulinnuha dengan gagasan wilayah kritik ekstrinsik dan intrinsik. Penulisan artikel ini menggunakan metodologi deskriptif berbasis kepustakaan dari buku-buku dan karya ilmiah yang berkenaan dengan kritik tafsir dan kitab Bida’ Al-Tafasir. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kitab Bida’ Al-Tafasir cukup objektif mengkritik penafsiran-penafsiran yang keliru, hal tersebut dibuktikan dengan kritiknya mencakup setiap wilayah kajian kritik (ekstrinsik dan instrinsik) dalam metodologi kritik tafsir rekonstruktif evaluative. Kritik yang paling banyak disampaikan dalam kitab Bida’ Al-Tafasir adalah kritik yang berkenaan dengan personalitas mufasir dan kualitas konten tafsir. Abdullah Al-Ghummari tidak banyak mengkritik wilayah teknis penafsiran dan hermeneutikanya, karena kajiannya fokus membahas tafsir-tafsir yang dianggap bid’ah (melenceng) dalam penafsiran.