Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENYELESAIKAN MODEL MATEMATIKA PADA PROSES PENCAMPURAN BATUBARA UNTUK MENELUSURI SUMBER-SUMBER PENYEBAB KEGAGALAN PADA KUALITAS PRODUK PENCAMPURAN AKHIR MENGGUNAKAN NUMPY (PUSTAKA PEMROGRAMAN PHYTON) Yoga P. Adiwiguna; Hario Purbaseno; Mohamad N. Saleh; Hadi Syuhara; Ridho W. Putra; Almira D. Kusuma
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI 2020: PROSIDING TEMU PROFESI TAHUNAN PERHAPI
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/ptptp.v0i0.184

Abstract

Pencampuran batubara merupakan metode yang hampir dilakukan oleh seluruh perusahaan pertambangan batubara untuk menghasilkan produk akhir yang homogen dari beraneka ragam sumber atau material penyusun. Metode ini dipilih karena keunggulannya dalam mengoptimalkan cadangan batubara dan juga dapat meningkatkan harga jualnya di pasaran. Dalam prakteknya, proses pencampuran batubara bisa saja berbeda antara perusahaan satu dan lainnya bergantung pada fasilitas yang dipilih untuk mendukung model rantai suplainya. Terlepas dari perbedaan implementasinya, proses pencampuran batubara sebenarnya dapat dinyatakan sebagai perhitungan rata-rata terbobot antara berat batubara dan parameter kualitasnya. Memperoleh hasil akhir kualitas batubara sesuai dengan yang direncanakan merupakan target utama dari proses ini, tetapi tidak menutup kemungkinan ditemukan adanya perbedaan atau kegagalan pada hasil akhir akibat tidak akuratnya kualitas batubara yang dimodelkan, kondisi cuaca, juga kesalahan dalam pelaporan hasil analisa laboratorium. Agar dapat menelusuri sumber permasalahan ini, penulis mencoba menyusun proses pencampuran batubara ke dalam persamaan linier multivariabel  terdapat beberapa metode untuk menyelesaikan persamaan ini, di antaranya adalah Elimination of Variables, Cramer’s Rule, Row Reduction Technique, dan Matrix Solution. Penulis memilih metode Matrix Solution karena berkaitan dengan format matematis yang didukung dalam kaidah penulisan pemrograman Phyton. Beberapa persamaan linier multivaribel tersebut nantinya diubah ke dalam matriks   =kemudian dicari solusi untuk masing-masing nilai  menggunakan fungsi least square pada pustaka NumPy dengan mempertimbangkan nilai  yang sekecil mungkin. Solusi dari masing-masing nilai  dapat berupa nilai yang pasti atau berupa nilai pendekatan yang paling rasional. Tahap akhir dilakukan dengan membandingkan nilai kualitas batubara prediksi dengan nilai kualitas batubara observasi hasil perhitungan model matematis ini di dalam Box and Whisker Diagram. Metode ini sangat berpotensi untuk meningkatkan performa akurasi kualitas dengan penelusuran yang lebih tepat pada sumber-sumber mana yang menjadi penyebab kegagalan hasil analisa akhir laboratorium, dibandingkan hanya dengan pertimbangan bahwa sumber yang memiliki prosentase terbesar pembentuk sebuah produk pencampuran batubara sebagai suspek utama.
MEMBANGUN TOOL PREDIKSI YANG KOMPREHENSIF GUNA MENINGKATKAN AKURASI PRODUK AKHIR PENCAMPURAN KUALITAS BATUBARA MENERAPKAN PERBANDINGAN KOLABORATIF PADA ALGORITMA REGRESI HINGGA NEURAL NET Yoga P. Adiwiguna; Hario Purbaseno; Hadi Syuhara; Freddy J. Pribadi; Akhmad Sarbani; Almira D. Kusuma
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 2 (2022): November
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i2.79

Abstract

Prediksi nilai akhir pencampuran kualitas batubara sebagian besar ditentukan hanya dengan menghitung nilai rata-rata terbobot antara kualitas dan kuantitas batubara dari masing-masing konstituen, teknik perhitungan ini mengabaikan kondisi dimana variasi hasil akhir tidak hanya ditentukan oleh faktor material tetapi juga dipengaruhi oleh faktor manusia, lingkungan, mesin, dan faktor metode, yang masing-masing berkontribusi terhadap total variasi. Kami mencatat bahwa masih ada beberapa kasus di mana perbedaan antara nilai prediksi dan nilai aktual berada di luar ketetapan ISO (± 71 kcal/kg), yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar tidak hanya dari segi rangkaian operasional tetapi juga berdampak pada aspek keuangan karena menyebabkan munculnya berbagai biaya tambahan. Kami melihat bahwa hubungan antara nilai kalori akhir hasil analisa laboratorium dan kontributor variansnya dapat didekati sebagai masalah regresi. Memanfaatkan beberapa algoritma regresi akan membantu menghasilkan metode prediksi yang lebih baik daripada metode rata-rata terbobot sederhana. Dengan ribuan kumpulan data dan 60 fitur independen, kami secara bertahap menerapkan algoritma regresi sederhana seperti regresi linier hingga algoritma regresi lanjutan seperti Random Forest Regressor, XGBoost Regressor, dan Artificial Neural Networks (ANN). Untuk mendapatkan hasil yang optimal, pada setiap implementasi algoritma regresi lanjutan diterapkan metode hyperparameter tuning dengan iterasi hingga 1000 kali. Mempertimbangkan metrik evaluasi regresi, validasi model terbaik ditentukan dari nilai Mean Absolute Error (MAE) dan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) terkecil. Langkah terakhir adalah memilih dan menyimpan model yang terbaik sebagai pickle string untuk membuat Django application, kemudian agar memungkinkan aksesibilitas yang luas, dilakukan deployment aplikasi di Heroku. Dengan melibatkan kontributor variasi tambahan, yaitu faktor lingkungan (curah hujan & jam hujan), faktor metode (dasar pemilihan analisis laboratorium), dan faktor material (water spray dan dust suppressant treatment), kami memperoleh metrik evaluasi regresi terbaik saat menggunakan XGBoost di mana nilai MAE (37,5) dan MAPE (0.0082).Bahkan dengan lebih banyak kontributor varians, model prediksi ini dapat menawarkan process capability yang lebih baik dan rata-rata hasil yang lebih baik juga daripada kontributor varians yang lebih sedikit. Upaya preventif untuk meminimalkan kasus out-of-specification karena akurasi dapat dilakukan sedini mungkin, sehingga dapat meminimalkan kerugian secara operasional (Divert Barge, Rehandling Stock) dan secara finansial (Retest Document, Buyer Penalty). Aplikasi kolaboratif ini nantinya akan diterapkan oleh tim lintas fungsi (Coal Quality, Coal Mining Operation, Coal Dispatcher, Coal Processing Plant, Coal Laboratory) di seluruh rantai suplai batubara secara harian.
INVENTORI ANALITIK: PENENTUAN JUMLAH KATEGORISASI RAW MATERIAL PALING OPTIMAL DENGAN MENGGABUNGKAN METODE WEIGHTED K-MEANS DAN FUZZY C MEANS (ALGORITMA PEMBELAJARAN TANPA PENGAWASAN) PADA DATA MULTIDIMENSI KUALITAS BATUBARA Yoga P. Adiwiguna; Mohamad N. Saleh; Hadi Syuhara; Hario Purbaseno; Almira D. Kusuma
Indonesian Mining Professionals Journal Vol 4, No 1 (2022): April
Publisher : PERHAPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36986/impj.v4i1.53

Abstract

Memahami pentingnya peran analitik dalam pengelolaan inventori akan membantu perusahaan meningkatkan wawasan pada aktivitas inventatisirnya yang dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan paling krusial. Pendekatan ini memungkinkan bisnis untuk meningkatkan kendali produktivitas, efisiensi, dan profitabilitas terhadap setiap aktivitas pengelolaan inventory. Mengelola raw material sebagai salah satu aset inventori melibatkan beberapa aspek berwujud seperti (biaya modal, biaya penyimpanan tetap dan tidak tetap), dengan demikian usaha-usaha seperti penentuan berapa jumlah kategorisasi raw material yang harus dibentuk akan mempengaruhi fungsi operasional dan keuangan. Algoritma pengelompokan seperti K-Means dan Fuzzy C Means merupakan teknik yang digemari dalam analisis data statistik dan banyak digunakan dalam bidang pembelajaran mesin dan pengenalan pola. Memanfaatkan teknik ini untuk kategorisasi kualitas batubara sebelum diblending di Run of Mine sebagai raw material akan memberikan perspektif baru pembagian interval nilai kualitas batubara. Peran algoritma ini utamanya adalah membagi populasi data menjadi beberapa kelompok, sehingga data yang memiliki karakteristik yang sama akan disegmentasikan pada kelompok yang sama sedangkan data yang berada di luar karakteristik tersebut akan disegmentasikan pada kelompok data lainnya. Parameter ujinya berupa total variabilitas terkecil (WCSS), kohesi terbesar (Silhouette Coefficient), dan koefisien partisi terbesar. Menggabungkan kedua algoritma ini dan indeks validasinya akan memberikan rekomendasi jumlah kategorisasi kualitas batubara paling efisien dengan pertimbangan parameter paling optimal di setiap tumpukan. Sehingga pada tahap operasional dengan kuantitas yang sama, kategori tumpukan yang baru akan membantu menghemat ruang inventori dan tetap mampu memberikan performa variasi yang tidak jauh berbeda.