Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Fermentasi kulit buah kakao (theobroma cacao) sebagai bahan pakan ternak Syaiful Umela
Journal Of Agritech Science (JASc) Vol 1 No 01 (2017): Journal of Agritech Science (JASc) - Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.30869/jasc.v1i01.4

Abstract

Waste of cocoa peel potential to be used as fodder, particularly for the provision of ruminant feed. In the dry season grass growth is inhibited, so that the availability of forage less and the quality is low. That places forage shortage, given the availability of forage is limited, the strategic steps that can be taken is to utilize waste pod husks as animal feed. Animal feed is made by combining the rind cocoa fermented with corn bran and rice bran. This study aims to find ways of processing the cocoa fruit skin through fermentation and to determine the nutritional composition of animal feed produced cocoa peel. The method used in this study is a completely randomized design (CRD). Data obtained through organoleptic and proximate analysis. The results of organoleptic tests showed the best quality feed pod husks are treated P2 (fermented cocoa skin of 3000 g, 1000 g of corn bran and rice bran 2000 g) color with an average value of 3.80, the texture with an average value of 3.73 and proximate analysis results concentrate fermented cocoa peel is treated P2, the nutritional composition of the water content of 12.97%, ash content of 19.55%, 5.49% protein and 49.57% crude fiber.
Nugget Tempe Dengan Variasi Penambahan Tepung Tapioka Dan Pati Sagu Mohammad Fikran Arbie; Arif Murtaqi Akhmad Mutsyahidan; Syaiful Umela
Journal Of Agritech Science (JASc) Vol 3 No 1 (2019): Journal of Agritech Science (JASc) - Mei
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.30869/jasc.v3i1.334

Abstract

Diverifikasi pangan merupakan salah satu cara untuk membuat tempe menjadi olahan yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Tempe dapat dibuat menjadi bahan pembuatan nugget dengan variasi penambahan antara tepung tapioka dengan pati sagu. Tujuan penelitian nugget tempe ini yaitu untuk menentukan komposisi terbaik dengan melakukan perbandingan antara bahan pengikat yaitu tepung tapioka dan pati sagu pada ketiga perlakuan. Selain itu, dilakukan pengujian organoleptik, kadar air, kadar abu, dan uji tekstur. Data hasil masing-masing analisis diolah denga nmenggunakan metode RAL. Hasil rata-rata penelitian tertinggi nugget tempe yaitu kadar air nugget tempe pada perlakuan P2 yaitu 47,69%, kadar abu nugget tempe pada perlakuan P3 yaitu 2.52% dan hasil uji tekstur teringgi pada perlakuan P3 yaitu 20,816.66. Hasil uji organoleptik tertinggi terhadap rasa, aroma dan tekstur terdapat pada perlakuan P1 dan hasil uji organoleptik terhadap warna yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3.
PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, DAN KETERBUKAAN PADA INFORMASI TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK AYAM PEDAGING Syaiful Umela
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.29 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.15

Abstract

Ayam broiler, adalah ayam pedaging cepat tumbuh yang mampu mencapai bobot badan 1100 – 1.160 gram pada umur 30 hari. Untuk dapat mencapai tingkat produksi seperti ini diperlukan pengelolaan / pemeliharaan yang baik dengan menerapkan teknik beternak ayam pedaging yang benar. Masalah utama yang dihadapi oleh peternak ialah kelemahan peternak dalam pengetahuan (knowledge) dan pengalaman (experience) akan ketiga faktor pengelolaan usaha ternak, yaitu ; 1) Pemuliaan (breeding), 2) Makanan (feeding), dan 3) Tata laksana (management). Masalah bibit ternak untuk saat ini telah dapat di atasi dengan tersedianya berbagai jenis bibit ternak unggul dan pakan ternak di pasaran, namun masalah pengelolaan/tatalaksana belum dikuasai dengan baik. Hal ini terlihat dari besarnya keragaman penampilan usaha peternakan ayam pedaging dari satu peternakan ke peternakan lain dan dari satu daerah ke daerah lain. Selain pendidikan dan pengalaman peternak, faktor keterbukaan peternak pada berbagai informasi baru adalah faktor penting dan perlu ditambahkan pada penelitian ini. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pengalaman, dan keterbukaan pada informasi terhadap produktivitas usaha peternakan ayam pedaging di Kota Gorontalo. Metode analisis data yang digunakan untuk menduga fungsi produktivitas usaha ternak yaitu dengan model fungsi regresi linier berganda. Variabel terpilih diuji dengan uji sidik ragam (Anova) dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen atau a = 5 persen (0,05). Untuk melihat variabel mana yang lebih besar pengaruhnya digunakan uji korelasi parsial. Sedangkan untuk melihat kemampuan model regresi dalam memprediksi/meramal variabel dependen (Y) dijelaskan dengan koefisien determinasi (R2) atau R-Square. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama pendidikan responden, pengalaman responden, dan keterbukaan responden pada informasi berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Secara parsial, pendidikan memberikan pengaruh tidak nyata, sedangkan untuk pengalaman dan keterbukaan pada informasi memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas. Model fungsi regresi yang diperoleh memiliki daya ramal/prediksi yang tinggi terhadap produktivitas peternak.
ANALISIS MUTU KECAP AIR KELAPA DENGAN PENAMBAHAN KEDELAI DAN JAGUNG Syaiful Umela
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 3 No 1 (2015): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.531 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v3i1.34

Abstract

Air kelapa merupakan hasil sampingan dari pengolahan buah kelapa untuk memproduksi kopra, minyak, santan, dan kelapa parut kering (desicated coconut). Kandungan volume air kelapa matang umur 11 – 12 bulan mencapai 300 – 400 ml per butir, Sampai saat ini produk pangan dari pengolahan air kelapa yang sudah dibuat dan berkembang di masyarakat adalah nata de coco (sari kelapa). Air kelapa ini dapat dimanfaatkan untuk membuat kecap dengan penambahan kedelai dan jagung. Penelitian ini untuk menguji kualitas kecap air kelapa dengan beberapa parameter pengamatan yaitu kadar protein, kadar gula dan tingkat kesukaan mencakup warna, aroma, rasa, dan tekstur. Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimen rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga kali ulangan untuk setiap parameter. Perlakuan penelitian yaitu Perlakuan P1 = 5 lt air kelapa + 500 g kedelai, Perlakuan P2 = 5 lt air kelapa + 500 g jagung, dan Perlakuan P3 = 5 lt air kelapa + 500 g kedelai + 500 g jagung. Hasil penelitian kualitas kecap air kelapa menunjukkan bahwa kecap dengan perlakuan P1 dengan kadar protein 10,05 % dan kadar gula 47,80 % sudah memenuhi rekomendasi SNI (01-2543-1999). Sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan tingkat kesukaan kecap dengan perlakuan P1 (air kelapa + kedelai) adalah lebih disukai.
DAYA DUKUNG JERAMI JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG Syaiful Umela; Nurfitriyanti Bulontio
Jurnal Technopreneur (JTech) Vol 4 No 1 (2016): JURNAL TECHNOPRENEUR (Mei)
Publisher : UPPM Politeknik Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.425 KB) | DOI: 10.30869/jtech.v4i1.55

Abstract

Trend increased consumption of meat in Indonesia showed a significant increase, in line with population growth, increasing income and economic status of the people of Indonesia. This trend is reinforced by the quality of Indonesian human resource education that is directly proportional to the awareness of the importance of consuming protein in meeting nutritional needs, especially protein. Beef as one of the best sources of animal protein, requires the support of fodder availability continuously. A potential source of feed material in the region of Gorontalo is corn straw. Potential forage crop waste is not used optimally. In the corn harvest season, the amount of this waste is abundant and mostly just dumped and burned. Waste forage maize, can be given directly to livestock and can also be in processed form, such as hay and silage. The processed waste can be stored forage longer to be used / consumed in the dry season / dry season when grass field difficult to obtain. Beef as ruminant livestock forage in a day can consume as much as 10 percent of their body weight. The number of large forage needs must always be available every day continuously.To support the development of beef cattle in Pohuwato, particularly in the provision of feed ingredients, necessary to identify the potential availability of green fodder from waste food crops derived from corn. This identification can predict how the carrying capacity of the feed derived from corn straw, so that local governments can calculate how the number of animals that can be accommodated and assured continuously feed needs.This study aimed to analyze the carrying capacity of corn straw as animal feed for beef cattle breeding business in Pohuwato. The Targets of this research is knowing the carrying capacity of corn straw as feed for cattle in Pohuwato.