Latar Belakang: Complementary and Alternative Medicine merupakan salah satu strategi penatalaksanaan non-farmakologi. Salah satu konsepnya dikenal dengan istilah self-healing. Deep breathing dan afirmasi positif merupakan metode self-healing yang paling sederhana, lebih mudah diaplikasikan secara mandiri, praktis untuk dilakukan setiap saat, tidak memerlukan instruktur dan tempat khusus yang kondusif sehingga relevan diterapkan pada pasien dengan status sosial ekonomi menengah ke bawah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan pengaruh kedua metode tersebut terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial di Kabupaten Kulon Progo.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental analitik dengan rancangan eksperimen terkontrol acak. Melibatkan 96 pasien hipertensi esensial yang dibagi secara acak ke dalam dua kelompok intervensi yaitu deep breathing dan afirmasi positif. Kelompok DB diminta untuk melakukan pernafasan perut selama kurang lebih 10 menit, sedangkan kelompok AP diminta untuk mengucapkan salah satu kalimat afirmasi positif yang telah ditentukan secara berulang-ulang dan ritmis di dalam hati selama kurang lebih 10 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum, segera setelah, dan 15 menit setelah intervensi. Perbedaan rerata tekanan darah diuji menggunakan paired t-test dan unpaired t-test sedangkan kekuatan efek size diuji dengan logistic regression.Hasil: Deep breathing dan afirmasi positif dapat menurunkan tekanan darah sistolik (11,9±10,9 dan 13,6±10,5) dan diastolik (8,3±8,4 dan 6,0±8,6) pada pasien hipertensi esensial (p value 0,000; std mean diff>0,7). Rerata tekanan darah pada pengukuran post1 dan post2 tidak berbeda (CI 95%:0,06-4,91). Penurunan tekanan darah pada kedua kelompok tidak berbeda (p value>0,1). Kesimpulan: Efektivitas deep breathing dan afirmasi positif dalam menurunkan tekanan darah adalah sama. Penurunan tekanan darah kedua metode tersebut stabil hingga 15 menit setelah intervensi. Oleh karena itu, perlu diagendakan kegiatan relaksasi rutin untuk pasien hipertensi minimal pada kelompok pasien yang sudah terorganisir seperti Kelompok Hipertensi Prolanis di Puskesmas.