Syamdidi Syamdidi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Cumi-Cumi Analog dari Surimi Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) dengan Menggunakan berbagai Jenis Pati Theresia Dwi Suryaningrum; Syamdidi Syamdidi; Asmanah Asmanah; Sakinah Haryati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v11i2.278

Abstract

Cumi-cumi analog merupakan produk olahan tiruan dari surimi yang memiliki tekstur elastis, warna putih dan rasa khas cumi-cumi. Penelitian pembuatan cumi-cumi analog dari surimi ikan patin (Pangasius hypopthalmus) dengan menggunakan berbagai jenis pati telah dilakukan.Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap 1 berupa optimasi formula cumi-cumi analoguntuk mendapatkan tekstur dan warna seperti produk yang ditiru. Formulasi cumi-cumi analog didasarkan pada formulasi kamaboko dengan perlakuan penambahan karaginan (1% dan 5%), konjak (1,5% dan 2%) dan pewarna putih (cloudy) (1% dan 2%). Penelitian tahap ke 2 dilakukan untuk mempelajari pengaruh jenis pati yaitu tapioka, kentang dan sagu terhadap karakteristik cumi-cumi analog yang dihasilkan. Pengamatan dilakukan terhadap nilai gizi, sifat fisik dan sensoricumi-cumi analog yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kombinasi karaginan 1%, konjak 1,5% dan pewarna putih 2% menghasilkan tekstur produk yang elastisitasdan warnanya mendekati produk yang ditiru. Penggunaan berbagai jenis pati tidak berpengaruhterhadap nilai gizi dan pH, namun berpengaruh nyata terhadap sifat fisik cumi-cumi analog yang dihasilkan. Cumi-cumi analog yang diolah dengan pati sagu menghasilkan tingkat kekerasan dan elastisitas paling tinggi, namun derajat putih paling rendah dibandingkan dengan tepung lainnya. Sedangkan cumi-cumi analog yang diolah dengan pati kentang menghasilkan kekerasan,elastisitas dan daya menahan air yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Uji sensori menunjukkan bahwa cumi-cumi analog yang diolah dengan menggunakan pati tapioka menghasilkan warna, rasa dan tekstur yang lebih disukai panelis dibandingkan dengan tepunglainnya. Sedangk an cumi-cumi analog yang diolah dengan pati kentang menghasilkan kenampakan dan bau yang lebih disukai panelis, namun mempunyai tekstur dengan nilai kesukaan yang paling rendah.
Karakteristik Serat Nano Komposit Kitosan-Polivinil Alkohol (PVA) dari Cangkang Rajungan Melalui Proses Electrospinning Muhamad Darmawan; Syamdidi Syamdidi; Yusma Yennie; Singgih Wibowo
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2016): Desember 2016
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v11i2.293

Abstract

Kitosan merupakan salah satu polimer alam yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat serat nano. Namun demikian, serat nano yang dibuat dari kitosan saja tidak memiliki karakteristik yang baik sehingga perlu dicampur dengan polimer sintetis lain seperti polivinil alkohol (PVA). Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari karakteristik serat nano yang dibuat dari kompositkitosan cangkang rajungan dengan derajat deasetilasi 89,06% dan PVA menggunakan metode electrospinning. Perbandingan campuran kitosan-PVA yang digunakan adalah 1:9, 2:8, 3:7, dan 4:6 (v/v). Parameter yang diamati adalah karakteristik kitosan yang digunakan (derajat deasetilasi, kadar air, kadar abu, total N, viskositas, analisis gugus fungsi menggunakan FTIR), dan karakteristik serat nano yang dihasilkan (viskositas, struktur morfologi menggunakan scanning electron microscopy-SEM, dan analisis gugus fungsi menggunakan FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur serat nano komposit kitosan-PVA yang dihasilk an masih menunjukkan adanya gumpalan-gumpalan (beads). Peningkatan jumlah kitosan dalam larutan kitosan-PVA meningkatkan jumlah gumpalan (beads) pada serat nano yang dihasilkan. Peningkatan jumlah PVA di dalam komposit meningkatkan viskositas larutan kitosan-PVA. Hasil dari FTIR menunjukkan adanya interaksi intermolekular antara PVA dan kitosan yang diduga melalui ikatan hidrogen.