Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI PERTUMBUHAN LIMA STRAIN IKAN NILA PADA MEDIA BERSALINITAS M. H. Fariduddin Ath-thar; Dadang Ariyanto; Rudhy Gustiano
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 1 No. 1 (2011): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.167 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v1i1.6

Abstract

Evaluation of Salinity Tolerance on Five Strains of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus).         The objective of the study was to evaluate the salinity tolerance of five strains of nile tilapia, BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia), Lokal Kuningan (LK), Red NIFI (RN), nila merah (NM) dan nila hitam (NH),  in 15 ppt saline water. Initial size of fish examined was 3-5 cm, reared in 100 x 40 x 60 cm aquaria with density of 25 fish per aquarium. Each strain had 4 replications. During experiment fish were fed with commercial pellet, 5% of body weigth per day. Observation was done on standard length,  body weight, biomass, and survival rate every 10 days for 1 month. Growth of length and body weight showed no differences among strains. For biomass,  BEST strain except with RN was significantly different (P<0.01) compare to NH, NM and LK. On the other hand, RN was not significantly different with NH, but significantly different with LK and NM.  For survival rate, BEST strain had the highest percentage among others and significantly different than LK, NM and NH. RN was also significantly different than LK, NM, and NH. The last three strains were not significant different among them.Keywords : Strain, oreochromis, salinity, growth ABSTRAK        Banyaknya lahan tambak yang tidak dioperasikan lagi (idle) merupakan lahan tidur yang perlu dioptimalkan Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melakukan evaluasi pertumbuhan benih ikan nila strain BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia), lokal Kuningan, Red NIFI, nila merah dan nila hitam di masyarakat pada media bersalinitas 15 ppt. Ikan uji yang digunakan berukuran 3-5 cm dipelihara dalam akuarium ukuran 100 x 40 x 60 cm dengan kepadatan 25 ekor menggunakan 4 ulangan untuk masing-masing strain. Selama pemeliharaan, ikan diberi pakan komersial (pellet) sebanyak 5% per hari dari bobot tubuh.  Pengamatan panjang baku, bobot tubuh, biomasa dan sintasan dilakukan setiap 10 hari sekali selama masa pemeliharaan. Pengamatan pertumbuhan panjang dan bobot tubuh memperlihatkan bahwa kelima strain yang diuji tidak memperlihatkan adanya perbedaan pertumbuhan panjang dan bobot. Untuk biomassa, BEST memberikan hasil yang terbaik dan berbeda nyata dengan NH, NM dan LK namun tidak berbeda nyata dengan RN. Sedangkan RN tidak berbeda nyata dengan NH (P < 0,01) tetapi berbeda nyata dengan LK dan NM. Untuk pengamatan sintasan, ikan nila BEST mempunyai nilai yang terbaik dan berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan LK, NM dan NH tetapi tidak berbeda nyata dengan RN. Demikian pula untuk RN yang berbeda nyata dengan LK, NM dan NH. Sedangkan untuk ketiga strain lainnya (LK, NM dan NH) tidak memberikan perbedaan nyata satu sama lain. Kata kunci : Strain, oreochromis, salinitas, pertumbuhan
HETEROSIS, MATERNAL , DAN INDIVIDUAL EFFECT PADA HIBRIDA ANTARA IKAN MAS RAJADANU, MAJALAYA, SUBANG, DAN KUNINGAN M. Hunaina Fariduddin Ath-thar; Vitas Atmadi Prakoso; Estu Nugroho; Rudhy Gustiano
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.9 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.407-412

Abstract

Ikan mas merupakan salah satu komoditas potensial untuk mendukung pencapaian peningkatan produksi perikanan budidaya nasional sebanyak 353% pada 2014. Ikan mas yang digunakan selama ini hanya mengandalkan strain lokal yang sudah mengalami penurunan kualitas. Hibridisasi merupakan salah satu cara untuk menghasilkan ikan unggul. Hibridisasi dilakukan secara resiprok dari 4 strain ikan mas Rajadanu, Subang, Majalaya dan Kuningan sehingga didapatkan 16 kandidat strain baru. Parameter yang digunakan sebagai evaluasi hibrida ini adalah sintasan dan keragaan pertumbuhan. Nilai maternal effect, individual effect dan heterosis dari sintasan dan keragaan pertumbuhan ikan hasil hibrid menjadi acuan untuk pemilihan kandidat hibrid yang terbaik. Untuk parameter pertumbuhan, nilai maternal effect tertinggi didapat dari ikan lokal Subang dan nilai individual effect tertinggi pada Majalaya. Sedangkan untuk parameter sintasan, nilai maternal effect tertinggi didapat dari ikan lokal Kuningan dan nilai individual effect tertinggi pada Rajadanu. Dari skoring nilai heterosis didapatkan hasil bahwa hibrida ikan lokal Kuningan dan Majalaya merupakan hibrida terbaik.
VARIASI GENETIK HASIL PERSILANGAN NILA BEST DENGAN RED NIFI DAN NIRWANA MENGGUNAKAN PENANDA RAPD Iskandariah Iskandariah; Irin Iriana Kusmini; Otong Zenal Arifin; Rudhy Gustiano
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 3 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.848 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.3.2011.363-371

Abstract

Penelitian mengenai variasi genetik dari hibridisasi 3 varian ikan nila (BEST, Red NIFI, dan Nirwana) telah dilakukan di Laboratorium Molekuler Biologi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik hasil hibridisasi antara nila BEST, Nirwana, dan Red NIFI dengan menggunakan metode Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD). Amplifikasi DNA menggunakan primer OPA-02, OPA-03, dan OPC-05. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase polimorfisme berkisar antara 18,1818%–42,4242%, dengan nilai heterozigositas 0,0733-0,1564 dan jarak genetik antar populasi 0,3735–0,5300. Keragaman genetik tertinggi diperoleh pada hasil hibridisasi antara nila BEST dengan Nirwana. Nilai polimorfisme meningkat sebesar 10,6060% dan heterozigositas 0,0352 pada populasi hasil hibridisasi dibandingkan dengan populasi true breeding. Hal ini menunjukkan bahwa hibridisasi dapat meningkatkan nilai keragaman genetik dari suatu populasi ikan.