Wildan Wildan
Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Khairun

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENCAPAIAN KEBUTUHAN BERTINGKAT TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA Umami, Municha; Wildan, .; Arianto, Budi
JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.443 KB)

Abstract

ABSTRAK Permasalahan penelitian ini adalah pencapaian kebutuhan bertingkat tokoh utama dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra dan menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik kajian pustaka, yaitu dengan cara membaca novel Bulan Terbelah di Langit Amerika karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, menandai dan mencatat bagian-bagian yang terdapat unsur pencapaian kebutuhan bertingkat pada tokoh utama dalam novel tersebut. Selanjutnya, teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mengklasifikasi data sesuai dengan hierarki kebutuhan bertingkat, (2) mendeskripsikan pencapaian kebutuhan bertingkat tokoh utama, dan (3) menarik kesimpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa tokoh utama, yaitu Hanum dan Rangga, memiliki banyak rintangan dalam memenuhi setiap kebutuhan mereka. Akan tetapi, mereka selalu termotivasi dan terus berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan yang muncul. Oleh karena itu, mereka mampu memenuhi atau mencapai setiap kebutuhan mereka, baik kebutuhan tingkat tinggi maupun kebutuhan tingkat rendah.Kata kunci: pencapaian kebutuhan bertingkat, tokoh utama, novelABSTRACT The research problem is meeting the need for multilevel main character in the novel Bulan Terbelah di Langit Amerika by Salsabiela Rais and Rangga Almahendra. This research uses a psychological approach to literature and using descriptive qualitative method. The data source of this research is the novel Bulan Terbelah di Langit Amerika by Hanum Salsabiela Rais and Rangga Almahendra. Data is collected using library research techniques , that is reading the novel Bulan Terbelah di Langit Amerika by Salsabiela Rais and Rangga Almahendra, marking and record parts that there are elements of achieving the needs storied main character in the novel. Furthermore , data analysis techniques performed by the following steps: (1) classify data according to the multilevel hierarchy of needs, (2) describe the achievement storey main character needs, and (3) draw conclusions. The research proves that the main character, namely Hanum and Rangga, have many hurdles in fulfilling their every need. However, they are always motivated and continue to strive to meet any needs that arise. Therefore, they are able to meet or achieve any of their needs, both high-level needs and the needs of the low level. Keywords: meeting the need for multilevel, the main character, novel
Kritik Nalar Urgensi Alur Novel "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur" Karya Muhidin Dahlan Wildan Wildan
Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 1 No 1 (2013): Gramatika, Volume I, Nomor 1, Januari--Juni 2013
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.487 KB) | DOI: 10.31813/gramatika/1.1.2013.12.13--24

Abstract

Kiran is the major character in the novel Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur by Muhidin Dahlan. She is a moeslem student who was in the process of a spiritual journey to understand the concept of divinity. Great desire to know more about Islam encouraged Kiran to enter the Islamic organizations and actively participated invarious studies that drove her into an activist who fought to uphold Islamic State. However, the spiritual journey and the struggle she had committed in eagerness had failed to be actualized for she was disappointed with the attitude of her friends in arms that did not run the organization based upon Islamic rules (syariat). As a form of revenge, Kiran eventually became a prostitute.
Resistansi dan Model Resistansi dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy Wildan Wildan
Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan Vol 2 No 2 (2014): Gramatika, Volume II, Nomor 2, Juli--Desember 2014
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.563 KB) | DOI: 10.31813/gramatika/2.2.2014.86.83--92

Abstract

The research on “Perempuan Berkalung Sorban” aimed at revealing aesthetic reconstructive model of gender discrimination in an Islamic boarding school environment and the model of aspired gender equality.This research used feminist literary criticism as a medium to express gender equality in the novel “Perempuan Berkalung Sorban”. Feminist literary criticism is regarded as a new life in a critique based on feelings,thoughts, and responses of the women based on the role vision and position in the literary world. Through the theory of feminist literary criticism, it could be concluded that the resistance and the model of gender equality in the novel ‘Perempuan Berkalung Sorban’ is a structured and massive gender discrimination which was built up from internal and external elements of literary works, such as the use of age, situation of the house, school and marriage. Meanwhile, Islam has been used as a shelter for the establishment of patriarchal culture in the different spheres of life. The model of gender equality was finally shown through Nisa’s second marriage with Khodori Lek. Nisa’s marriage was a marriage which became an ideal oraspired model of gender equality and a form of resistance to the first marriage with Syamsuddin.
RESISTENSI DAN MODEL KESETARAAN GENDER DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAL EL KHALIEQ NFN Wildan
Kandai Vol 10, No 2 (2014): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1104.439 KB) | DOI: 10.26499/jk.v10i2.324

Abstract

Penelitian ini mengangkat masalah resistensi dan model kesetaraan gender dalam novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidal El-Khalieq dengan tujuan mendeskripsikan model diskriminasi dan mengungkapkan model kesetaran gender yang dicita-citakan.. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu metode yang secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan bentuk penyajian dan analisis data yang dilakukan secara deskriptif. Dengan perspektif kritik sastra feminis diperoleh simpulan, bahwa resistensi dan model resistensi perempuan dalam novel Perempuan Berkalung Sorban merupakan peristiwa diskriminasi gender yang bangun dari tiga ranah. Pertama, ranah lingkungan pesantren, rumah, dan perkawinan. Ranah tersebut dikonstruksi dalam tahapan perkembangan usia, yaitu,  ketika Nisa, Wildan dan Risal masih berusia anak-anak, kedua, remaja, dan ketiga ketika dewasa. Pemanfaatan usia sebagai media ekspresi estetik, digunakan untuk mengungkap bahwa pesantren sebagai simbol agama dan tempat pemandaian akal, hanya dijadikan alat untuk berlindung, bagi pemerolehan legalitas diksriminasi dan kemapanan diskriminasi budaya patriarkat terhadap perempuan. Pemerolehan kesetaraan gender yang diidealkan,  akhirnya terjadi pada perkawinan kedua Nisa dengan Lek Khodori.  Pada konteks tersebut perempuan (Nisa) sudah menempatkan dirinya pada posisi memiliki hak yang sama dalam berbagai aktivitas kehidupan, baik dalam berpendapat dan menentukan sikap
Traditional English Grammar and Beyond N. F. Blake Wildan Wildan
TEKSTUAL Vol 20, No 1 (2022): Tekstual: Humaniora
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.822 KB) | DOI: 10.33387/tekstual.v20i1.3491

Abstract

Makalah ini membahas hasil reviuw terhadap buku N.F. Blake yang berjudul Traditional English Grammar and Beyond. Mengingat buku ini sangat kompleks membicarakan tentang linguistik, maka fokus reviuw-nya terbatas pada linguitik tradisonal. Pada prinsipnya, pokok pembahasan yang dibicarakan dalam makalah ini adalah perkembangan awal linguistik tradisional, meliputi zaman Yunani, zaman pertengahan, hingga zaman renaissans. Sebagai hasil reviuw, maka pada reviuw ini juga dikemukakan beberapa kelemahan dan kelebihan linguistik tradisional pada zaman perkembangan awal.This paper discusses the results of the review of the book N.F. Blake entitled Traditional English Grammar and Beyond. Since this book is very complex in discussing linguistics, the focus of the review is limited to traditional linguistics. In principle, the subject discussed in this paper is the early development of traditional linguistics, covering the Greek era, the Middle Ages, to the Renaissance. As a result, this review points out several weaknesses and strengths of traditional linguistics in the early development period.Keywords: Traditional English grammar, N.F.Blake