Fathorrahman Z
STAI Nazhatut Thullab Sampang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Problematika Dualisme Ideologi dan Kelembagaan Pendidikan Islam Fathorrahman Z
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 2 No. 1 (2017): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.551 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v2i1.3092

Abstract

Abstrak: Dualisme pendidikan di Indonesia telah menjadi dilema yang belum dapat diselesaikan hingga sekarang. Dualisme ini tidak hanya berkenaan dengan sistem pengajarannya tetapi juga menjurus pada keilmuannya. Pola pikir yang sempit cenderung membuka gap antara ilmu-ilmu agama Islam dan ilmu-ilmu umum. Padahal dikotomi keilmuan ini justru menjadi garapan bagi para pakar pendidikan Islam untuk berusaha menyatukan keduanya. Dualisme pendidikan Islam juga muncul dalam bidang manajerialnya, khususnya di lembaga swasta. Lembaga swasta umumnya memiliki dua top manager yaitu kepala madrasah dan ketua yayasan (atau pengurus). Meskipun telah ada garis kewenangan yang memisahkan kedua top manager tersebut, yakni kepala madrasah memegang kendali akademik sedangkan ketua yayasan (pengurus) membidangi penyediaan sarana dan prasarana, sering di dalam praktik terjadi overlapping. Praktek manajemen di madrasah sering menunjukkan model manajemen tradisional, yakni model manajemen paternalistik atau feodalistik. Dominasi senioritas semacam ini terkadang mengganggu perkembangan dan peningkatan kualitas pendidikan. Kata Kunci: idealisme, kelembagaan, pendidikan islam Abstract: The dualism of education in Indonesia has become a dilemma that has not been resolved until now. This dualism is not only concerned with the teaching system but also leads to its scholarship. A narrow mindset tends to open the gap between the sciences of Islam and the general sciences. Yet this dichotomy of science is actually a claim for Islamic education experts to try to unite the two. Islamic education dualism also emerged in the managerial field, especially in private institutions. Private institutions generally have two top managers: the head of the madrasah and the chairman of the foundation (or caretaker). Although there is a line of authority that separates the two top managers, ie the head of the madrasah holds academic control while the chairman of the foundation (caretaker) in charge of the provision of facilities and infrastructure, often in the practice of overlapping. Management practices in madrasas often show a traditional management model, the paternalistic or feudalistic management model. Such seniority dominance sometimes interferes with the development and improvement of the quality of education. Keywords: idealism, institution, Islamic education
Pembentukan Karakter Positif Peserta Didik Melalui Bimbingan Pribadi Sosial Fathorrahman Z; Siti Farida
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 3 No. 1 (2018): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.912 KB) | DOI: 10.35127/kbl.v3i1.3277

Abstract

Abstrak: Tulisan ini membahas tentang pembentukan karakter positif peserta didik, hal ini dilatar belakangi oleh buruknya karakter masyarakat kita dewasa ini yang disinyalir oleh beberapa kalangan bahwa hal tersebut disebabkan arus globalisasi, teknologi dan informasi yang begitu pesat sehingga berdampak pada merosotnya moral, nila-nilai sosial, budaya dan bahkan agama. Pembentukan karakter positif pada peseta didik di sekolah melalui bimbingan pribadi sosial dapat dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu bimbingan klasikal, kelompok, dan individual dengan memperhatikan beberapa aspek; aspek psikologis siswa sebagai remaja, budaya lokal, dan kondisi masyarakat serta melakukan kerja sama yang sinergis antara guru bimbingan dan konseling dengan semua elemen yang ada di sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat agar tujuan layanan bimbingan pribadi sosial dapat tercapai. Kata Kunci: Karakter, Bimbingan Pribadi Sosial Abstract: This paper discusses abaout the formation of positive character of students, this is due to the bad character of our society today that is allegedly by some realm that is caused by the flow of globalization, technology and information so rapidly so that it has the impact decline of moral, social values, culture and also religion. The formation of positive characters to student in the school by guidance of personal social counseling can do it pass through several techniques, namely classical, group, and individual guidance with attention to several aspects; the psychological aspects of students as adolescents, local cultures, and communities condition as well as synergistic collaboration between guidance and counseling teachers with all elements which present in schools, parents, and communities in order that the goals of personal social guidance services can be achieved. Keywords: Character, Personal Social Guidance.