Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGEMBANGAN COMMERCIAL STREET BAGI PEDESTRIAN DI RUANG KORIDOR JALAN KOTA TUA JAKARTA Clarice Alverina; Felia Srinaga; Susinety Prakoso
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol 2, No 1 (2020): Desain Sebagai Strategi Pendorong Inovasi Sosial? Mungkin!
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/jsdis.v2i1.2564

Abstract

Jalan merupakan ruang publik yang memiliki persentase terbesar dalam suatu kota dan menjadi pusat aktivitas pergerakan manusia khususnya bagi pedestrian. Di Indonesia, isu mengenai jalur pedestrian belum dapat diatasi dengan baik. Isu ini dapat dilihat pada kawasan Fatahillah, Kota Tua Jakarta yaitu tepatnya pada Jalan Cengkeh. Jalan Cengkeh terletak di antara Lapangan Fatahillah dan fasilitas parkir. Saat ini, jalan dan jalur pedestrian tidak memiliki daya tarik dan tidak menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Keadaaan ini didukung pula dengan bangunan sekitarnya yang memiliki kondisi serupa. Pada negara-negara lain salah satu pengelolaan jalan yang sudah terbukti berhasil menarik aktivitas pengunjung adalah pengelolaan commercial street. Pengelolaan commercial street banyak dilakukan pada jalan yang sudah memiliki konektivitas yang baik dan berada pada posisi yang strategis. Melalui hal tersebut, pengelolaan ini dipilih sebagai pengembangan jalan pada Jalan Cengkeh. Melihat permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui elemen dan kriteria bagi keberhasilan sebuah commercial street, aktivitas apa yang perlu dikembangkan pada sebuah jalan serta bagaimana penerapannya pada jalur pedestrian di Kota Tua Jakarta.  Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui studi literatur, studi preseden dan observasi lapangan. Penelitian ini menghasilkan tiga elemen utama dan delapan kriteria jalan untuk menciptakan jalan komersil yang menarik/hidup dan baik/nyaman. Elemen utama terdiri dari elemen jalan, elemen commercial building, dan elemen jalur pedestrian. Kriteria jalan adalah imageability, human scale, enclosure, aman, nyaman, daya tarik, transparansi dan interaktif. Aktivitas yang terjadi pada commercial street berupa aktivitas berdasarkan postur, berdasarkan kebutuhan dan berdasarkan perilaku. Penelitian ini juga menghasilkan 3 konsep perancangan yang merupakan solusi bagi pengembangan Jalan Cengkeh menjadi commercial street yaitu konsep jalan, konsep commercial building, dan konsep jalur pedestrian.
Peningkatan Kualitas Ruang Penghubung Antar Taman Kota Dengan Membangun Interaksi Sosial Alvar Mensana; Felia Srinaga; Angie Halim
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol 1, No 1 (2019): Desain Sebagai Strategi dan Inovasi Sosial
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37312/jsdis.v1i1.1838

Abstract

Ruang publik berupa taman kota di Jakarta masih belum secara optimal digunakan sebagai ruang interaksi dan sosialisasi warga. Beberapa pemanfaatan taman kota yang berdekatan memiliki potensi untuk saling berkontribusi dalam meningkatkan interaksi sosial. Untuk itu peningkatan kualitas ruang penghubung antar taman sebagai ruang interaksi sosial dan pengembangan ruang publik kota perlu ditingkatkan. Taman kota yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah Taman Menteng dan Taman Suropati pada kawasan Menteng Jakarta Pusat. Kedua taman ini memiliki fungsi yang berbeda akan tetapi letaknya yang berdekatan berpotensi untuk saling berinteraksi melalui ruang penghubung antara kedua taman. Permasalahan dalam penelitian ini adalah koridor penghubung kedua taman ini tidak hidup/tidak permeable, bahkan cenderung sepi, sehingga membuat tidak adanya expanded public space yaitu pengembangan koridor ruang publik diantara kedua taman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menggali potensi dari ruang publik di antara kedua taman tersebut guna mengembangkannya menjadi ruang penghubung yang dapat meningkatkan interaksi sosial dan kualitas taman kota yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengajukan dua buah pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Apa kriteria untuk membuat ruang penghubung/koridor yang permeable, 2) Bagaimana penerapan kriteria tersebut dalam perancangan ruang penghubung taman kota yang dapat meningkatkan interaksi sosial. Metode penelitian ini menggunakan kajian literatur guna mengetahui kriteria kualitas dari taman kota yang baik, ruang jalan, dan aktivitas dalam ruang publik yang mendukung interaksi sosial. Observasi dan analisis deskriptif di lapangan dilakukan untuk menemukan aktivitas keseharian yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pengisi ruang penghubung taman dalam meningkatkan interaksi sosial diantara kedua taman. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah konsep dan rancangan arsitektural pada ruang jalan penghubung antara dua taman berbeda fungsi yang mampu mempromosikan terjadinya interaksi sosial.
Perancangan Fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini Desa Gunung Sari Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Susinety Prakoso; Felia Srinaga; Julia Dewi; Dicky Tanumihardja; Santoni Santoni
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 1, No 1 (2016): October
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThis paper demonstrates the design process of Early Childhood Education Center (ECDC) in Gunung Sari Village at Mauk, Tangerang. This project is a collaborative community service between the Architecture Department at Universitas Pelita Harapan and Habitat for Humanity Indonesia. This paper highlights the design process of ECDC involving pre-school’s children through mosaic approach developed by Clark and Moss (2011). The aim of this approach is to contribute to the design of ECDC that is meaningful and responsive to young children’s needs. Mosaic approach is based on a participatory method that recognize young children’s competencies and responsive to the ‘voice’ of the young children (aged 3-6). Three stages of mosaic approach have been applied: 1) gathering children’s and adult’s perspectives; 2) discussing (reviewing) the material; 3) discussing on areas of continuity and change. Observation, child-conferencing and mapping are three different techniques of mosaic approach that have been applied in this study. The end process of the design of ECDC is in the form of technical drawings, images and model that will be used by Habitat for Humanity Indonesia in the construction process. This paper also reflects on key lessons learned in working with young children through participation process and mosaic approach.  Keywords:  design process, early childhood education center, participation, mosaic approach.AbstrakTulisan ini bertujuan untuk berbagi pengalaman proses perancangan bangunan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Gunung Sari Kecamatan Mauk, Tangerang. Kegiatan ini merupakan kerjasama program studi Arsitektur Universitas Pelita Harapan dengan Habitat for Humanity Indonesia, sebagai bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Proses perancangan bangunan PAUD menggunakan pendekatan partisipasi dengan teknik mosaic approach (Clark and Moss, 2011), dengan tujuan untuk menghasilkan rancangan yang peka terhadap kebutuhan anak serta bermakna bagi anak. Mosaic approach merupakan pendekatan penelitian yang digunakan untuk mendengar ‘suara’ anak dan mengakui kompetensi anak, terutama anak usia pra-sekolah (3-6 tahun). Tiga tahapan mosaic approach diterapkan dalam proses perancangan meliputi: 1) mengumpulkan pandangan anak dan orang dewasa; 2) membahas material yang terkumpul; 3) memutuskan apa yang perlu diteruskan dan diubah. Prinsip multi method mosaic approach yang dilaksanakan adalah observasi, child conferencing dan mapping. Hasil dari keseluruhan proses perancangan bangunan PAUD adalah rancangan final PAUD dalam bentuk gambar kerja, gambar presentasi serta maket bangunan yang digunakan oleh pihak Habitat for Humanity Indonesia untuk pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan. Tulisan ini fokus pada pendekatan partisipasi dengan teknik mosaic approach yang digunakan dalam melaksanakan proses perancangan bangunan PAUD, serta mendeskripsikan evaluasi keberhasilan pendekatan partisipasi dan teknik mosaic approach.Kata kunci: proses perancangan, sekolah, partisipasi, mosaic approach, anak
PERANCANGAN LANSEKAP TAMAN DAN PENEMPATAN RUMAH DOA [LANDSCAPE AND INTERIOR DESIGN OF PRAYER GARDEN/HOME] Felia Srinaga; Susinety Prakoso; Julia Dewi; Alvar Mensana; Fernitia Richtia Winnerdy
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 3, No 2 (2019): April
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Planning the construction of a prayer home is one of the appropriate steps to enrich students’ spirituality at Sekolah Tinggi Teologia Cipanas (STTC). Designing a prayer home that traces STTCs vision and mission, along with its valuable location in Cipanas, will offer a blessed and peaceful touch to the design of the prayer home. On the first stage of this proposal, a preliminary design scheme for a prayer home had been created in the earlier semester. The purpose of the activity in this second stage is to design a Prayer Garden that supports the prayer home, which had been designed in previous stage, by utilizing the land between buildings by developing a concept that is contextual with its surrounding nature. The main site issue in STTC is the underutilized inter-building space, the abandoned open space and the lack of continuous access from the inner building to the outer landscape areas – equally from the public space to the more private space (the prayer home). Through this Prayer Garden design, it is expected that the STTC community can utilize the existing open spaces to the fullest – to support the spiritual development for students, the continuing companionship for STTC community and surrounding societies, especially by providing facility for a retreat or similarly religious activities. In this second stage of the proposal, the relationship between outdoor landscape, indoor garden, and the Prayer Home will be simply understood with rendered images. Additionally, construction working drawing and cost estimation for all construction items will also be produced – in order to use the outcome of this proposal immediately applied to construction phase of the development.Bahasa Indonesia AbstrakIde rumah/ taman doa merupakan salah satu langkah yang tepat untuk membangun spiritualitas mahasiswa/i di Sekolah Tinggi Teologia Cipanas. Untuk itu perancangan rumah doa yang kontekstual dengan VISI, MISI STTC dan Lokasi yang berada di Cipanas, akan mewarnai desain rumah doa ini. Pada tahap pertama dari kegiatan PkM ini, telah dibuat rancangan awal dari rumah doa tersebut. Permasalahan utama dari lokasi di STT- Cipanas adalah kurang termanfaatkannya ruang antar bangunan yang ada, ruang luar yang kurang terolah dan kurangnya ruang peralihan yang menerus/mengalir dari bangunan dalam ke ruang luar atau dari ruang/tempat publik ke ruang yang lebih privat (rumah doa). Tujuan kegiatan di tahap kedua ini adalah merancang taman yang mendukung rumah doa yang telah dirancang dalam tahap I dengan memanfaatkan lahan antar bangunan dengan mengembangkan konsep yang kontekstual dengan alam. Dengan terencananya tempat/taman doa ini, diharapkan komunitas STTC dapat memanfaatkan ruang terbuka yang ada dengan maksimal untuk mendukung pengembangan spiritual bagi mahasiswa-i/komunitas STTC dan komunitas sekitar yang membutuhkan tempat retreat/doa. Pada tahap kedua ini, akan diteruskan dengan gambar suasana lansekap dan interior dari taman dan rumah doa. Selain daripada itu, di tahap kedua ini akan dilakukan kegiatan gambar kerja dan perhitungan biaya pembangunan dari seluruh taman dan rumah doa, sehingga hasil kegiatan dapat segera diterapkan dalam pembangunannya.Kata Kunci:  
PENGEMBANGAN FUNGSI HUNIAN BERDASARKAN IDENTITAS LOKAL PADA AREA WATERFRONT DI PASAR LAMA TANGERANG Louis Osvaldo Xavier; Felia Srinaga; Alvar Mensana
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 4 No. 2 (2018): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5725.516 KB) | DOI: 10.21460/atrium.v4i2.23

Abstract

Title: The Development of Residential District based on Local Identity on Waterfront Area at Pasar Lama Tangerang The waterfront edges along Cisadane river considered as one of the environmental assets in the area of Pasar Lama (Old Town Market) in the city of Tangerang. However, such valuable asset is neglected due to current urban planning issues specifically on the placement of residential district and land-use planning within Pasar Lama adjacent context. This might caused disintegration between the residential and the commercial areas as the objective of a city to create a sense of place– it’s also diminished the identity of Pasar Lama (Old Town Market) as a Chinatown on the banks of the Cisadane River. This research study aim to raise several questions, namely: what are the criteria for a proper residential neighborhood in the context of the waterfront area, what is the function of residential district that has its own particular identity and how does it suitable for the particular context of waterfront area in Pasar Lama (Old Town Market), and how does the concept of identity could be applied on the waterfront area, in the Tangerang’s Pasar Lama (Old Town Market). This research study based on data collected from literature studies, field observations and on-site interview. The literature study discuss the functions of identity for a residential district, waterfront area and Pasar Lama (Old Town Market). Field observation studies were carried out to examine the theory and analyze the function of residential neighborhood, building accessibility, supporting facilities for residential areas, and Pasar Lama (Old Town Market) identity. The results of this study are finding the residential functions in which aligned with the parameters on residential design in the waterfront area and the local identity of the Tangerang Pasar Lama (Old Town Market). It aims to make the Pasar Lama (Old Town Market) areas to create and establish the local identity reflecting tourism, commercial and residential neighborhood, in addition to the mixed-use development on the waterfront area around the banks of the Cisadane river. Lastly, this research study also attempt to re-configure the land- use planning as well as strategize on how to locate the residential district that supports the relationship to its adjacent commercial areas.
INTEGRASI HUNIAN DALAM TOD UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN TRANSIT KAWASAN PASAR LAMA, TANGERANG Oscar Tanudjaja; Felia Srinaga; Alvar Mensana
ATRIUM: Jurnal Arsitektur Vol. 4 No. 1 (2018): ATRIUM: Jurnal Arsitektur
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7401.881 KB) | DOI: 10.21460/atrium.v4i1.30

Abstract

Title: Residential Integration in TOD to Overcome the Transit Problem in Pasar Lama Area, Tangerang The Pasar Lama (Old Town Market) area is known as a highly developing area in the city of Tangerang. This area facilitated with a commuter train station used by people commuted from Tangerang to Jakarta in daily basis – both for transitting and shopping purposes. Tangerang Station is the main train station for commuters’ from-and-to Jakarta; therefore, urban issues arise in the main urban nodes of the area, specifically the main boulevard near the station and the market. Issues such as transportation traffic, pedestrian congestion, informal street-vendors activities, and the arrangement of residential areas are major concern that needs to be addressed in the purpose of creating a good urban public space in the region. The solution to overcome this problem is to apply a concept for a TOD (Transit Oriented Development). TOD is a sustainable transportation system approach that provides accessibility and alternative modes of transportation. With the implementation of TOD in the transit station area, it is expected that the entire Pasar Lama area will be developed and created a good urban public space. This research study aims to answer several research questions, for instance: how does the concept of the TOD is able to integrate a residential program into the development and create a successful an urban public space as a transit area in the area of Pasar Lama, Tangerang. This research begins with context analysis based on several theories about urban dimension, human scale and key factors of a TOD. Precedent studies and observations on surrounding site, serve as references in analyzing and proposing draft concepts for this particular neighborhood. This research study will have an outcome in the form of design concept proposal that allow TOD to incorporate residential, parking, commercial, and open space as one district to revitalize the congested neighborhood in the Pasar Lama area, Tangerang.
Relocating and Resizing Strategy for Shop House Area to Build Resiliency in Dealing with New Normal Anastasia Karin; Felia Srinaga
Conference Series Vol. 3 No. 1 (2020): International Conference on Global Innovation and Trends in Economy 2020
Publisher : ADI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Covid-19 pandemic has dramatically impacted performance and demand in the retail-shopping sub-sector. All trading activities have mostly gone into online activity to comply with safety measure protocols. In the long run, this situation will impact the tourism sector as certain areas rely on the role of shop houses as their economic driver. As the new normal requires people to be able to coexist with Covid-19, many retail-shopping areas should review their strategies and work patterns. One of them is applying relocating and resizing strategies to shop houses. Relocating and resizing the shop houses means to review the spaces, reconsider open and enclosed spaces, as well as create a flexible space that prioritizes vitality in order to increase space effectiveness that is safe for shop customers and shop-owners. This research is conducted in the Pasar Lama Tangerang area and the research method is done through field observation as well as literature studies. Through this research, the authors obtain certain criteria that meet relocating and resizing strategies to increase effectiveness and improve the shop-houses’ performance to build resilience in the tourism sector.
Proses Perancangan Ruang Bimbingan Belajar “Makhota” Di Krukut Jakarta Susinety Prakoso; Felia Srinaga, Julia Dewi, Dicky Tanumihardja, Alvar Mensana
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.848 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.510

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan proses perancangan kembali ruang bimbingan belajar “Mahkota” di daerah Krukut Jakarta Barat. Perancangan kembali ruang bimbingan belajar Mahkota merupakan bagian dari kegiatan PkM program studi Arsitektur Universitas Pelita Harapan bekerja sama dengan mitra Yayasan Beritakan Kasih. Perancangan ruang bimbingan belajar ini mendesak untuk dilakukan karena 1) bangunan bimbel terlihat kumuh; 2) ruang kelas terlalu kecil; 3) ventilasi ruang kelas yang buruk; 4) bangunan bimbel terkena banjir. Lokasi bimbel yang terletak di permukiman padat penduduk memberikan peluang pada perancangan kembali bimbel untuk berfungsi sebagai tempat belajar dan bermain bagi anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi untuk memperoleh pelajaran tambahan sekolah. Rancangan kembali ruang bimbingan belajar Mahkota meliputi penataan kembali layout/denah ruang belajar, penataan ruang eksterior dan ruang interior bimbel. Proses perancangan ruang bimbingan belajar menggunakan pendekatan partisipasi, dengan tujuan untuk menghasilkan rancangan yang peka terhadap kebutuhan anak serta bermakna bagi anak. Kegiatan PKM dilakukan dalam empat tahap, yaitu 1) community background research; 2) mengumpulkan pandangan anak dan orang dewasa; 3) membahas material yang terkumpul; 4) memutuskan apa yang perlu diteruskan dan diubah. Luaran kegiatan PKM ini adalah rancangan final gambar desain ruang bimbingan belajar dalam bentuk gambar kerja, gambar presentasi serta maket bangunan yang digunakan oleh Yayasan untuk pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan.
Pengembangan Ruang Interaksi Sosial di Gereja Kristus Ketapang Felia Srinaga; Jacky Thiodore; Alvar P. Mensana
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1208.524 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.721

Abstract

Kegiatan formal dalam sebuah komunitas tidak terlepas dari kegiatan interaksi sosial. Hal ini dijumpai pula pada kegiatan bergereja di Gereja Kristus Ketapang (GKK), Jakarta. Permasalahan kebutuhan ruang interaksi sosial yang ada adalah tidak tersedianya tempat berkumpul, belajar, bercengkerama, maupun bekerja yang nyaman bagi remaja, pemuda pemudi di tempat ini dan lingkungan sekitarnya yang digunakan sebelum/sesudah kegiatan formal gereja, dan di luar hari Minggu. Sebagai salah satu perwujudan misi GKK yang melaksanakan tanggung jawab sosial, khususnya bagi remaja dan anak-anak muda, maka tujuan dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah membantu penyediaan tempat/wadah bagi anak-anak muda untuk berkumpul, bekerja, bersosialisasi, dan melakukan berbagai aktifitas lain, berupa pengembangan ruang interaksi co-working space dan café yang menjadi salah satu “third place” anak-anak muda saat ini. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PkM adalah mengadakan sesi diskusi grup, pengamatan, pengukuran lapangan, dan penyebaran kuesioner. Hasil kegiatan berupa desain co-working space dan café yang diharapkan dapat meningkatkan interaksi sosial, khususnya bagi anak-anak muda baik jemaat maupun lingkungan sekitarnya. Selain untuk memecahkan permasalahan ruang yang terbatas, hasil desain ini diharapkan dapat menjadi contoh pelaksanaan PkM serupa di area lain untuk mencapai kebutuhan ruang interaksi sosial yang nyaman dan sehat, khususnya bagi anak muda.
Pengembangan Manajemen Kontrak dalam Rangka Percepatan Penanganan Pasca Bencana Manlian Ronald A. Simanjuntak; Bimo Esmunantyo; Felia Srinaga
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2019: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.677 KB)

Abstract

Bencana adalah suatu musibah atau kejadian yang sangat membahayakan dan terjadi dengan tiba-tiba serta memberikan dampak kerusakan yang besar baik dari segi infrastruktur dan korban jiwa. Dampak fisik yang ditimbulkan oleh bencana sesuai data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun 2019 telah menimbulkan kerusakan berat bagi 1.196 rumah dan total 271 fasilitas sosial (fasilitas kesehatan, pendidikan, dan peribadatan). Pelaksanaan mitigasi atas dampak yang ditimbulkan oleh bencana tentunya menjadi hal yang sangat penting, namun pemulihan atas kondisi infrastruktur baik rumah maupun fasilitas sosial menjadi sasaran yang wajib dijalankan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Penanganan yang cepat serta tepat tidak hanya dari sisi pelaksanaan konstruksi, namun juga dari prosedur administrasi dan proses manajemen kontrak untuk penentuan penyedia jasa dalam pelaksanaan perbaikan, rehabilitasi, rekonstruksi dan revitalisasi pasca bencana yang sesuai prosedur dan cepat, tepat, aman. Penelitian ini bertujuan untuk menyampaikan faktor-faktor dalam aspek-aspek proses manajemen kontrak yang berperan dalam mendukung percepatan penanganan pasca bencana pada daerah terdampak melalui kajian kualitatif berdasarkan jurnal-jurnal, buku-buku, peraturan serta hasil penelitian yang relevan. Melalui penelitian ini diperoleh bahwa faktorfaktor dalam manajemen kontrak yaitu pengalaman & pengetahuan teknis personil dalam manajemen kontrak, lingkup dan spesifikasi dalam kontrak yang tertulis jelas, ketepatan waktu pembayaran hasil pekerjaan, keberadaan prosedur monitoring & evaluasi serta dukungan teknologi berpengaruh positif mendukung percepatan rekonstruksi & rehabilitasi pasca bencana.