Suryana Prawiradisastra
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERMASALAHAN ABRASI DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN INDRAMAYU Prawiradisastra, Suryana
Jurnal ALAMI: Jurnal Air, Lahan, Lingkungan, dan Mitigasi Bencana Vol 8, No 2 (2003)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang termasuk kedalam propinsi Jawa Barat dengan luas 204.011 ha. Garis pantainya membujur dari arah barat berbatasan dengan kabupaten Subang ke arah timur berbatasan dengan kabupaten Cirebon, dengan panjang bentangan pantai sekitar 115,5 km. Kenyataan di lapangan di wilayah garis pantai tersebut terkonsentrasi banyak sarana dan prasarana antara lain : sarana pertambakan, tempat pendaratan nelayan, tempat rekreasi pantai, kilang minyak, jalan negara yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Disamping itu di wilayah ini potensi kerusakan telah terlihat dengan jelas antara lain : abrasi dan erosi, pencemaran lingkungan pantai, amblesan, intrusi air asin serta bencana banjir . Dalam makalah ini, penulis hanya memaparkan masalah kerusakan lingkungan di wilayah pantai yang diakibatkan oleh abrasi serta mencoba memberikan gambaran secara umum tentang tindakan mitigasi yang harus dilakukan, agar dampak negatif dapat direduksi sekecil mungkin.
ANALISIS MORFOLOGI DAN GEOLOGI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA LEDOKSARI KABUPATEN KARANGANYAR Prawiradisastra, Suryana
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 2 (2008)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1130.965 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v10i2.801

Abstract

Karanganyar administratively belongs to Central Java Province, the average height is 511 meters on the sea surface and the climate is tropic with temperature 22º - 31º. The area of Karanganyar district is 77,378.6374 ha, which consists of the rice field 22,844.2597 ha and the dry ground is 54,534.3777 ha. Based on data from six weather forecast offices located in Karanganyar, the number of rain day during 2005 year were 99 days with the average of rainfall 6,017 mm, where the highestrainfall happened in March and the lowest happened in July and in August. The northern part occupied by the Lawu volcano is a part of the active Quarternary volcanic zone. Hills north of Tirtomoyo river, are a folding hills showing a NE-SW direction. Morphogenetically, the mountainous terrain in this area is influenced by structure and lithologic characteristics.
IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR DI PROVINSI LAMPUNG Prawiradisastra, Suryana
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 15 No. 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.072 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v15i1.939

Abstract

Luas wilayah Provinsi Lampung sekitar 35.376 km2 dengan topografi yang memperlihatkan proses erosi yang cukup intensif. Proses erosi yang demikian dipengaruhi oleh bentuk topografi, jenis litologi, struktur geologi, vegetasi dan kondisi iklim lokal. Pola pengaliran/drainase yang ada di wilayah ini memperlihatkan pola/bentuk dendritik dan sub radial, bentuk ini dipengaruhi oleh litologi dan struktur geologi. Wilayah barat Provinsi Lampung merupakan daerah rawan tanah longsor karena sebagian besar terdiri dari material vulkanik muda dan daerah sesar aktif. Kejadian tanah longsor setiap tahun terjadi di Provinsi Lampung, oleh karena itu perlu ada identifikasi. Tingkat kerawanan tanah longsor ditentukan oleh beberapa parameter, yaitu : kemiringan, intensitas hujan, geologi dan tataguna lahan. Berdasarkan itu, luas wilayah rawan di Provinsi Lampung sekitar 83 % dari luas keseluruhan wilayah.
ANALISIS KERAWANAN DAN KERENTANAN BENCANA GEMPABUMI DAN TSUNAMI UNTUK PERENCANAAN WILAYAH DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Prawiradisastra, Suryana
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13 No. 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.634 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v13i2.885

Abstract

The District of Maluku Tenggara Barat is situated between: 07º 06’ 13” - 08º 02’ 08” South Latitudes and 131º 03’ 39” - 131º 45’ 09” East Longitudes. The Broad of Territory in the District of Maluku Tenggara ± 325,725 Ha. Maluku Tenggara Barat District was above three tectonic plates, resulting in the formation of the complex geological conditions, therefore the region include earthquake and tsunami prone area. About 30 percent of the tsunami in Indonesia occurred in the Maluku Sea and Banda Sea. Based on record have occurred BMKG station, 31 tsunami events occurred which caused a big earthquake. Looking at a fairly high frequency, it is important to assess potential earthquake and tsunami disaster in the future. The results of the study the potential for disaster if it is associated with population density, infrastructure and land use will be obtained a vulnerability. Vulnerability is needed in preparing the Regional Development.
PERMASALAHAN ABRASI DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN INDRAMAYU Prawiradisastra, Suryana
Jurnal ALAMI: Jurnal Air, Lahan, Lingkungan, dan Mitigasi Bencana Vol 8, No 2 (2003)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang termasuk kedalam propinsi Jawa Barat dengan luas 204.011 ha. Garis pantainya membujur dari arah barat berbatasan dengan kabupaten Subang ke arah timur berbatasan dengan kabupaten Cirebon, dengan panjang bentangan pantai sekitar 115,5 km. Kenyataan di lapangan di wilayah garis pantai tersebut terkonsentrasi banyak sarana dan prasarana antara lain : sarana pertambakan, tempat pendaratan nelayan, tempat rekreasi pantai, kilang minyak, jalan negara yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Disamping itu di wilayah ini potensi kerusakan telah terlihat dengan jelas antara lain : abrasi dan erosi, pencemaran lingkungan pantai, amblesan, intrusi air asin serta bencana banjir . Dalam makalah ini, penulis hanya memaparkan masalah kerusakan lingkungan di wilayah pantai yang diakibatkan oleh abrasi serta mencoba memberikan gambaran secara umum tentang tindakan mitigasi yang harus dilakukan, agar dampak negatif dapat direduksi sekecil mungkin.