Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERSEPSI DAN SIKAP PARA PIHAK TERHADAP LANSKAP BERHUTAN DI KOTA PAGARALAM, DAS MUSI HULU SUMATERA SELATAN Martin, Edwin; Premono, Bambang Tejo; Nurlia, Ari
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah deforestasi di DASbagian hulu tidak dapat dihentikan atau diperlambat oleh kebijakan dan program yang berlaku saat ini, sehingga masih diperlukan pendekatan lain yang sesuai dengan dinamika sosial-ekonomi kondisi masyarakat lokal. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana memulai manajemen lanskap hutan di daerah dataran tinggi, melalui studi kasus di Pagaralam, Sumatera Selatan. Penelitian dilakukan melalui survei terhadap para pihak yang memiliki kepentingan dan kewenangan pada lanskap hutan di Pagaralam. Data hasil survei dianalisis dengan statistik non parametrik, kemudian dibahas dengan para pihak melalui FGD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para aktor pemerintah dan pengguna lahan memiliki persepsi dan sikap yang berbeda dalam menilai lanskap berhutan. Selain pentingnya peningkatan kesadaran bagi pengguna lahan melalui media yang mengangkat isu-isu lingkungan, prioritas program untuk memulai pengelolaan lanskap hutan adalah penanaman kembali dan melindungi daerah sekitar mata air dan kanan kiri sisi sungai.
KARAKTERISTIK PETANI DAN PRAKTEK SILVIKULTUR AGROFORESTRI KAYU BAWANG (Azadirachta excelsa (jack) M. Jacobs) DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Premono, Bambang Tejo; Lestari, Sri
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.297 KB)

Abstract

ABSTRACTThis research was aiming at determining farmer characteristics, the influence of individual characteristics on kayu bawang cultivation in private land and the silvicultural aspect, and planting pattern of kayu bawang. The research was conducted at Talang Empat and Lubuk Sini village, Central Bengkulu Regency. The data were analyzed by using descriptive quantitative and Pearson Correlation methods. The research results showed that individual charac- teristics, in term of age, occupation, and education, in Lubuk Sini and Talang Empat village was almost the same. Age, number of family members, and income were factors affecting farmers decision to plant kayu bawang. The silvicultural practices of kayu bawang and annual plants by the community were traditional technique  so that the productivity was not optimal. Kayu bawang cultivation on private land was done by mixed pattern with perenial crops such as rubber, oil palm and coffee.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masyarakat penanam kayu bawang, pengaruh karakteristik individu terhadap minat menanam kayu bawang pada lahan milik, serta aspek silvikultur penanaman kayu bawang. Penelitian dilakukan di Desa Talang Empat dan Desa Lubuk Sini Kabupaten Bengkulu Tengah dengan metode survei pada rumah tangga penanam kayu bawang. Analisis data dilakukan dengan deskriptif kuantitatif dan selanjutnya dilakukan analisis Pearson Correlation untuk mengetahui faktor-faktor penting dari karakter petani yang menen- tukan keputusan menanam kayu bawang. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik petani kayu bawang sebagai berikut: umur rata-rata petani 45 tahun, pendidikan rata-rata setingkat SMP, dan petani sebagai pekerjaan utama mereka. Karakteristik tersebut sama untuk dua desa yang menjadi lokasi penelitian yaitu Talang Empat dan Lubuk Sini.  Umur,  jumlah anggota keluarga  yang  bekerja dan  pendapatan merupakan faktor  yang  mempengaruhi keputusan untuk menanam kayu bawang. Praktek silvikultur kayu bawang dan tanaman tahunan yang dilakukan masyarakat masih sangat sederhana (tradisional) sehingga produktifitasnya belum optimal. Penanaman kayu bawang pada lahan milik dilakukan dengan pola campuran dengan tanaman semusim dan tahunan seperti karet, sawit, kopi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka upaya pengembangan kayu bawang pada lahan milik sebaiknya didorong pada pola-pola campuran. Disamping itu, diperlukan insentif berupa bantuan bibit berkualitas, serta bimbingan teknis dan penyuluhan tentang aspek silvikultur intensif kepada masyarakat.
VALUASI EKONOMI TAMAN WISATA ALAM PUNTI KAYU PALEMBANG Premono, Bambang Tejo; Kunarso, Adi
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: (1) karakteristik pengunjung Taman Wisata Alam Punti Kayu; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kunjungan rekreasi; (3) persamaan permintaan manfaat rekreasi dari Taman Wisata Alam Punti Kayu; (4) valuasi ekonomi Taman Wisata Alam. Dari hasil penelitian diketahui, karakteristik pengunjung yang terdiri dari umur, jenis kelamin, penghasilan, jenis pekerjaan, biaya yang dikeluarkan selama kegiatan rekreasi, motivasi, dan jenis kendaraan yang digunakan sangat bervariasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan model analisis regresi berganda. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Taman WisataAlam Punti Kayu meliputi biaya perjalanan, jumlah penduduk per kecamatan, dan jumlah waktu kerja per hari. Model persamaan permintaan berdasarkan metode biaya perjalanan, yaitu Y = -4,018 + 0,0002428 X1 dengan r2  = 0,767; Y adalah permintaan rekreasi dan Xadalah biaya perjalanan. Valuasi ekonomi dari Taman Wisata Alam Punti Kayu diperoleh dari nilai rata-rata kesediaan berkorban, nilai yang dikorbankan, dan surplus konsumen per 1.000 penduduk yang masing-masing adalah  Rp 365.932,215; Rp 165.485,997, dan Rp 200.446,218
INSTITUTIONAL AND MARKETING EFFICIENCIES OF DRAGON’S BLOOD MANAGEMENT IN BENGKULU PROVINCE, INDONESIA Lestari, Sri; Premono, Bambang Tejo
Indonesian Journal of Forestry Research Vol. 6 No. 2 (2019): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Association of Indonesian Forestry and Environment Researchers and Technicians

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59465/ijfr.2019.6.2.141-154

Abstract

Dragon’s blood is amongst non timber forest products in which its of supply depends on its natural availability and the demand of the commodity. This study discusses institutional market, value chains and marketing efficiency of dargon’s blood. Primary and secondary data were collected by interview based on snowball sampling method. Data were analyzed descriptively and quantitatively. Institutional economics approach was used to determine institutional marketing of dragon’s blood. Results show that the relations and behavior of marketing agents of dragon’s blood will form an institutional marketing with patron-client system, because of unbalanced position in terms of economy, accessibility and information. There were four marketing channels that exist in the research area. All of these marketing channels of dragon’s blood can be categorized as efficient marketing in which an average value of marketing efficiency were 17.86%. Channel 3 is the most efficient marketing channel with the smallest efficiency value of 12.86% and high farmer share (62.86%): penjernang – dragon’s blood traders at the village level – urban merchants in the district level – wholesalers at the province level – exporter. This result indicates that the most efficient marketing channel was the channel where the collectors sell dragon’s blood in the form of resin.
FINANCIAL ANALYSIS ON AGROFORESTRY SYSTEM OF COFFEE WITH MARRANGO TREE (Azadirachta excelsa Jack.) IN REJANG LEBONG REGENCY, BENGKULU PROVINCE, INDONESIA Premono, Bambang Tejo; Lestari, Sri
Indonesian Journal of Forestry Research Vol. 5 No. 1 (2018): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Association of Indonesian Forestry and Environment Researchers and Technicians

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59465/ijfr.2018.5.1.45-56

Abstract

Marrango tree (Azadirachta excelsa Jack.) has been introduced as a shade tree for coffee plantations that also produces valuable timber for construction and energy. This paper analyzed the financial aspect of an agroforestry system of marrango tree and coffee plantations, including observations of land management, costs and revenues, financial feasibility and sensitivity analysis. The study was conducted in Rejang Lebong Regency, Bengkulu Province through field observations and interviews. Data was collected through direct observations, household surveys and in-depth interviews of several key actors to deepen the information and verify the collected data. Descriptive quantitative and financial analyses were employed to analyze the data. The results showed that the land management of marrango tree and coffee plant agroforestry in Rejang Lebong Regency was conducted in the traditional way. However, the agroforestry system of coffee plants and marrango tree was financially feasible at the level of 8% discounted rate (NPV = 76,250,582 IDR; BCR = 2.28 and IRR = 22%). This agroforestry system also has good resistance to changes in coffee price, coffee production and marrango tree price. The agroforestry system remained feasible although if coffee production declined by 50%, coffee price decreased up to 40%, and timber production declined up to 50%. The changes in coffee production and price were the most influential factors on the feasibility of the agroforestry system. This agroforestry system is beneficial for the farmers. Hence, the local government should encourage the community to apply this system.