Hasmana Soewandita
BPPT

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS BENCANA KEKERINGAN DI WILAYAH KABUPATEN SERANG Hasmana Soewandita
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol. 13 No. 1 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmb.v13i1.3037

Abstract

Kekeringan merupakan bencana yang hampir sering  terjadi di daerah tropis karena adanya perubahan musim dari musim penghujan ke musim kemarau.   Ketidakseimbangan waktu antara dua musim ini bisa menyebabkan bencana banjir dan sebaliknya bencana kekeringa.   Begitu juga apa yang terjadi di wilayah Kabupaten Serang kecenderungan kejadian bencana kekeringan ini juga bisa terjadi baik dikawasan budidaya maupun dikawasan permukiman dimana air dimanfaatkan untuk keperluan sehari hari.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji analisis bencana kekeringan di wilayah Kabupaten Serang.   Hasil kajian menunjukkan potensi kekeringan dari tingkat rendah hingga tingkat kelas tinggi.  Kekeringan kelas tinggi dimungkinkan kerena ketersediaan dan keterbatasan air pada rentang waktu yang relative lama.   Hasil analisis juga menunjukkan tingkat kelas sedang mencapai luasan 179.650 Ha yang potensi sebarannya di hampir setiap kecamatan.   Sedangkan tingkat kekeringan kelas tinggi terjadi pada area seluas 1.311 Ha dan terjadi di wilayah Kecamatan Pontang, Tanara, Waringin Kurung, Mancak, Padarincang, Kramatwatu, Ciomas, Cinangka, Bojonegara, Tirtayasa dan Anyar   Kekeringan ini terjadi dibeberapa wilayah di area persawahan untuk keperluan irigasi pertanian  maupun kawasan permukiman karena keterbatasan air bersih.  Akibat kekeringan ini di area persawahan menyebabkan produktivitas tanah jadi rendah.  Lahan sawah yang seharusnya bisa dua kali bahkan tiga kali tanam, ternyata dengan adanya bencana kekeringan ini hanya bisa satu kali atau paling banyak dua kali tanam dan setalah itu dalam kondisi bera.