Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : DHARMA EKONOMI

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 18, No 33 (2011)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.617 KB)

Abstract

Hasil riset deskriptif yang dilakukan oleh Tchy & Devanna (1998) menunjukkan bahwa pemimpin transformasional melakukan proses transformasi yang meliputi tiga tahap pokok (1) Identifikasi kebutuhan akan perubahan (2) Menciptakan visi baru (3) Melembagakan perubahanPenelitian yang dilakukan  Dumphy & Stace (dalam Fulop & Linsed, 1999) memberikan hasil serupa bahwa pemimpin transformasional  memiliki tiga karakteristik utama : (1) Merumuskan visi baru mengenai masa depan organisasi  (menciptakan visi baru, menghentikan kerangka lama, dan mendemonstrasikan komitmen pribadi atas visi tersebut); (2) Mengkomunikasikan visi baru (mengkomunikasikan dan mendramatisasi) visi baru, berfokus pada SDM, dan memanfaatkan momentum khusus; (3) Mengimplementasikan visi baru (membentuk tim yang efektif, melakukan reorganisasi dan membentuk budaya baru).Secara umum kepemimpinan  transformasional menjanjikan perubahan dramatis. Namun konsep itu tidak luput dari kritik. Salah satunya adalah menyangkut atribusi keberhasilan melakukan perubahan yang dikaitkan hanya pada sang change master.Kata kunci : Perubahan, Visi baru
MENINGKATKAN DAYA SAING DI ERA GLOBALISASI UNTUK PROSPEK “ C 59 “ DI PASAR INTERNASIONAL Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 17, No 31 (2010)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.409 KB)

Abstract

Strategi bauran pemasaran internasional  yang dilakukan oleh PT. Caladi Lima Sembilan dalam menembus pasar global adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan harus terbaik, dengan mengasumsi modifikasi pada fisik produk dengan melakukan tiga pilihan pada produk yang dipasarkan yaitu : memasarkaan produk yang sama disetiap Negara, adaptasi produk kepada kondisi local dan mengembangkan produk yang spesifikasi disetiap Negara.Keberhasilan untuk memenangkan persaingan dimasa mendatang adalah dengan penciptaan diferensiasi perbedaan yang tersembunyi (hidden difference) seperti halnya Sumber Daya, kompetensi, fungsi organisasi dan strategi intent dalam menghadapi lingkungan persaingan pada era globalisasi .Kompetensi dalam skala yang lebih luas mencakup perkembangan pasar baru selain dari pengembangan produk baru.Sebagai produsen pakain jadi yang menghasilkan kemeja, T Shirt dan pakaian rajutan dengan kualitas ekspor dalam melakukan kegiatan pemasarannya perusahaan melaksanakan pengembangan produk berdasar trend pasar yang ada dan dilakukan pengawasan mutu yang terdiri dari 3 tim, yaiut tim pengawas proses produksi, tim pengawas finishing dan tim pengepakan. Sedangkan kebijakan yang diambil dalam menembus pasar global yaitu kebijakan distribusi, kebijakan promosi dan kebijakan harga.Kata kunci : Distribusi, promosi dan harga   
LOYALITAS PELANGGAN Konsep, Evolusi dan Implikasi Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 17, No 32 (2010)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.078 KB)

Abstract

Loyalitas pelanggan dapat diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik. Jalinan relasi ini akan langgeng bila diikuti langkah berikut.  Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh. Nilai tambah dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok. Saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara perusahaan dan pelanggan inti. Keterbukaan  antara pelanggan dan pemasok. Saling membantu secara aktif dan kongkrit. Konsumen industrial wajib melatih atau mendampingi pemasok dalam penerapan berbagai alat dan tehnik perbaikan kualitas , reduksi biaya, dan reduksi waktu siklus. Sebaliknya pemasok harus pula membantu pelanggan dalam hal desain, value engineering ideas, penetapan target biaya, dan penentuan spesifikasi produk dan jasa.Bertindak berdasarkan semua unsur  Custmer Enthusiasm. Berfokus pada faktor-faktor tak terduga (unexpected) yang dapat menghasilkan customer Delight. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal. Tetap membina relasi dengan pelanggan pada tahap purna beli. Antisipasi kebutuhan dan harapan pelanggan di masa datang.Kata kunci: Nilai tambah, saling percaya, keterbukaan
PEMULIHAN JASA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 19, No 35 (2012)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.177 KB)

Abstract

Penanganan kegagalan dalam proses penyampaian jasa dapat dilakukan dengan antisipasi dan penganganan serta proses pemulihan jasa. Kinerja pemulihan jasa dapat ditingkatkan dengan melalui empat strategi utama, yaitu pertama dimulai dari  rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pemberdayaan karyawan. Keberhasilan upaya pemulihan jasa banyak dipengaruhi oleh efektivitas karyawan lini depan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan dan menerima complain dari mereka. Kedua, menyusun pedoman dan standar pemulihan jasa. Kinerja perusahaan jasa dapat ditingkatkan dengan cara menyusun pedoman pemulihan jasa yang berfokus pada penciptaan kepuasan pelanggan dan keadilan (fairness). Ketiga, menyediakan kemudahan akses dan respon yang efektif melalui call center, call centers juga berkontribusi atas ketiga dimensi keadilan melalui kemudahan dan kenyamanan akses (24 jam sehari, 7 hari seminggu) serta respon atau penanganan masalah yang tepat. Keempat, menyusun data base pelanggan dan produk. Data base menyangkut pelanggan (seperti preferensi pelanggan, pembelian, dan insiden jasa), dapat menjadi sumber utama bagi pemecahan masalah dan pemulihan jasa secara cepat dan efektif. Kata kunci : recruitmen, standart, call center dan data base.
FAKTOR EMOSI DALAM PERILAKU KONSUMEN Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 19, No 36 (2012)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.439 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas dari aspek rasional dan emosional bagi pemasaran. Pertama, tiga factor utama lingkungan toko (factor social, desain, dan ambient) harus dikelola sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan mood positif bagi konsumen. Sherman, et al,. (1997) menemukan bahwa factor social dan desain dari lingkungan toko berpengaruh positif terhadap kesenangan  (pleasure), sedangkan factor ambience berpengaruh positif terhadap arousal.  Kedua, pemasar harus menerapkan pendekatan iklan yang berbeda untuk kategori individu yang berlainan. Pendekatan soft – sell (image-oriented) cocok diimplementasikan untuk menarik minat high self-monitoring individuals yang sangat mempedulikan “being the right person in the right place at the right time’’ (Synder dan Debono, 1985) Ketiga, pemasar dapat bahwa menawarkan nilai social dan emosional tertentu melalui prestige pricing; ketersediaan yang terbatas; komunikasi pemasaran yang berbasis citra social dan berfokus pada asosiasi dengan orang, obyek atau simbol tertentu ; dan penawaran eksklusif yang baru (Sheth, et al., 1999). Keempat, pemasar juga dapat membentuk kelompok konsumen eksklusif yang mengelola berbagai aktivitas khusus. Dalam kasus hedonic consumption, konsumen cenderung akan lebih terlibat dan berpatisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas khusus, karena event semacam itu dapat menawarkan kepuasan emosional kepada mereka.
Pentingnya Mengembangkan Intelectual Capital Organisasi Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 18, No 34 (2011)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Intelectsl Capital (IC) dibentuk oleh kompetensi dan komitmen. Keduanya sama-sama pentingnya dalam pengembangan IC organisasi. Setiap manajer yang ingin meningkatkan daya saing organisasinya lewat peningkatan IC harus meningkatkan standar, menetapkan harapan yang tinggi, dan menuntut lebih banyak dari  karyawannya. Pada saat yang bersamaan, manajer  juga harus menyediakan sumber daya untuk membantu para karyawannya memenuhi tuntutan tinggi tersebut. Bila ini terealisasi, maka IC akan menjadi asset yang paling menentukan keberhasilan organisasi yang bersangkutan.Kata kunci : kompetensi, komitmen.