Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI DALAM UPAYA MENGENDALIKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK Darsono -
JURNAL EKONOMI MANAJEMEN AKUNTANSI Vol 20, No 35 (2013)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.544 KB)

Abstract

Tingkat kerusakan / broken rata – rata  hasil produksi pada PT. Albata Semarang selama bulan Januari – Maret 2011 sebesar 1.80 % , tingkat kerusakan tersebut tidak melampui standar yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 2 % dari total volume produksi . Berarti hipotesis 1 (H1) bahwa  tingkat kerusakan produk  yang terjadi dalam  proses produksi  melampaui batas standar tidak terbukti.Hasil uji mean  ditunjukkan nilai t hitung  =31,400 > t tabel = 2,00  dan sig. = 0,000 <  α =0,05, dengan demikian rata-rata (mean) sebesar 1,806 adalah signifikan. Kesimpulan  hipotesis 2 (H2) bahwa tingkat kerusakan produk yang terjadi   bersifat signifikan mempengaruhi proses produksi tidak terbukti.Pareto Chart menunjukkan bahwa  jenis broken yang sering terjadi adalah rusak karena warna tidak sesuai, selanjutnya karena komponen pecah/patah,  salah pengamplasan dan salah router. Hipotesis 3 (H3) bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada produk dalam  proses produksi yaitu warna tidak sesuai, komponen pecah,  salah amplas dan  salah router terbukti.Melalui aktivitas pengendalian kualitas secara berlapis  dapat  menekan tingkat kerusakan  hasil produksi dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan. Hipotesis 4 (H4) bahwa penerapan metode pengecekan ganda / berlapis dalam mengendalikan kualitas produk  dan menekan terjadinya kerusakan produk terbukti.Kata kunci: produksi, produk dan kualitas.
Pengaruh Iklim Organisasi Etos Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Efektivitas Kinerja Organisasi Di Distrik Navigasi Kelas Ii Semarang Darsono -
JURNAL EKONOMI MANAJEMEN AKUNTANSI Vol 17, No 28 (2010)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.635 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi, etos kerja dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja serta dampaknya terhadap efektivitas kinerja organisasi pegawai di Distrik Navigasi Kelas II semarang. Metode pengambilan sample adalah purposive sampling sebanyak 100 orang pegawai dari yang berpopulasi 216 orang. Data dianalisa dengan menggunakan metode statistic analisa regresi dua tahap.Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk koefisiensi b1 sebesar 5,537 > t table=2,00 berarti ada pengaruh antara variable iklim organisasi dengan kepuasan kerja pegawai terbukti. Nilai t hitung untuk koefisiensi b 2 sebesar 3.346> t table = 2,00 berarti bahwa ada pengaruh antara variable etos kerja terhadap kepuasan kerja pegawai terbukti. Nilai t hitung untuk koefisiensi b3 adalah sebesar 3,775 > t table berarti ada pengaruh variable disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai terbukti. Untuk nilai t hitung koefisiensi kepuasan kerja dengan efektivitas kinerja organisasi adalah sebesar 15,409 > t table =2.00 berarti ada pengaruh antara kepuasan kerja terhadap efektifitas kerja .Analisis koefisien berganda atau R sebesar 0,927 hal ini berarti hubungan secara bersama-sama antara iklim organisasi etos kerja, dan disiplin kerja terhadap kepuasan kerja adalah sangat kuat dan positif. Pengaruh secara bersama-sama variable iklim organisasi, etos kerja, disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pegawai Distrik Navigasi Kelas II Semarang ditunjukkan oleh koefisien determinasi R square (R2) sebesar 0,860. Hal ini berarti pengaruh secara bersama-samatehadap kepuasan kerja sebesar 86,0% sedangkan sisanya 14,0% dipengaruhi oleh factor lain.Kata kunci: Iklim Organisasi, Etos kerja, Disiplin kerja , Kepuasan kerja dan Efektivitas kinerja
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 18, No 33 (2011)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.617 KB)

Abstract

Hasil riset deskriptif yang dilakukan oleh Tchy & Devanna (1998) menunjukkan bahwa pemimpin transformasional melakukan proses transformasi yang meliputi tiga tahap pokok (1) Identifikasi kebutuhan akan perubahan (2) Menciptakan visi baru (3) Melembagakan perubahanPenelitian yang dilakukan  Dumphy & Stace (dalam Fulop & Linsed, 1999) memberikan hasil serupa bahwa pemimpin transformasional  memiliki tiga karakteristik utama : (1) Merumuskan visi baru mengenai masa depan organisasi  (menciptakan visi baru, menghentikan kerangka lama, dan mendemonstrasikan komitmen pribadi atas visi tersebut); (2) Mengkomunikasikan visi baru (mengkomunikasikan dan mendramatisasi) visi baru, berfokus pada SDM, dan memanfaatkan momentum khusus; (3) Mengimplementasikan visi baru (membentuk tim yang efektif, melakukan reorganisasi dan membentuk budaya baru).Secara umum kepemimpinan  transformasional menjanjikan perubahan dramatis. Namun konsep itu tidak luput dari kritik. Salah satunya adalah menyangkut atribusi keberhasilan melakukan perubahan yang dikaitkan hanya pada sang change master.Kata kunci : Perubahan, Visi baru
MENINGKATKAN DAYA SAING DI ERA GLOBALISASI UNTUK PROSPEK “ C 59 “ DI PASAR INTERNASIONAL Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 17, No 31 (2010)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.409 KB)

Abstract

Strategi bauran pemasaran internasional  yang dilakukan oleh PT. Caladi Lima Sembilan dalam menembus pasar global adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan harus terbaik, dengan mengasumsi modifikasi pada fisik produk dengan melakukan tiga pilihan pada produk yang dipasarkan yaitu : memasarkaan produk yang sama disetiap Negara, adaptasi produk kepada kondisi local dan mengembangkan produk yang spesifikasi disetiap Negara.Keberhasilan untuk memenangkan persaingan dimasa mendatang adalah dengan penciptaan diferensiasi perbedaan yang tersembunyi (hidden difference) seperti halnya Sumber Daya, kompetensi, fungsi organisasi dan strategi intent dalam menghadapi lingkungan persaingan pada era globalisasi .Kompetensi dalam skala yang lebih luas mencakup perkembangan pasar baru selain dari pengembangan produk baru.Sebagai produsen pakain jadi yang menghasilkan kemeja, T Shirt dan pakaian rajutan dengan kualitas ekspor dalam melakukan kegiatan pemasarannya perusahaan melaksanakan pengembangan produk berdasar trend pasar yang ada dan dilakukan pengawasan mutu yang terdiri dari 3 tim, yaiut tim pengawas proses produksi, tim pengawas finishing dan tim pengepakan. Sedangkan kebijakan yang diambil dalam menembus pasar global yaitu kebijakan distribusi, kebijakan promosi dan kebijakan harga.Kata kunci : Distribusi, promosi dan harga   
LOYALITAS PELANGGAN Konsep, Evolusi dan Implikasi Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 17, No 32 (2010)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.078 KB)

Abstract

Loyalitas pelanggan dapat diibaratkan sebagai perkawinan antara perusahaan dan publik. Jalinan relasi ini akan langgeng bila diikuti langkah berikut.  Kemitraan yang didasarkan pada etika dan integritas utuh. Nilai tambah dalam kemitraan antara pelanggan dan pemasok. Saling percaya antara manajer dan karyawan, serta antara perusahaan dan pelanggan inti. Keterbukaan  antara pelanggan dan pemasok. Saling membantu secara aktif dan kongkrit. Konsumen industrial wajib melatih atau mendampingi pemasok dalam penerapan berbagai alat dan tehnik perbaikan kualitas , reduksi biaya, dan reduksi waktu siklus. Sebaliknya pemasok harus pula membantu pelanggan dalam hal desain, value engineering ideas, penetapan target biaya, dan penentuan spesifikasi produk dan jasa.Bertindak berdasarkan semua unsur  Custmer Enthusiasm. Berfokus pada faktor-faktor tak terduga (unexpected) yang dapat menghasilkan customer Delight. Kedekatan dengan pelanggan internal dan eksternal. Tetap membina relasi dengan pelanggan pada tahap purna beli. Antisipasi kebutuhan dan harapan pelanggan di masa datang.Kata kunci: Nilai tambah, saling percaya, keterbukaan
PEMULIHAN JASA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 19, No 35 (2012)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.177 KB)

Abstract

Penanganan kegagalan dalam proses penyampaian jasa dapat dilakukan dengan antisipasi dan penganganan serta proses pemulihan jasa. Kinerja pemulihan jasa dapat ditingkatkan dengan melalui empat strategi utama, yaitu pertama dimulai dari  rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pemberdayaan karyawan. Keberhasilan upaya pemulihan jasa banyak dipengaruhi oleh efektivitas karyawan lini depan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan dan menerima complain dari mereka. Kedua, menyusun pedoman dan standar pemulihan jasa. Kinerja perusahaan jasa dapat ditingkatkan dengan cara menyusun pedoman pemulihan jasa yang berfokus pada penciptaan kepuasan pelanggan dan keadilan (fairness). Ketiga, menyediakan kemudahan akses dan respon yang efektif melalui call center, call centers juga berkontribusi atas ketiga dimensi keadilan melalui kemudahan dan kenyamanan akses (24 jam sehari, 7 hari seminggu) serta respon atau penanganan masalah yang tepat. Keempat, menyusun data base pelanggan dan produk. Data base menyangkut pelanggan (seperti preferensi pelanggan, pembelian, dan insiden jasa), dapat menjadi sumber utama bagi pemecahan masalah dan pemulihan jasa secara cepat dan efektif. Kata kunci : recruitmen, standart, call center dan data base.
FAKTOR EMOSI DALAM PERILAKU KONSUMEN Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 19, No 36 (2012)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.439 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas dari aspek rasional dan emosional bagi pemasaran. Pertama, tiga factor utama lingkungan toko (factor social, desain, dan ambient) harus dikelola sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan mood positif bagi konsumen. Sherman, et al,. (1997) menemukan bahwa factor social dan desain dari lingkungan toko berpengaruh positif terhadap kesenangan  (pleasure), sedangkan factor ambience berpengaruh positif terhadap arousal.  Kedua, pemasar harus menerapkan pendekatan iklan yang berbeda untuk kategori individu yang berlainan. Pendekatan soft – sell (image-oriented) cocok diimplementasikan untuk menarik minat high self-monitoring individuals yang sangat mempedulikan “being the right person in the right place at the right time’’ (Synder dan Debono, 1985) Ketiga, pemasar dapat bahwa menawarkan nilai social dan emosional tertentu melalui prestige pricing; ketersediaan yang terbatas; komunikasi pemasaran yang berbasis citra social dan berfokus pada asosiasi dengan orang, obyek atau simbol tertentu ; dan penawaran eksklusif yang baru (Sheth, et al., 1999). Keempat, pemasar juga dapat membentuk kelompok konsumen eksklusif yang mengelola berbagai aktivitas khusus. Dalam kasus hedonic consumption, konsumen cenderung akan lebih terlibat dan berpatisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas khusus, karena event semacam itu dapat menawarkan kepuasan emosional kepada mereka.
Pentingnya Mengembangkan Intelectual Capital Organisasi Darsono -
DHARMA EKONOMI Vol 18, No 34 (2011)
Publisher : LPPM STIE DHARMAPUTRA SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Intelectsl Capital (IC) dibentuk oleh kompetensi dan komitmen. Keduanya sama-sama pentingnya dalam pengembangan IC organisasi. Setiap manajer yang ingin meningkatkan daya saing organisasinya lewat peningkatan IC harus meningkatkan standar, menetapkan harapan yang tinggi, dan menuntut lebih banyak dari  karyawannya. Pada saat yang bersamaan, manajer  juga harus menyediakan sumber daya untuk membantu para karyawannya memenuhi tuntutan tinggi tersebut. Bila ini terealisasi, maka IC akan menjadi asset yang paling menentukan keberhasilan organisasi yang bersangkutan.Kata kunci : kompetensi, komitmen.