K. Indrayana
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INOVASI TEKNOLOGI INTEGRASI KAKAO-KAMBING PADA MODEL BIOINDUSTRI KAKAO TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI BUAH KAKAO DI KABUPATEN MAMAUJU K. Indrayana; Nini Kusrini; Muh. Ricky
Jurnal Agrisistem Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v17i2.205

Abstract

Kakao merupakan komoditas unggulan daerah Sulawesi Barat, dan salah sentra penghasil kakao terbesar di Indonesia. Untuk mendapatkan model bioindustri yang baik, maka dirakit komponen-komponen dalam sistem integrasi antara kakao dengan ternak kambing. Hasil kegiatan yaitu Jumlah kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 3 (tiga) kelompok dengan jumlah anggota petani sebanyak 27 orang. Tingkat pendidikan rata-rata dari SD – SMA dengan umur rata-rata 41,63 tahu. Lahan kakao anggota kelompok yang termasuk dalam kegiatan bioindustri seluas 35,25 ha dengan rata-rata kepemilikan 1,33 ha setiap anggota., 2) Pengelolaan kakao oleh anggota kelompok tani telah memproduksi atau menghasilkan biji kering kakao sebesar 38.092 kg dengan tingkat nilai penerimaan sebesar Rp. 1.142.760.000,- sedangkan pengelolaan ternak kambing oleh anggota kelompok tani telah memproduksi atau menghasilkan sebanyak 287 ekor dengan tingkat penerimaan dari hasil penjualan ternak sebesar Rp. 104.833.333,-.
TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP PAKET TEKNOLOGI INTRODUSKSI KAKAO PADA KAWASAN PERKEBUNAN NASIONAL DI SULAWESI BARAT K. Indrayana
Jurnal Agrisistem : Seri Sosek dan Penyuluhan Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program pengembangan kawasan pertanian nasional di Propinsi Sulawesi Barat yang berupa perkebunanan kakao merupakan program strategis nasional Kementerian Pertanian. Pengembangan kawasan perkebunan kakao diharapkan berdampak terhadap peningkatan perekonomian petani kakao yang ada. Produksi kakao di sekitar kawasan umumnya masih rendah (0,5t/ha), hal ini karena tanaman kakao terkena serangan hama PBK (penggerek buah kakao) dan busuk buah (VCD). Pengembangan perkebunan kakao yang menggunakan bibit klonal dapat meningkatkan produksi. Peningkatan adopsi petani terhadap teknologi introduksi tanaman kakao dilakukan dengan cara sosialisasi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar selama tahun 2015. Teknologi pengembangan kakao di Sulawesi Barat dilakukan dengan mengitroduksi paket teknologi budidaya kakao beruapa sanitasi lahan, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta peningkatan mutu biji kakao melalui inovasi teknologi Fermentasi. Pada kawasan pendampingan di Kabupaten Mamuju, petani kakao mampu menerapkan teknologi introduksi budidaya sebesar 56,40% dengan produktivitas sebesar 0,702 t/ha. Sedangkan di Polewali Mandar penerapan inovasi teknologi budidaya sebesar 59,40% dengan produktivitas 0,706 t/ha. Inovasi teknologi peningkatan mutu biji kakao pada kawasan pengembangan kakao di Mamuju hanya sebesar 24%, sedangkan di Polewali Mandar sebesar 29%. Peningkatan inovasi teknoologi budidaya berpengaruh positif atau berbanding lurus dengan produktivitas hasil biji kakao pada kedua kawasan pengembangan, sehingga peluang produktivitas masih berpotensi untuk ditingkatkan. Penerapan teknologi sperti ini diharapkan dapat dikembangkan pada kawasan yang lebih luas lagi. pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan ekonomi atau pendapatan serta kesejahteraan petani.
INOVASI TEKNOLOGI INTEGRASI KAKAO-KAMBING PADA MODEL BIOINDUSTRI KAKAO TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI BUAH KAKAO DI KABUPATEN MAMAUJU: An Innovation of Cocoa-Goat Integration Technology in Cocoa Bio-Industry Model for Increasing Cocoa Fruit Production in Mamuju Regency K. Indrayana; Nini Kusrini; Muh. Ricky
Jurnal Agrisistem Vol. 17 No. 2 (2021): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v17i2.205

Abstract

Kakao merupakan komoditas unggulan daerah Sulawesi Barat, dan salah sentra penghasil kakao terbesar di Indonesia. Untuk mendapatkan model bioindustri yang baik, maka dirakit komponen-komponen dalam sistem integrasi antara kakao dengan ternak kambing. Hasil kegiatan yaitu Jumlah kelompok tani yang terlibat dalam kegiatan sebanyak 3 (tiga) kelompok dengan jumlah anggota petani sebanyak 27 orang. Tingkat pendidikan rata-rata dari SD – SMA dengan umur rata-rata 41,63 tahu. Lahan kakao anggota kelompok yang termasuk dalam kegiatan bioindustri seluas 35,25 ha dengan rata-rata kepemilikan 1,33 ha setiap anggota., 2) Pengelolaan kakao oleh anggota kelompok tani telah memproduksi atau menghasilkan biji kering kakao sebesar 38.092 kg dengan tingkat nilai penerimaan sebesar Rp. 1.142.760.000,- sedangkan pengelolaan ternak kambing oleh anggota kelompok tani telah memproduksi atau menghasilkan sebanyak 287 ekor dengan tingkat penerimaan dari hasil penjualan ternak sebesar Rp. 104.833.333,-.