Amilda Amilda
Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA TRADISI NGOBENG PADA MASYARAKAT MELAYU PALEMBANG Aldy Hidayat Pratama; Amilda Amilda; Fitriah Fitriah
Tanjak: Sejarah dan Peradaban Islam Vol 1 No 2 (2021): Tanjak: Jurnal Sejarah Peradaban Islam
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/tanjak.v1i2.9375

Abstract

Palembang memiliki banyak kebudayaan, tradisi, serta adat istiadat yang masih banyak orang yang belum mengetahuinya terutama dari generasi muda pada saat ini. Budaya maupun tradisi dapat dipercaya secara turun-temurun dan merupakan suatu identitas bangsa harus harus dijaga dan dilestarikan oleh para penerus bangsa. Salah satunya adalah tradisi ngobeng yang ada di Palembang. Adapun masalah dalam penelitian ini yang dibahas yaitu bagaimana proses pelaksanaan dan makna yang terdapat dalam tradisi ngobeng pada masyarakat Melayu Palembang. Penelitian ini menggunakan studi penelitian deskriptif dengan metode kualitatif dan dengan sumber data primer nya yaitu wawancara secara langsung dengan informannya yaitu ketua adat Palembang, Sejarahwan Palembang, Budayawan, serta masyarakat yang pernah terlibat langsung mengikuti atau menjalani tradisi ngobeng tersebut. Sumber data sekunder nya yaitu diperoleh dari hasil dokumentasi, buku-buku, jurnal, dan laporan lainnya dari hasil penelitian yang terkait. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yang bisa di dapatkan oleh peneliti terkait apa itu tradisi ngobeng yaitu merupakan salah satu tradisi warisan budaya peninggalan leluhur dalam menghormati tamu dan memuliakan tamu dalam kegiatan seperti acara pernikahan, sedekahan, syukuran, dan kegiatan besar keagamaan lainnya. Budaya tradisi ngobeng Palembang ini merupakan hasil asimilasi dari tradisi Islam dengan kebudayaan lokal yaitu dengan makannya secara bersama-sama dengan makannya memakai tangan secara langsung dan sambal duduk bersila sesuai apa yang diajarkan atau disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam tradisi ngobeng ini adanya makna yang terkandung dalam tradisi ngobeng tersebut serta bagaimana proses pelaksanaannya yang dijalankannya pada masyarakatnya dalam bekerjasama saling bergotong-royong.
KEBERADAAN KEBIASAAN NGINANG PADA MASYARAKAT MELAYU DI KECAMATAN SEBERANG ULU I KOTA PALEMBANG Suryo Arief Wibowo; Endang Rochmiatun; Amilda Amilda
Tanjak: Sejarah dan Peradaban Islam Vol 1 No 2 (2021): Tanjak: Jurnal Sejarah Peradaban Islam
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.767 KB) | DOI: 10.19109/tanjak.v1i2.9377

Abstract

The progress of the times and the ease with which foreign cultures enter the life of the current generation have made a lot of local wisdom begin to experience degradation to the point of extinction. As is the case, the younger generation of Palembang Malay descent, at this time has left a tradition that has been passed down from generation to generation, namely the nginang tradition. Nginang is a habit that has become a hereditary tradition carried out by the Malay community in Sumatra and Palembang. This study aims to reveal the phenomenon of the habit of nginang which is still carried out by some Malay people in Palembang. This research uses descriptive-qualitative research using ethnographic method which is an approach to anthropology disciplines. Sources of data used are primary data sources and secondary sources. Primary sources that come from people who nginang and cultural. Secondary sources come from research reports, books, archives, and so on. The data collection technique used direct observation to the location, namely in Seberang Ulu I District, Palembang City. As for using participant interviews, namely key informants as the main data and using relevant literature studies to support this research as well as collecting audio-visual materials in the form of photos, images and sounds that come from the betel nut and cultural observers. Data analysis will be directly in conjunction with other parts of the development of this research, namely data collection and writing of findings. In this study, it was found that this habit is still used by some of the Palembang Malay community who are female, this is due to the emergence of public stigma against men against the habit of nginang which is only identified with cigarettes. The habit of nutmeg is starting to disappear due to family factors, the progress of the times, the environment and community institutions.