Ratih Ruhayati
Sekolah Tinggi Kesehatan Indonesia (STKINDO) Wirautama

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Relationship Of Pregnant Women's Knowledge And Attitude To The Implementation Of Delivery Planning And Complication Prevention (P4k) Program Ratih Ruhayati
Jurnal KESANS : Kesehatan dan Sains Vol 1 No 1 (2021): KESANS : International Journal of Health and Science
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.215 KB) | DOI: 10.54543/kesans.v1i1.4

Abstract

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are indicators to assess the health status of the community. Based on the Indonesian Demographic and Health Survey 2017 IDHS, the maternal mortality rate in Indonesia is still high at 302 per 100,000 live births, while the infant mortality rate is 24 per 1000 live births. The decline in MMR and IMR cannot be separated from the role of community empowerment, one of which is carried out through the implementation of the Childbirth Planning and Complications Prevention Program (P4K). Most mothers, husbands, and families have less active role in the implementation of P4K, even though there is an effect of implementing P4K on neonatal mortality. This happens because the mother's knowledge about P4K is still lacking, so her attitude is still not positive. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes of pregnant women towards the implementation of the Childbirth Planning and Complications Prevention (P4K) Program. The research design used "analytic descriptive" cross-sectional, with a total population of 126 pregnant women, while the sample was taken using purposive sampling technique, with a total sample of 96 respondents. The results of statistical analysis with the Chi-Square test showed that for the knowledge variable, the results of the P value = 0.005 concluded that there was a significant relationship between the level of knowledge and the implementation of P4K, while for the attitude variable the P value = 0.001 concluded that there was a significant relationship between attitudes with the implementation of P4K.
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP IBU BALITA TERHADAP PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACET, KABUPATEN BANDUNG Ratih Ruhayati
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 2: Desember 2022 (in Press)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i2.2500

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak bayi dibawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia 2 tahun. Angka prevalensi stunting di Indonesia tahun 2020 adalah 26,92%. Data 2020 prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Bandung mencapai 31,1 persen atau 112.000 jiwa. Salah satu penyebab terjadinya masalah gizi pada balita adalah ibu yang belum memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi yang harus diberikan pada bayi dan balita. Pengetahuan ibu akan berpengaruh pada sikap dan perilakunya dalam memilih makanan dan berdampak pada status gizi sehingga mempengaruhi kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, dimana dalam metode ini peneliti melakukan penilaian pengetahuan tentang stunting yang dimiliki oleh ibu balita. Jumlah populasi yang ada sebanyak 160 ibu balita, karena pada masa pandemik, sehingga jumlah kunjungan balita dibatasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling, dengan menggunakan Rumus Slovin didapatkan sampel sebanyak 97 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 97 responden dapat dikatakan bahwa lebih dari setengahnya memiliki pengetahuan yang baik, merupakan ibu balita pada usia reproduksi yaitu 20-35 tahun, memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan hanya memiliki 1 balita dalam rumah. Dari beberapa faktor tersebut, berdasarkan hasil analisis ternyata faktor yang memiliki hubungan yang signifikan dengan sikap ibu balita terhadap pencegahan stunting adalah pengetahuan, dengan nilai V 0,009, sedangkan untuk faktor lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan, dengan nilai V di atas 0,05. Jika seseorang memiliki pengetahuan kesehatan yang memadai, diharapkan dia akan memiliki sikap yang positif, yang lama kelamaan akan merubah perilaku kesehatan yang lebih baik juga. Pengetahuan ibu yang cukup mengenai stunting sejak hamil diharapkan mampu meningkatkan sikap dan perilaku yang positif dalam upaya mencegah terjadinya stunting.
Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Stunting kepada Masyarakat, Kader dan Guru Kelompok Bermain di Desa Cijambu, Tanjung Sari, Sumedang Ratih Ruhayati
Bhinneka Tunggal Ika : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 01 (2023): Bhinneka Tunggal Ika : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Rifa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan. Kegiatan ini dilaksanakan Kamis, 21 Juli 2022, di Kantor dan Posyandu Desa Cijambu Sumedang. Dihadiri oleh 56 orang, yang terdiri dari kader, guru kelompok bermain, ibu hamil dan ibu balita. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah tanya jawab dan curah pendapat, dan pembagian kuesioner. Dari hasil kuesioner didapakan ibu yang pengetahuan baik dan sikap positif sebanyak 16 orang dari 31, ibu yang pengetahuan cukup dan sikap positif 11 orang dan ibu yang pengetahuannya kurang dan sikap positif 4 orang. Dengan menghasilkan p value 0,009, yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap. Sedangkan untuk faktor usia ibu, pendidikan, pekerjaan dan jumlah balita didalam rumah, didapatkan nilai P > 0,05, sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan.