Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potensi Energi Batubara serta Pemanfaatan dan Teknologinya di Indonesia Tahun 2020 – 2050 : Gasifikasi Batubara Anugrah Pratama Afin; Berkah Fajar Tamtomo Kiono
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.908 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.11429

Abstract

Sebagai salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, Batubara berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Geologi Kementerian ESDM, potensi dan cadangan batubara sebesar 186 miliar ton yang ada di Indonesia dimana 52 persen berada di Pulau Sumatera , 47 persen berada di Pulau Kalimantan dan 1 persen berada di Pulau lainnya. Pada saat ini pemanfaatan sumber energi batubara juga semakin meningkat seiring dengan menurunya produksi minyak bumi. Maka saat ini banyak Industri yang mulai mengalihkan focus energi nya ke Batubara. Dewasa ini pemakaian batubara yang terbanyak adalah pada sektor pembangkit listrik, pabrik semen dan industri lainnya dimana hampir separuh konsumsi batubara domestik dipergunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Pemanfaatan batubara juga akan semakin dominan dengan adanya kebijakan energi nasional sementara itu produksi energi fosil yang lain seperti minyak bumi dan gas bumi mengalami penurunan akibat cadangan yang semakin menipis ditambah pula dari data bauran energi nasional masih didominasi oleh bahan bakar minyak maka bukan tidak mungkin harganya akan terus semakin meningkat oleh karena itu dengan potensi batubara yang ada untuk mulai dilakukan subtitusi dan diversifikasi terhadap bahan bakar minyak dan gas bumi menjadi menarik dikarenakan masih besarnya potensi batubara di Indonesia. Adapun teknologi yang digunakan yaitu diantaranya gasifikasi dimana teknologi ini mulai gencar dimulai maka dalam tulisan ini dicoba meninjau perkembangan gasifikasi serta pemanfaatan teknologi , kapasitas dan kondisi saat ini yang ada di Indonesia.
Dari Energi Fosil Menuju Energi Terbarukan: Potret Kondisi Minyak dan Gas Bumi Indonesia Tahun 2020 – 2050 Agus Eko Setyono; Berkah Fajar Tamtomo Kiono
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.683 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.11157

Abstract

Arah kebijakan pengelolaan energi kedepan berpedoman pada paradigma baru untuk menciptakan lingkungan yang sehat melalui program energi bersih. Sejalan dengan hal tersebut, Indonesia dalam kebijakannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) memiliki target pertumbuhan pangsa EBT yang cukup besar. Besaran pangsa EBT pada tahun 2025 dan 2050 masing masing sebesar 23% dan 31% dari total kebutuhan energi nasional. Akan tetapi sampai tahun 2020 realisasi pangsa EBT baru mencapai 11,31%. Dengan kebutuhan energi yang semakin meningkat dan pertumbuhan EBT yang masih lamban, membuat ketergantungan kepada enegi fosil khususnya minyak dan gas bumi kemungkinan besar masih terus berlanjut. Selain itu jika dilihat dari proyeksi bauran energi Indonesia kedepan, energi migas akan tetap menjadi tumpuan utama baik berdasarkan skenario Business as Usual (BaU) maupun Current Policy (CP). Kebutuhan yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan cadangan dan produksi nasional yang semakin berkurang. Untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi migas kedepan banyak tantangan yang membutuhkan kebijakan dan strategi yang tepat, diantaranya yaitu bagaimana mengatasi semakin menurunnya produksi, yang disebabkan penurunan alamiah dari sumur-sumur tua dan rendahnya tingkat keberhasilan eksplorasi migas. Kemudian masalah infrastruktur migas yang belum terintegrasi sehingga membuat disparitas harga migas antar wilayah. Serta faktor ekonomi meliputi inflasi dan nilai tukar rupiah.
Mengenal Enhanced Oil Recovery (EOR) Sebagai Solusi Meningkatkan Produksi Minyak Indonesia Bayu Prasetya Putra; Berkah Fajar Tamtomo Kiono
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.905 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.11152

Abstract

Produksi minyak dari sebuah reservoir secara alami pasti akan mengalami penurunan atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Kondisi tersebut tidak serta merta menggambarkan bahwa cadangan minyak dalam reservoir sudah habis. Jika hanya mengandalkan metode produksi primer (primery recovery) kemungkinan besar masih sangat banyak minyak yang tersisa di reservoir, untuk itu diperlukan metode produksi lanjutan untuk bisa menguras minyak yang masih banyak tersisa di reservoir. Metode Enhanced Oil Recovery (EOR) akan memberikan solusi pengurasan terhadap minyak yang masih ada didalam reservoir yang tidak dapat diambil dengan produksi primer. Namun untuk menerapkan metode EOR diperlukan pemilihan yang tepat sehingga didapatkan hasil yang optimum sesuai dengan biaya yang dikeluarkan
Overview Perkembangan Pemanfaatan Energi Primer Gas Bumi Di Indonesia Aron Pangihutan Christian Tampubolon; Berkah Fajar Tamtomo Kiono
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 2, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.784 KB) | DOI: 10.14710/jebt.2021.10049

Abstract

Gas bumi merupakan salah satu energi primer di Indonesia yang memiliki berbagai peranan baik di sektor industri maupun rumah tangga. Gas bumi masih dipandang energi yang lebih bersih dan kompetitif bila dibandingkan dengan energi fosil lainnya namun terdapat sejumlah tantangan untuk mencapai target bauran energi primer gas bumi. Tantangan Indonesia masih memiliki cadangan gas bumi sebesar 77,29 TSCF pada tahun 2019 atau potensi cadangan berjangka waktu 29 tahun berdasarkan production to reserve ratio. Potensi  cadangan ini dinilai lebih kecil bila dibandingkan dengan sumber energi fosil lainnya seperti jangka waktu cadangan batubara sampai 82 tahun. Tantangan lainnya adalah persentase ekspor gas bumi yang masih tinggi, pembangunan infrastruktur pemanfaatan gas bumi serta tingkat partisipasi dalam aktivitas eksplorasi wilayah kerja cadangan gas bumi. Tantangan ini dapat dikelola dengan dukungan kebijakan pemerintah untuk peningkatan aktivitas eksplorasi, perbaikan tata kelola dan hilirisasi gas bumi, penekanan angka ekspor gas bumi dengan persiapan pengembangan infrastruktur penyerapan suplai gas bumi untuk kebutuhan domestik, serta koordinasi dengan semua pihak terkait untuk memastikan pemenuhan perizinan terutama izin lingkungan dan isu sosial. Pengembangan produk DME sebagai substitusi impor LPG juga dapat dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan gas bumi domestik. Pada masa pandemi Covid-19, penurunan energi primer lain seperti minyak bumi dan batubara tentunya menjadi kesempatan untuk meningkatkan persentase bauran energi gas bumi mencapai 22%. Penurunan harga gas bumi selama masa pandemi yang mengakibatkan penurunan ekspor gas dapat menjadi kesempatan untuk memanfaatkan gas bumi bagi kebutuhan domestik.
Analisis Pengaruh Perubahan Pembebanan Listrik Terhadap Konsumsi Spesifik Bahan Bakar Pembangkitan, Heat Rate dan Efisiensi Pada Unit 1 PLTU Kendari-3 Ivan Darren Alber; Berkah Fajar Tamtomo Kiono
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan Vol 3, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Program Studi Magister Energi, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jebt.2022.13371

Abstract

Permbangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kendari-3 merupakan PLTU di Indonesia yang memanfaatkan energi batubara sebagai bahan bakar dengan kapasitas 2x50 MW. Beban yang dibangkitkan pada PLTU Kendari-3 tidak selalu konstan karena adanya fluktuasi beban pada jaringan listrik sesuai dengan permintaan konsumen (Ilham & Aksar, 2021). Konsumsi spesifik bahan bakar merupakan parameter yang penting untuk melihat efisiensi pembangkit listrik terhadap konsumsi dari bahan bakar yang digunakan untuk menghasikan energi listrik (Putra et al., 2021). Pada penelitian ini menganalisa pengaruh pembebanan listrik unit PLTU Kendari-3 terhadap nilai Specific Fuel Consumption (SFC), Net Plant Heat Rate (NPHR), Gross Plant Heat Rate (GPHR), dan efisiensi termal dengan menggunakan metode pendekatan analisis termodinamika dan metode input-output energi. Data yang dianalisis adalah data aktual saat operasi normal yang diambil dari Distributed Control System (DCS). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semakin besar beban unit PLTU Kendari-3 akan semakin semakin baik performa plantnya. Hal tersebut ditunjukan dengan kenaikan efisiensi 25,30 % pada beban 30 MW Net naik menjadi 29,89 % pada beban 40 MW Net, dan naik menjadi 30,40 % pada beban 50 MW Net. Selain itu naiknya performa plant juga ditunjukan dengan turunnya nilai Gross Plant Heat Rate (GPHR) dari 3.399,06 kkal/kWh pada beban 30 MW Net turun menjadi 2.876,62 kkal/kWh pada beban 40 MW Net, dan turun menjadi 2.828,46 kkal/kWh pada 50 MW Net.
Analisa Efisiensi Isentropik Turbin Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Ivan Darren Alber; Berkah Fajar Tamtomo Kiono; Udi Harmoko
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i9.13532

Abstract

Spesifikasi turbin uap perlu diperhatikan, terutama spesifikasi isentropic efficiency (ηt) dan turbin kerja (Wt), menyangkut kemampuan operasional turbin uap di Pembangkit Listrik Tenaga (PLTU) ABC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai efisiensi isentropik dan kerja turbin, dengan menggunakan parameter data seperti laju aliran massa (ṁ), tekanan inlet (P1), tekanan outlet (P2), suhu inlet (T1), dan suhu outlet (T2), dengan memanfaatkan aplikasi ChemicalLogic SteamTab. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa efisiensi isentropik yang ditentukan turbin adalah 67,31%, dan kerja turbin adalah 52.438 kW. Nilai rata-rata efisiensi isentropik operasional selama periode penelitian 2 jam ditemukan sebesar 67,74%. Demikian juga nilai rata-rata kerja turbin operasional ditetapkan sebesar 53.487 kW. Diamati bahwa efisiensi isentropik pada kondisi operasional lebih baik daripada nilai yang ditentukan. Peningkatan efisiensi isentropik ini dapat dikaitkan dengan suhu uap utama yang lebih tinggi dan nilai tekanan turbin buang yang lebih rendah.