Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakteristik Gel HPMC Ekstrak Ikan Toman (Channa micropeltes) Firlianty Firlianty; Rario Rario; Elisa Br. Naibaho; Elita Elita
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.445 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.8-12

Abstract

Ikan toman (Channa micropeltes) merupakan salah satu ikan jenis ikan air tawar yang memiliki kandungan protein albumin yang tinggi dan dapat mempercepat penyembuhan luka. Salah satu kelemahan dari pemanfatan albumin ikan toman (Channa micropeltes) adalah bau amis yang tidak disukai oleh masyarakat. Sehingga diperlukan alternatif dalam pemanfaatan ekstrak ikan toman (Channa micropeltes) yaitu dengan pembuatan sediaan gel ekstrak ikan toman (Channa micropeltes). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak ikan toman (Channa micropeltes) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap karakteristik gel. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dan analisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu 1,5%, 3%, 4,5% dan kontrol. Uji karaktersitik dalam penelitian ini adalah uji pH, daya sebar, homogenitas dan organoleptik. Dari penelitian yang sudah dilaksakan Gel HPMC ektrak ikan toman dibuat ke dalam empat formulasi dengan variasi ektrak ikan toman 0%, 1,5%, 3%, dan 4,5%. Evaluasi hasil ekstrak gel meliputi uji pH, daya sebar dan uji inderawi dan uji homogenitas, hasil penelitian menunjukan pH dari gel HPMC ektrak ikan dalam rentang 8,33-8,53 dan untuk uji daya sebar pada 4,7 – 5,66.  Untuk uji inderawi warna didapatkan hasil bahwa semakin banyak ekstrak yang diberikan maka warna gel semakin keruh, bau khas dan tekstur yang lembut. Hasil uji homogenitas menunjukan bahwa keempat formulasi memiliki homogenitas gel yang baik.
Potensi Sisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr) sebagai Masker Collagen Firlianty Firlianty; Elita Elita; Anang Najamuddin; Rario Rario; Panca Ajura Purba
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 13, No 1 (2020)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.149 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.13.1.69-74

Abstract

This study aims to know the potential of collagen mask of nile tilapia scale and Dayakness onion. It was an experimental study with 3 treatments of different ethanol concentrations (50%, 70%, 90%). Data are presented. Data collection covered phytochemical tests, water content, ash, and pH. Results showed that the collagen mask of nile tilapia scale and Dayakness onion positively contained alkaloid, saponin, tannin, and flavonoid. These compounds reflect that collagen of Dayakness onion and nile tilapia scale is potential to use as face mask that could overcome face problem, such as acne. The collagen mask has pH of 6, consistent with that of SNI for facial beauty product. The nile tilapia scale and Dayakness onion have good potential for mask. The ethanol used for solvent yielding the highest collagen was recorded in 90% ethanol.
FORTIFIKASI MINYAK IKAN HIU CUCUT (Stegostoma fasciatum) PADA NILAI GIZI PENGOLAHAN COOKIES Mikael Arnold Simamora; Natallo Bugar; Rario Rario
JOURNAL OF TROPICAL FISHERIES Vol. 15 No. 2 (2020): Journal Tropical Fisheries
Publisher : Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jtf.v15i2.7798

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh fortifikasi minyak ikan hiu cucut (Stegostoma fasciatum) terhadap nilai gizi pengolahan cookies, melalui uji kimia dan uji organoleptik. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun dari empat perlakuan dan 3 pengulangan. Perlakuan A (cookies tanpa menggunakan minyak ikan hiu cucut (kontrol)), perlakuan B (menggunakan minyak ikan hiu cucut sebanyak 50 ml (22% dari tepung terigu)), perlakuan C (menggunakan minyak ikan hiu cucut sebanyak 100 ml (44% dari tepung terigu)), perlakuan D (menggunakan minyak ikan hiu cucut sebanyak 150 ml (66% dari tepung terigu)). Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Uji kimia dilakukan di Laboratorium Balai Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Kota Palangka Raya, sedangkan uji organoleptik dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan minyak ikan hiu cucut dengan persentase yang berbeda berpengaruh nyata terhadap mutu cookies. Untuk uji statistik dengan menggunakan SPSS 20.0 diperoleh hasil bahwa nilai Fhitung pada kadar lemak, protein, abu dan karbohidrat lebih besar dari Ftabel (Fhit > Ftab), sedangkan nilai Fhitung pada kadar air lebih kecil dari F tabel (Fhit < Ftab), yang berarti bahwa fortifikasi minyak ikan hiu cucut berpengaruh nyata pada kadar lemak, protein, abu dan karbohidrat, tetapi tidak berpengaruh nyata pada kadar air. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah pada perlakuan C dengan nilai rata-rata indeks 0,561, dimana cookies yang terbuat dari 100 ml minyak ikan hiu cucut dan 225 g tepung terigu adalah pilihan.