Erman Sepniagus Saragih
Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Jemaat yang Kudus sebagai Reinterpretasi Kehadiran Allah Erman Sepniagus Saragih
Jurnal Christian Humaniora Vol 1, No 1 (2017): November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v1i1.35

Abstract

Kudus berarti terpisah (dikhususkan) atau terpotong dari, digunakan terhadap keadaan terlepasnya seseorang atau suatu benda (supaya Tuhan dapat memakainya, dan dengan demikian terhadap keadaan orang atau obyek yang di lepas itu).  Kata kudus kadang-kadang diterjemahkan dengan suci. Walaupun keduanya memiliki arti yang berbeda. Kata kudus berarti sesuatu yang dipikirkan adalah kualitas hakiki Tuhan dan manusia. Istilah suci menekankan akibat daripada sikap yang menjurus kepada kesucian. Para nabi memproklamirkan  kekudusan sebagai penyataan sendiri oleh Allah, kesaksian yang ia terapkan pada dirinya sendiri dan segi yang ia kehendaki supaya mahluk ciptaan-Nya mengenal Dia demikian. Para nabi menyatakan bahwa Allah menghendaki untuk mengkomunikasikan kekudusan-Nya kepada mahluk ciptaan-Nya, dan sebaliknya menuntut kesucian dari mereka. Kekudusan bukanlah suatu teori belaka, kekudusan itu harus dipraktekkan dalam kehidupan pribadi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Allah yang kudus dinyatakan dalam kehidupan jemaat yang kudus. Allah adalah Allah yanag kudus agar tidak ada pemisah hubungan manusia dengan Allah, maka manusia juga sebaiknya menguduskan dirinya. Dalam kehidupan jemaat yang kudus maka Allah akan selalu hadir menyatakan kasihNya, melakukan penebusan lewat pengorbanan Yesus di kayu salib, agar manusia dikuduskan dari dosa. Dalam upaya membahas suatu masalah dalam penelitian, diperlukan suatu metode penulisan agar memperoleh jawaban dan paradigma baru atas permasalahan yang dibahas. Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bersumber dari buku-buku teks, jurnal dan bahan-bahan tertulis lainnya.Kata Kunci: Kudus, Suci
PROFIL HIDUP RUKUN ANTAR UMAT BERAGAMA PADA MASYARAKAT KELURAHAN BATANG BERUH KECAMATAN SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI Erman Sepniagus Saragih
Jurnal Christian Humaniora Vol 3, No 1 (2019): Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v3i1.123

Abstract

A harmonious life between religious people is one of the shared ideas in the context of Bhinneka. Indonesian society from the past has different cultures, religions and social norms but is a distinctive and worthy of wealth to be preserved and preserved. This study aims to raise the profile of local tradition-based inter-religious harmony in Batang Beruh Village, Sidikalang District, Dairi Regency. The methodology used is a descriptive qualitative research that discusses the sociology of religion. Based on the data agreement with the triangulation technique, data reduction was carried out and concluded about the glue of harmony in family relations, local wisdom (Mardang, Pudun, Markebas, Mamiring, Sikatasatu, and Gugu), looking for houses of worship with assistance, related houses that mingled and gathered together. This condition is proof that interfaith believers accept, accept and accept fully acknowledge the same creation of God; need each other with each other.BAHASA INDONESIA ABSTRACT: Hidup rukun antar umat beragama merupakan salah satu cita-cita bersama dalam konteks kebhinekaan. Masyarakat Indonesia dari dahulunya sudah berbeda budaya, agama dan norma sosial tetapi ini merupakan nilai kekayaan yang khas dan layak untuk dijaga dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat profil kerukunan antar umat beragama berbasis tradisi lokal di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Metodologi yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif pendekatan sosiologi agama. Berdasarkan perolehan data dengan tehnik trianggulasi, dilakukan reduksi data dan disimpulkan bahwa perekat kerukunan tercermin dalam hubungan kekerabatan keluarga, kearifan lokal (mardang, pudun, markebas, mamiring, sikatasatu dan gugu), letak rumah ibadah berdampingan, rumah penduduk yang berbaur dan budaya gotong-royong. Kondisi tersebut merupakan bukti bahwa antarumat beragama saling menerima, menghargai dan penuh kesadaran mengakui sama-sama ciptaan Tuhan; saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Keywords: Profile of Harmony, Religious
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BERBASIS WAWASAN KEBANGSAAN Erman Sepniagus Saragih
Jurnal Teologi Cultivation Vol 2, No 2 (2018): Desember
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v2i2.276

Abstract

AbstrakJurnal ini membahas tentang Pendidikan Agama Kristen (PAK) berbasis karakter wawasan kebangsaan. PAK merupakan salah satu pilar pendidikan karakter. Pendidikan karakter akan terwujud jika dimulai tertanamnya jiwa wawasan kebangsaan pada anak didik, oleh sebab itu PAK merupakan salah satu unsur penunjang karakter anak didik. Melalui desain materi PAK berwawasan kebangsaan siswa diajarkan bahwa perbuatan nasionalis adalah bukti dari imanseperti dalam Alkitab.Kata Kunci : PAK, Karakter, KebangsaanAbstractThis article discusses about Christian Education based on national characterinsight. PAK is one of the pillars of character education. Character education will be realized if embedded in the spirit of insight of nationality in the students, therefore PAK is one of the supporting elements of the character of the protege. Through the design of the PAK material nationality students are taught that nationalistic deeds are evidence of faith as in the Bible.Keywords: Design, Christian Religion Education, Character, Nationality
ANALISIS DAN MAKNA TEOLOGI KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM KONTEKS PLURALISME AGAMA DI INDONESIA Erman Sepniagus Saragih
Jurnal Teologi Cultivation Vol 2, No 1 (2018): Juli
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jtc.v2i1.175

Abstract

AbstrakIndonesia adalah bangsa yang majemuk. Keadaan ini berpeluang dan sensitif terhadap konflik sosial jika sikap toleran yang rendah, kepentingan politik dan fanatisme. Tujuan penulisan yaitu menemukan makna teologi “Ketuhanan” dalam konteks pluralisme agama. Metologi penelitian dilakukan dengan studi analisis isi. Kesimpulannya yaitu, pertama; kata ketuhanan tidak boleh difahami dari aspek agama tertentu saja dalam kemajemukan di Indonesia. Kedua; ketuhanan berarti sifat-sifat yang mengindahkan Tuhan sebagai tampilan antropomorfis oleh agama manapun. Ketiga; Ketuhanan merupakan hasil sejarah perumusan sila pertama Pancasila dengan kesadaran akan bhineka sebagai realita yang harus dirawat, dijunjung tinggi dan dihormati dalam berbagai aspek hidup melebihi agama. Kata Kunci : Ketuhanan Yang Maha Esa, Pluralisme Agama, Teologi AbstractA plural nation these circumstances are likely and sensitive to social conflict if low tolerance, political interests and fanaticism. The purpose of writing is to find the meaning of theology of as mentioned earlier in the context of religious pluralism. The methodology by content analysis, further interpret theologically. The concludes the theological meaning of God in the first principle of the Pancasila; is first, the meaning of divinity should not be understood from certain aspects of religion only in the context of pluralism in Indonesian. Second; divinity means the properties of God or attributes that need the God as an anthropomorphic appereance of and for any religions. Third; the sentences of “belief in the one and only God is the achierement of reconciliation of the historical resultsof the first principle of pancasila with the awareness of the difference as a reality that must be nurtured, upheld and respected in various aspects of life beyond certain religious values. Keywords: Ketuhanan Yang Maha Esa, Pluralism, Theology
Particular, Universal, and Salvation in Continuity in the Gospel of Matthew Erman Sepniagus Saragih
BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/b.v6i1.465

Abstract

Abstract: This text reviews the multidimensional and problematic construction of the doctrine of salvation based on reading the study of the Gospel of Matthew. The existence of the multiplicity of creation causes the concept of salvation and how that salvation is achieved to vary greatly (diversity). The research method used is descriptive qualitative with a critical and constructive literature study approach. The Gospel of Matthew emphasizes the meaning of salvation that is particular, universal, and sustainable. Particular salvation is understood from the way Matthew conveys the structure of his gospel from the genealogy of Jesus with nuances of genealogy and Jewish tradition. Universality means that from particularity into ethnically diverse communities in Christ's work of salvation is necessary. For Matthew, Jesus' rescue was affirming and upholding the continuity of God's saving relationship with His people, which began with Abraham, the consummation of the Law, and the continuing validity of all that was done, given, initiated, and instituted by God in history to save his people, as well as God's constant invitations for his people to enter into and remain in a saving relationship. Keywords: Particular, Universal, Continuity Salvation, Gospel of Matthew