Atik Widyaningrum
Universitas Ahmad Dahlan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RAGAM TINDAK TUTUR MEMINTA MAAF DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT A1 Atik Widyaningrum
Prosiding Seminar Nasional Sasindo Vol 1, No 2 (2021): Prosiding Seminar Nasional Sasindo Unpam Vol.1 No.2 Mei 2021
Publisher : fakultas sastra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.067 KB) | DOI: 10.32493/sns.v1i2.10814

Abstract

Tindak tutur yaitu sebuah tindakan dalam bentuk tuturan. Tindak tutur meminta maaf merupakan sebuah tindakan dalam bentuk tuturan meminta maaf. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami pentingnya tindak tutur meminta maaf serta mengajarkan kepada pemelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA), terutama tingkat atau jenjang A1 (prapemula) dalam mengimplementasikan ragam tindak tutur meminta maaf sesuai dengan fungsi dan peranannya dalam percakapan sehari-hari. Sehingga, pemelajar BIPA dapat menggunakan dan menerapkan tindak tutur meminta maaf yang baik dan benar ketika berbicara dalam bahasa Indonesia. Tindak tutur meminta maaf berkaitan dengan kesantunan berbahasa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu suatu proses analisis data yang dilakukan melalui tahap studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat dua bentuk tindak tutur meminta maaf, yaitu maaf dan ampun. Tindak tutur maaf dibagi menjadi lima ragam, sedangkan tindak tutur ampun dibagi menjadi dua ragam.Kata kunci: tindak tutur meminta maaf, kesantunan berbahasa, BIPA
Makna Alam dalam Sajak Kue Lumpur, Garwa, dan Hujan Pagi Karya Abdul Wachid B.S.: Apresiasi Secara Semiotika Atik Widyaningrum; Riswanda Himawan
DISASTRA: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Vol 4, No 2 (2022): JULI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/disastra.v4i2.5583

Abstract

Dalam menulis sajak pengarang tidak hanya sebatas fokus terhadap gaya atau cara seorang penulis menuangkan isi dan ciri khas sajaknya. Namun, ada pula pembahasan lain yang lebih menarik dan difokuskan pada aspek yang berkaitan erat dengan makna. Selaras dengan pernyataan tersebut dalam penelitian akan dibahas mengenai makna alam dalam sajak yang berjudul Kue Lumpur, Garwa, dan Hujan Pagi dari buku Biyanglala karya Abdul Wachid B.S. Penelitian ini bertujuan untuk mengapresiasi karya sastra dalam hal ini berupa sajak, selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna alam yang terkandung di dalam sajak Kue Lumpur, Garwa, dan Hujan Pagi Karya Abdul Wachid B.S. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Tahapan yang dilakukan dalam penelitain ini yaitu membaca sajak, mencatat hasil temuan, mengklasifikasi data dan mengidentifikasi data dengan memerhatikan teroi serta peneloitian yang relevan dan lebih dahulu dilakukan. Teori yang digunakan dalam artikel ini yaitu teori struktural semiotika Michael Riffaterre. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa makna alam yang terkandung dalam sajak Kue Lumpur, Garwa, dan Hujan Pagi adalah sebagai berikut; (1) sajak Kue Lumpur memiliki hubungan intertekstualitas dengan ayat-ayat Al-Quran dan hadis yang terdapat pada HR Muslim dan surat Ali Imran ayat 185; (2) sajak Garwa memiliki hubungan intertekstualitas dengan firman Allah yang terdapat dalam surat An-Nahl ayat 72 dan Ar-Rum ayat 21; (3) sajak Hujan Pagi memiliki hubungan intertekstualitas dengan firman Allah yang terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 22.