Pengukuran volume timbunan stockwash pada penambangan bauksit merupakan aspek yang penting untuk efisiensi proses penambangan. Optimalisasi ruang penyimpanan stockwash dan pemanfaatannya menjadi faktor yang perlu diperhatikan. Penelitian ini dikembangkan untuk menganalisis pengukuran volume timbunan stockwash menggunakan metode fotogrametri dan terestris pada penambangan bauksit di Daerah Tayan, Kalimantan Barat, Indonesia. Metode fotogrametri melibatkan pengambilan gambar dari udara dan pengolahan datanya menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan model 3D dari timbunan stockwash menggunakan drone dengan tipe Aerial DJI Mavic 2 pro. Sementara, metode terestris melibatkan pengukuran langsung menggunakan alat total station untuk menghitung volume timbunan. Penelitian ini membandingkan hasil pengukuran volume timbunan dan menganalisis akurasi, efisiensi, serta kelebihan dan kekurangan dari kedua metode tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran fotogrametri menggunakan drone menghasilkan volume timbunan sebesar 14.524,50 m3 dengan tonase sebesar 24.546,40 ton. Pengukuran terestris menggunakan total station menghasilkan volume timbunan sebesar 14.307,45 m3 dengan tonase sebesar 24.179,59 ton dengan deviasi volume timbunan sebesar 1,5%. Berdasarkan analisis hasil volume timbunan dan biaya yang dikeluarkan, metode pengukuran dengan menggunakan fotogrametri terbukti lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode pengukuran terestris, terutama untuk timbunan dengan area yang luas dan lokasi yang sulit dijangkau.