Herry Widyastono
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemdikbud

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kemampuan Guru dalam Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Herry Widyastono
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 3 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i3.85

Abstract

The objective of the study is to obtain the information on the teachers’ ability in enacting the school-based curriculum. This is a descriptive research using qualitative approach. The data collection was conducted in September 2011. The respondents of the research are from Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, and Tangerang as much of 150 teachers, and they are chosen based on the purposive technique sampling. They consist of 30 primary teachers, 50 junior high teachers, and 70 senior high teachers. Some of whom are teaching Math, Science,Physics, Chemistry, or Biology. The data of the document is analised, and the triangulation was conducted through focus discussion in a classroom (6 classroom), which then be continued by interviewing comprehensively to some of them in order to get the valid data. The researchconcludes that the teachers’ ability in writing up school-based curriculum (syllabus) which comprises the components of 1) standard competence; 2) basic competence; 3) core content; 4) learning activities; 5) indicator; 6) evaluation; 7) time allotment; and 8) learning resource are still very low and even most of them merely adobt other school curriculum or using them produced by book-publishers which are not actually suitable to themselves. It is therefore,advisable that the government should do some serious effort to redesign the in effect curriculum to become the national, province, district, and school curriculums.ABSTRAK Studi bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan guru dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan. Studi ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September 2011. Responden berasal dari Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang sebanyak 150 orang guru yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Terdiri atas 30 orang guru SD, 50 orang guru SMP, dan 70 orang guru SMA, mengajar Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Fisika, Kimia, atau Biologi. Teknik pengolahan datanya adalah studi analisis dokumen. Triangulasi dilakukan dengan cara diskusi fokus di dalam kelas (6 kelas), yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara mendalam terhadap orang-orang tertentu untuk memvalidasi data dan informasi. Hasil studi menyimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (silabus), yang meliputi komponen: 1) standar kompetensi; 2) kompetensi dasar; 3) materi pokok; 4) kegiatan pembelajaran; 5) indikator; 6) penilaian; 7) alokasi waktu; dan 8) sumber belajar, masih sangat rendah, bahkan kebanyakan hanya mengadopsi kurikulum dari satuan pendidikan lain atau dari penerbit buku yang belum tentu sesuai dengan satuan pendidikannya. Oleh karena itu, disarankan kepada pemerintah pusat agar melakukan penataan ulang kurikulum tingkat satuan pendidikan menjadi kurikulum tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan satuan pendidikan.
Muatan Pendidikan Holistik dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah Herry Widyastono
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 18 No. 4 (2012)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v18i4.102

Abstract

Holistic education is the education which develops all students potentials in harmony comprises intellectual, emotional, physical, social, esthetic, and spiritual potentials. This article is aimed at describing on whether or not there is the degree of holistic approach in education, particularly for the basic and secondary education. In addition, this describes its implementation at the schools within the basic and secondary education. The problems are formulated as follows 1) whether the basic and secondary education has already been regarded as holistic education?, 2) if yes, how its implementation at the schools concerned. This concludes that: 1) the basic and secondary curriculums have, in principle, been as holistic ones because its principles, reference, and procedure to develop the curriculum are in line with the definition, objective, and the principles which support to it. 2) The holistic education is not yet implemented comprehensivelyat the schools. In terms of its implementation it is, therefore, advisable that all teachers, while teaching in the classroom, should give the students to have ample opportunities to develop not only their cognitive domain, but their psychomotor and affective ones through active learning. ABSTRAK Pendidikan holistik merupakan pendidikan yang mengembangkan seluruh potensi siswa secara harmonis, meliputi potensi intelektual, emosional, phisik, sosial, estetika, dan spiritual. Kajian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang ada tidaknya muatan pendidikan holistik dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Selain itu juga memberikan gambaran tentang implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah. Permasalahan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah kurikulum pendidikan dasar dan menengah sudah memuat pendidikan holistik? 2) Bila sudah, bagaimana implementasi pendidikan holistik dalam pembelajaran? Kajian menyimpulkan bahwa: 1) Dokumen kurikulum pendidikan dasar dan menengah pada hakikatnya sudah memuat pendidikan holistik, karena prinsip, acuan, dan prosedur pengembangan kurikulum sejalan dengan pengertian, tujuan, dan prinsip pendidikan holistik; 2) Pendidikan holistik belum diimplementasikan secara komprehensif dalam pembelajaran. Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan holistik dalam pembelajaran, direkomendasikan agar guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak hanya mengembangkan ranah pengetahuan, melainkan juga ranah keterampilan dan sikap, melalui pendekatan belajar siswa aktif.
Minat Terhadap Profesi Guru, Pengetahuan tentang Penilaian Hasil Belajar, dan Kualitas Kurikulum Buatan Guru Herry Widyastono
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 No. 2 (2013)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v19i2.282

Abstract

This study is aimed to know whether or not there is a correlation between: 1) the interest to become a teacher by using the curriculum designed by his/her self, 2) the knowledge of the evaluation on the learning achievement based on the teacher’s designed curriculum; and 3) the interest to become a teacher and the knowledge of the evaluation on learning achievement as well as with the  quality of the curriculum designed by a teacher. The study was carried out at the primary schools in Eastern part of Jakarta during the semester 1 in 2012  to teachers of grade IV, V, and VI. The method used is survey, and its population are teachers of the primary schools in Duren Sawit Sub District within East Jakarta. The total number of sample is 75 persons based on multistage random sampling. The instrument used are questionnaire, items test, and the analysis guide of curriculum. The statistical analysis technique used   for this study were simple and ordinary regression and correlation in the level of significance  = 0,05. The result of the study is that there is a very significant and positive correlation between: (1) the interest to become a teacher with the quality of the curriculum made by him or her (r =0,704;  = 0,01); (2) the knowledge of the evaluation on learning achievement using curriculummade by the teacher him/her self (ry. = 0.709;  = 0,01); (3) The interest to become a teacherand the knowledge of the evaluation on learning achievement as well as with the quality of the curriculum made by the teacher him/her self (Ry.2 = 0.841;  = 0,01). The interest to become a teacher and the knowledge of the evaluation on learning achievement all together give effective contribution to the quality of the curriculum designed by the teacher him/her self 70.72%, while the other 29.28% are affected by other variable which was not included in this study.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara: 1) minat terhadap profesi guru dengan kualitas kurikulum buatan guru; 2) pengetahuan tentang penilaian hasil belajar dengan kualitas kurikulum buatan guru, dan 3) minat terhadap profesi guru dan pengetahuan tentang penilaian hasil belajar secara bersama-sama dengan kualitas kurikulum buatan guru. Penelitian dilakukan di sekolah dasar wilayah Jakarta Timur, pada semester I tahun 2012 terhadap guru kelas IV, V, dan VI. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Populasi terjangkau adalah guru sekolah dasar Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Jumlah sampel seluruhnya 75 orang yang diambil dengan teknik multistage random sampling. Minat terhadap profesi guru diukur dengan menggunakan kuesioner, pengetahuan tentang penilaian hasil belajar menggunakan tes, dan kualitas kurikulum buatan guru menggunakan pedoman analisis kurikulum. Teknik analisis statistik menggunakan regresi dan korelasi sederhana serta jamak pada taraf signifikansi  = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara: 1) minat terhadap profesi guru dengan kualitas kurikulum buatan guru (ry.1=0,704; =0,01); 2) pengetahuan tentang penilaian hasil belajar dengan kualitas kurikulum buatan guru (ry.2=0.709;  = 0,01); dan 3) minat terhadap profesi guru dan pengetahuan tentang penilaian hasil belajar secara bersama-sama dengan kualitas kurikulum buatan guru (Ry.12=0.841; =0,01). Minat terhadap profesi guru dan pengetahuan tentang penilaian hasil belajar secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif terhadap kualitas kurikulum buatan guru sebesar 70.72%, sedangkan 29.28% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Alternatif Program Pendidikan bagi Peserta Didik SMA yang Memiliki Kecerdasan Istimewa Herry Widyastono
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 No. 4 (2013)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v19i4.312

Abstract

In general, the implementation of education in Indonesia during the last few years has been conducted classically, by giving the same treatment to the learners though they have different talent, interest, and ability. This condition results in misfortune for those who have special talent,  interest and ability, and this would eventually affect their respective achievement, underachievement. Actually the implementation of education for those who have talent, interest, and ability  in senior high school could be any program, such as acceleration and credit semester programs, as well as the enrichment programme, for example by providing comprehensive activity involving themselves at any study program in any faculty of a university adjacent to them. In the university they are requested to take subject matter which is interesting to them. Some programs for the students concerned could be conducted both in inclusive and exlusive classes, and a particular school.ABSTRAK Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia selama ini pada umumnya bersifat klasikalmassal, yaitu memberikan perlakuan yang sama terhadap semua peserta didik yang memiliki perbedaan bakat, minat, kemampuan, dan kecepatan belajar. Peserta didik yang memiliki kecerdasan istimewa bila tidak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhannya dapat mengakibatkan prestasinya di bawah potensinya. Penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik SMA yang memiliki kecerdasan istimewa dapat berupa: program percepatan yang dapat dilakukan dengan penyelenggaraan sistem akselerasi dan sistem kredit semester; dan program pengayaan, yang dapat dilakukan dengan pendalaman minat, yaitu mengikuti kuliah pada program studi dan fakultas tertentu di perguruan tinggi setempat, dengan mengambil mata kuliah sesuai mata pelajaran kelompok peminatan yang dipilihnya. Penyelenggaraan berbagai program pendidikan bagi peserta didik SMA yang memiliki kecerdasan istimewa dapat dilakukan dengan program khusus di kelas biasa (kelas inklusif), kelas khusus, dan satuan pendidikan khusus.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI AKREDITASI A DI PROVINSI JAWA TIMUR Herry Widyastono
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 5, No 1 (2017): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v5n1.p21--38

Abstract

The aim of this study is to obtain information on the use of Information and Communication Technology (ICT) in teaching and school management in SMP Negeri Accreditation of A in East Java province. The study was conducted in August-September 2016 on SMP Negeri 4 Accreditation of A in East Java province. The study concluded that the ICT has been used in teaching and school management in Junior High School Accreditation in East Java province. The use of ICT in the form of ICT-based learning, blended e-learning, Web-based learning/Blog, assessment based on ICT, ICT labs, class multi-media, digital libraries, and application data base school. The study concluded that the ICT has been used in teaching and school management in Junior High School Accreditation in East Java province. The use of ICT in the form of ICT-based learning, blended e-learning, Web-based learning/Blog, assessment based on ICT, ICT labs, class multimedia, digital libraries, and application data base school. The study recommends that the use of ICT optimized, particularly in terms of: learning in the form of mailing lists/discussion groups, distance learning, virtual world class, assessment of learning outcomes that can be accessed by students and parents, as well as documents and digital library services. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran dan manajemen sekolah di SMP negeri akreditasi A di Provinsi Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2016, pada empat SMP negeri akreditasi A di Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa TIK telah dimanfaatkan dalam pembelajaran dan manajemen sekolah pada sekolah menengah pertama negeri akreditasi A di  Provinsi Jawa Timur. Pemanfaatan TIK berupa pembelajaran berbasis TIK, blended e-learning, pembelajaran berbasis Web/Blog, penilaian berbasis TIK, laboratorium TIK, kelas multi media, perpustakaan digital, dan aplikasi data base sekolah. Penelitian merekomendasikan agar pemanfaatan TIK dioptimalkan, terutama dalam hal: pembelajaran dalam bentuk mailing list/grup diskusi, pembelajaran langsung jarak jauh, kelas dunia maya, penilaian hasil belajar yang dapat diakses oleh peserta didik dan orang tua, serta dokumen dan layanan perpustakaan digital.
PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN MANAJEMEN SEKOLAH RINTISAN PENERAPAN KURIKULUM 2013 Herry Widyastono
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 3, No 2 (2015): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v3n2.p77--90

Abstract

The rapid advancement of Information and Communication Technology (ICT) has affected the livelihood of the people and the nation of Indonesia. In 2006 , the Ministry of Education and Culture has responded ICT developments by incorporating the subjects of ICT into curriculum. ICT subjects was abolished from curriculum 2013. The purpose of this study is to find solutions for the utilization of ICT in the development of learning and school management pilot for the implementation of Curriculum 2013. Results of analyzes and studies note that although ICT is not a stand-alone subject, but ICT is expected to be utilized in the development of learning and pilot school management for implementation of Curriculum 2013. Forms of utilization of ICT among others: computer-based learning, blended e-learning, web-based learning, assessment of information and communication technology-based, digital libraries, and school database applications. The pilot school for the implementation of Curriculum 2013, which have adequate educational resources recommended that ICT teacher gives training and guidance and facilitation to other teachers and other eductors and learners to be able to utilize ICT in learning and school management optimally. AbstrakPesatnya kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memengaruhi tatanan kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Tahun 2006, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah merespon perkembangan TIK dengan memasukkan mata pelajaran TIK ke dalam Kurikulum. Pada Kurikulum 2013, mata pelajaran TIK tersebut ditiadakan. Tujuan kajian ini untuk mencarikan solusi pendayagunaan TIK dalam pengembangan pembelajaran dan pengelolaan manajemen sekolah rintisan penerapan Kurikulum 2013. Hasil analisis dan kajian diketahui bahwa meskipun TIK tidak merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, namun TIK diharapkan dapat didayagunakan pemanfaatannya dalam pengembangan pembelajaran dan manajemen sekolah rintisan penerapan Kurikulum 2013. Bentuk-bentuk pendayagunaan TIK tersebut antara lain: pembelajaran berbasis komputer, blended e-learning, pembelajaran berbasis web, penilaian berbasis TIK, perpustakaan digital, dan aplikasi database sekolah. Bagi sekolah rintisan penerapan Kurikulum 2013 yang memiliki sumber daya pendidikan memadai direkomendasikan agar guru TIK memberi pelatihan dan bimbingan serta fasilitasi kepada para guru lainnya dan tenaga kependidikan serta peserta didik agar mampu mendayagunakan TIK dalam pembelajaran dan manajemen sekolah secara optimal.