Anwar --
FKIP Dan Program Pascasarjana Universitas Haluoleo Kendari

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Model Pengembangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Sosial Budaya pada Pembelajaran Anak Didik Kelompok Bermain Anwar --; Mursidin T; Husain Ibrahim
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 No. 2 (2013)
Publisher : Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/jpnk.v19i2.283

Abstract

This research aims are: 1) to develop tools of educational games that easily made available and relatively low cost, to increase the natural intelligence of children, 2) to provide economic value for play group. This study was designed by using research and development. The subject of the research consisted of 2 play groups in Kendari city and 2 districts play groups in Kolaka. Every region selected one play group each characterized by urban and rural. Furthermore, each play group develop at least four tools of educational games in collaboration with parents, and community. Data collection consisted of observations, interviews, and focus group discussion, while data analysis was qualitative. The results showed: first, all the four play groups have developed as many as 12 types of educational games. This game can introduce children to the surrounding natural environment through the tools used in the game to easily develop naturalist intelligence of children. Second, game tools can be developed easily and cheaply, get a much better response from children out of play group, and therefore it has economic value for the play group.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan alat permainan edukatif yang mudah dibuat, tersedia bahan bakunya dan biaya yang relatif murah, dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak didik, 2) memberikan nilai ekonomi bagi kelompok bermain. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian terdiri atas 2 kelompok bermain di kota Kendari dan 2 kelompok bermain di Kabupaten Kolaka. Setiap daerah dipilih satu kelompok bermain masing-masing perkotaan dan pedesaan. Selanjutnya, setiap kelompok bermain mengembangkan minimal empat alat permainan bekerja sama dengan orang tua, dan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan diskusi terfokus, sedangkan analisis data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) keempat kelompok bermain telah mengembangkan sebanyak 12 jenis permainan edukatif. Permainan ini dapat mengenalkan anak pada lingkungan alam sekitarnya serta dapat dengan mudah mengembangkan kecerdasan naturalis anak; dan 2) alat permainan yang dikembangkan mudah diperoleh bahan bakunya, murah, dan mendapatkan respon yang jauh lebih baik dari anak-anak didik kelompok bermain, serta memiliki nilai ekonomi untuk kelompok bermain.
Kalosara di Kalangan Masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara . Amiruddin; I Ketut Suardika; . Anwar
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 32 No 2 (2017): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v32i2.111

Abstract

Pendidikan pada dasarnya berbasis sosial budaya berupa kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada unsur-unsur budaya yang ada pada masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan: (1) untuk menganalisis fungsi kalosara dalam masyarakat Tolaki, (2) untuk mendeskripsikan fungsi kalosara sebagai media etnope- dagogik dalam pengembangan karakter bangsa. Metode penelitian digunakan etnografi dengan pendekatan fenomenologis. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, pengamatan, dan wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa kalosara merupakan sumber dari segala adat-istiadat Orang Tolaki. Kalosara sebagai adat pokok dapat digolongkan ke dalam 5 cabang, yaitu: (1) sara wonua, yaitu adat pokok dalam pemerin- tahan; (2) sara mbedulu, yaitu adat pokok dalam hubungan kekeluargaan dan persatuan pada umumnya; (3) sara mbe’ombu, yaitu adat pokok dalam aktivitas agama dan kepercayaan; (4) sara mandarahia, yaitu adat pokok dalam pekerjaan yang berhubungan dengan keahlian dan keterampilan; dan (5) sara monda’u, mom- bopaho, mombakani, melambu, dumahu, meoti-oti, yaitu adat pokok dalam berladang, berkebun, beternak, berburu, dan menangkap ikan. Ada empat fungsi kalosara, yaitu: (1) ide, (2) focus dan pengintegrasian unsur-unsur kebudyaan, (3) pedoman hidup, serta (4) pemersatu. Fungsi kalosara sebagai media etnopeda- gogik merupakan praktek pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai ranah seperti pengobatan, seni bela diri, lingkungan hidup, pertanian, ekonomi, pemerintahan, dan sistem penanggalan. Melalui media kalosara, maka pengetahuan, nilai, dan keterampilan berbasis sosial budaya Tolaki dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat sebagai pengembangan karakter bangsa.