Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BUDAYA MASYARAKAT BESEMAH DALAM CERITA RAKYAT KISAH TIGA DEWA PENDIRI JAGAT BESEMAH KARYA DIAN SUSILASTRI (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) Maulina Juherni; Dessy Wardiah; Yessi Fitriani
KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Vol 5, No 1 (2021): JURNAL KREDO VOLUME 5 NO 1 TAHUN 2021
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/kredo.v5i1.5721

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan struktur, wujud kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan cerita rakyat. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah buku cerita rakyat Kisah Tiga Dewa Pendiri Jagat Besemah Karya Dian Susilastri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis isi. Berdasarkan analisis data ditemukan adanya struktur pembangun cerita rakyat berupa tokoh/penokohan yaitu adanya tokoh Dewa Gumay, Dewa Semidang, Dewa Atung Bungsu, hantu masumai dan Panglima Lim dengan watak sabar, baik, arif, bijaksana, mengalah, suka menolong, tegas, serakah, santun dan egois. Mempunyai alur maju dengan suasana yang mencekam terjadi pada pagi, siang dan malam hari. Ditemukan wujud kebudayaan seperti peraturan, aktivitas masyarakat yang berpola dan hasil karya yang diciptakan manusia. Dalam unsur-unsur kebudayaan ditemukan enam data yaitu sistem religi, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem pencaharian hidup dan bahasa.
PEMERTAHANAN NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Maulina Juherni
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 2021: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 15-16 JANUARI 2021
Publisher : PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai pemertahanan nilai kearifan lokal. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sudah sejak lama ada di dalam kurikulum pendidikan, yang sangat berkaitan dengan lingkungan kehidupan dan kebudayaan masyarakat. Dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia siswa diarahkan agar menjadi masyarakat yang cinta tanah air karena bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas negara dan dapat melestarikan karya sastra sebagai aset kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan yang diberikan secara turun temurun, karena arus teknologi kebudayaan semakin terkalahkan. Upaya yang harus dilakukan agar kebudayaan tetap hidup adalah dengan cara melestarikan kearifan lokal kebudayaan yang ada, bisa melalui bahasa maupun sastra. Di lihat dari sudut pandang bahasa, nilai kearifan yang harus tetap dilestarikan dan dipertahankan adalah memberikan pengakuan dan kebanggaan dalam memiliki atau menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan sudut pandang sastra nilai kearifan lokal yang dapat dilestarikan dan dipertahankan adalah mengenal dan mengembangkan berbagai jenis karya sastra daerah. Kata kunci: Pembelajaran, Pemertahanan Nilai Kearifan Lokal. Abstract This article aims to see and describe the learning of Indonesian language and literature as the preservation of local wisdom values. Learning Indonesian language and literature has long been in the educational curriculum, which is closely related to the environment and culture of society. In the subject of Indonesian language and literature students are directed to become people who love the land because they are proud to use Indonesian as a state identity and can preserve literary works as cultural assets. Culture is a legacy that is passed down from generation to generation, because the current of cultural technology is increasingly being defeated. The effort that must be made to keep culture alive is to preserve the local wisdom of the existing culture, either through language or literature. Seen from the point of view of language, the value of wisdom that must be preserved and maintained is to give recognition and pride in owning or using Indonesian. Meanwhile, the literary point of view of the value of local wisdom that can be preserved and maintained is to recognize and develop various types of regional literary works. Keywords: Learning, Maintaining Local Wisdom Values.