Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga dituntut untuk menyelesaikan tugas administrasi sebagai penunjang sertifikasi guru. Kondisi tersebut membuat beban kerja guru menjadi tinggi sehingga dapat memicu timbulnya burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah dengan burnout. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jumlah subjek penelitian ini sebanyak 30 orang guru. Pengumpulan data menggunakan skala iklim organisasi sekolah dan burnout. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan program sistem komputasi program SPSS versi 16.00 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara variabel iklim organisasi sekolah bersama-sama tidak ada hubungan yang signifikan antara dimensi-dimensi iklim organisasi sekolah terhadap burnout. Namun secara terpisah terdapat tiga dimensi prediktor yang memiliki korelasi yang sangat signifikan dengan burnout dan yaitu: directive principal behavior, restrictive principal behavior, dan intimate teacher behavior. Sumbangan efektif ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut: dimensi directive principal behavior sebesar 12%, sumbangan efektif restrictive principal behavior sebesar 10%, dan sumbangan efektif intimate teacher behavior sebesar 19%. Tiga dimensi predictor yang lain tidak ada hubungan yang signifikan dengan burnout adalah supportive principal behavior, collegial teacher behavior dan disengaged teacher behavior. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua dimensi dalam iklim organisasi sekolah berkorelasi dengan burnoutÂ