Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN MEROKOK PADA PASIEN STROKE DI RUANG POLI SARAF RSUD. A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Zamzanariah Ibrahim; Boby Suryawan
Jurnal Medika Malahayati Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.463 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v1i4.1937

Abstract

Latar Belakang: Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya fungsi system saraf pusat fokal(atau global) yang berkembang cepat dan dapat menimbulkan kematian atau kelaian yang menetap lebih dari 24 jam, tanpapenyebab lain kecuali gangguan vascular.Tujuan Penelitian: Mengetahui Hubungan Antara Pola Makan Dan Merokok Pada Pasien Stroke Di Ruang PoliSaraf RSUD A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung 2014.Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasiadalah seluruh pasien penyakit stroke di Ruang Poli Saraf RSUD A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung dengan jumlahsampel sebanyak 80 orang. Analisis data yang digunakan adalah uji Chi-SquareHasil Penelitian: Pola makan pasien stroke paling banyak adalah pola makan buruk yaitu 46 pasien (57.5%) danpola makan sedang yaitu sebanyak 34 pasien (42.5%) dari total sampel 80 pasien. Riwayat merokok pasien stroke yaituperokok berat sebanyak 33 pasien (41.5%), perokok ringan sebanyak 19 pasien (23.8%) dan tidak merokok sebanyak 28pasien (35.0%) dari total sampel 80 pasien. Terdapat hubungan antara pola makan dan merokok pada pasien strokeKesimpulan: Terdapat hubungan antara pola makan dan merokok pada pasien stroke, namun dalam setiapvariabel ada hubungan dengan kejadian penyakit Stroke
HUBUNGAN KEPATUHAN PENGOBATAN TERHADAP KEJADIAN KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI YANG BEBAS KEJANG SELAMA MINIMAL 1 TAHUN PENGOBATAN DI POLI NEUROLOGI RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Zamzanariah Ibrahim
Jurnal Medika Malahayati Vol 2, No 4 (2015): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.882 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v2i4.1994

Abstract

Latar Belakang : Epilepsi merupakan keadaan gangguan sinyal listrik di otak yang bermanifestasi menjadi kejangmaka prinsip umum pengobatan Epilepsi adalah membebaskan mereka dari kejang dimana terapi Farmakologi merupakanfundamental utama untuk melindungi pasien Epilepsi dari kejang.11 Sementara terapi epilepsi bersifat khas, yaitu programminum obat dalam jangka waktu yang lama bahkan bertahun-tahun sehingga dalam prakteknya masalah terapi epilepsimeliputi ketidak patuhan dalam meminum obat dengan alasan bosan, di takut kan obat-obatan tersebut memperparahkejang dan beberapa lainnya berfikir pada efek samping yang didapat dari pengobatan, yang pada akhirnya seranganEpilepsi tidak segera hilang atau tetap muncul seperti sebelum minum obat.Tujuan : Mengetahui Hubungan Kepatuhan Pengobatan Terhadap Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi di PoliNeurologi RSUD.dr. A.Dadi Tjokrodipo Bandar LampungMetode : Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitikdengan menggunakan pendekatan rancangan cross sectional. Pengumpulan data penelitian dilakukan menggunakantekhnik purposive sampling Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 penderita dengan memenuhi kriteria inklusidan eksklusi. Data diambil dari data primer pasien mengisi kuesioner yg telah diberi oleh peneliti.Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian mayoritas responden yang memiliki tingkat kepatuhan kategori tidak patuhyaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Memiliki frekuensi kejang dengan kategori sering yaitu sebanyak 24 orang (63,2%).Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti ada Hubungan Kepatuhan Pengobatan TerhadapFrekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi di Poli Neurologi RSUD.dr. A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Dengan nilai OR38,000
HUBUNGAN KEPATUHAN PENGOBATAN TERHADAP KEJADIAN KEJANG PADA PASIEN EPILEPSI YANG BEBAS KEJANG SELAMA MINIMAL 1 TAHUN PENGOBATAN DI POLI NEUROLOGI RSUD DR. A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG Komang Ari Susanti; Zamzanariah Ibrahim; Muhammad Ibnu Sina
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2017): Volume 4 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.479 KB) | DOI: 10.33024/.v4i2.781

Abstract

Latar Belakang : Epilepsi merupakan keadaan gangguan sinyal listrik di otak yang bermanifestasi menjadi kejang maka prinsip umum pengobatan Epilepsi adalah membebaskan mereka dari kejang dimana terapi Farmakologi merupakan fundamental utama untuk melindungi pasien Epilepsi dari kejang.11 Sementara terapi epilepsi bersifat khas, yaitu program minum obat dalam jangka waktu yang lama bahkan bertahun-tahun sehingga dalam prakteknya masalah terapi epilepsi meliputi ketidak patuhan dalam meminum obat dengan alasan bosan, di takut kan obat-obatan tersebut memperparah kejang dan beberapa lainnya berfikir pada efek samping yang didapat dari pengobatan, yang pada akhirnya serangan Epilepsi tidak segera hilang atau tetap muncul seperti sebelum minum obat.Tujuan : Mengetahui Hubungan Kepatuhan Pengobatan Terhadap Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi di Poli Neurologi RSUD.dr. A.Dadi Tjokrodipo Bandar LampungMetode : Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan pendekatan rancangan cross sectional. Pengumpulan data penelitian dilakukan menggunakan tekhnik purposive sampling Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 penderita dengan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil dari data primer pasien mengisi kuesioner yg telah diberi oleh peneliti.Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian mayoritas responden yang memiliki tingkat kepatuhan kategori tidak patuh yaitu sebanyak 25 orang (65,8%). Memiliki frekuensi kejang dengan kategori sering yaitu sebanyak 24 orang (63,2%). Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,000 yang berarti ada Hubungan Kepatuhan Pengobatan Terhadap Frekuensi Kejang Pada Pasien Epilepsi di Poli Neurologi RSUD.dr. A.Dadi Tjokrodipo Bandar Lampung. Dengan nilai OR 38,000.