Umar Samsudin
STAI Binamadani

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Proses Pembelajaran Kritis di Pesantren Umar Samsudin
Tarbawi : Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2019): Tarbawi
Publisher : STAI BINAMADANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.766 KB)

Abstract

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam asli Indonesia. Dalam perkembangannya sampai saat ini telah muncul beberapa tipe pesantren, di antaranya adalah pesantren salafiyah, khalafiyah dan kombinasi. Dari tipe-tipe pesantren tersebut, muncul pembahasan seputar proses pembelajaran yang lebih dominan pada pesantren salafiyah. Misalnya terkait dengan metode dan strategi pembelajaran serta hubungan pendidik-peserta didik yang cenderung monoton. Padahal pada pesantren modern telah berkembang sistem dan proses pembelajaran yang lebih baik. Penelitian ini akan membahas tentang proses pembelajaran kritis yang berkembang di pesantren dengan orentasi dan sistem modern yang berlokasi di Ponorogo. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang proses pembelajaran kritis di pesantren. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Untuk mendapatkan data dan menjelaskan hasil penelitian yang mendalam, maka data diperoleh dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer meliputi kyai, pengasuh, asatidz (5 ustadz pada masing-masing pesantren), wali santri, tokoh dan masyarakat sekitar dan santri (20 santri pa/pi untuk Ponpes Al-Islam dan Darul Huda dan 10 santri khusus putra untuk PM Gontor pusat). Dari data primer ini peneliti akan menggali informasi yang mendalam dan akurat tentang persoalan-persoalan yang peneliti ajukan. Adapun sumber data sekunder diperoreh dari literatur-literatur yang meliputi buku-buku, kitab-kitab, jurnal ilmiah, dokumen-dokumen dan majalah-majalah atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Dari sumber data sekunder ini diharapkan peneliti dapat menggali informasi tentang masalah penelitian dan dapat membandingkanya dengan data primer, sehingga dapat ditemukan informasi yang valid. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pembelajaran didesain sebagai suatu kegiatan peserta didik agar mereka memiliki keinginan belajar. Pada saat proses pembelajaran, pendidik tidak memposisikan diri sebagai orang yang berusaha mendominasi dan merasa paling hebat di dalam kelas atau di luar kelas. Bahwa pendidik di kelas pada dasarnya adalah belajar. Dalam konteks ini, pendidik bukanlah satu-satunya sumber belajar. Semua yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan merupakan sumber belajar. Dalam menyampaikan materi pelajaran, pendidik selalu merujuk kepada tujuan khusus dan umum pendidikan dan pengajaran di pesantren dan selalu bersentuhan dengan nilai-nilai kebebasan yang dapat menumbuhkan jiwa peserta didik berpikir kritis, terbuka dan dialogis.
Paradigma Pendidikan Kritis di Pesantren Umar Samsudin
Tarbawi : Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 2 No 2 (2019): Tarbawi
Publisher : STAI BINAMADANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.031 KB)

Abstract

Persepsi salah kaprah tentang sistem pendidikan di pesantren terlanjur berkembang, karena dilihat dari aspek kurikulum, proses pembelajaran dan model kepemimpinan yang cenderung tidak sesuai dengan model pendidikan untuk membentuk wawasan berpikir. Oleh sebab itu, upaya-upaya membangun persepsi tentang pendidikan berwawasan berpikir di pesantren sudah saatnya untuk dilakukan, sehingga pesantren tidak lagi dianggap sebagai lembaga pendidikan Islam yang identik dengan lokasi terpencil, tidak manusiawi, metode pembelajaran yang monoton dan pesantren pembentuk santri berpikir ekstrim. Pendidikan kritis di pesantren secara praktis telah dilakukan, tetapi secara teoritis konseptual belum banyak dilakukan. Sehingga terbentuk sebuah paradigma berpikir yang didasarkan atas segala sesuatu yang sudah ada dan terjadi sebelumnya. Paradigma tersebut dianggap benar dan dijadikan sebagai tolak ukur dalam berbuat, bersikap dan berperilaku di dalam kehidupan di pesantren.
TRANSNASIONAL ISLAM DAN SPEKTRUM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA Umar Samsudin
Tarbawi : Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 3 No 3 (2020): Tarbawi
Publisher : STAI BINAMADANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.277 KB)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang perkembangan pendidikan Islam di Indonesia dari masa sebelum penjajahan sampai era reformasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem pemerintahan di Indonesia dari masa ke masa telah memengaruhi masyarakat, sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam semua aspek kehidupan mereka. Perubahan-perubahan tersebut menunjukkan bahwa Islam, budaya, bahasa dan pendidikan telah menembus batas-batas suatu negara. Demikian juga dengan pendidikan Islam telah mengalami perkembangan dari waktu kewaktu, sehingga penyelenggaraannya telah mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah.Kata Kunci: Pendidikan Islam, Madrasah, Pesantren, Negara, Budaya dan Agama
Pendidikan Kritis di Era Pandemi Covid-19 dan Media Sosial Umar Samsudin
Tarbawi : Jurnal pemikiran dan Pendidikan Islam Vol 3 No 2 (2020): TARBAWI
Publisher : STAI BINAMADANI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.281 KB)

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mencari relevansi antara pendidikan kritis dengan sistem pencegahan pandemi covid 19 dan perkembangan media sosial. Dari pembahasan yang telah penulis lakukan ditemukan bahwa pemanfaatan media sosial dalam proses pembelajaran, yakni pembelajaran dengan model jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan sejalan dengan cara pencegahan covid 19, yakni dengan menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Oleh sebab itu, dalam konteks pandemi covid 19 saat ini, sangat dibutuhkan model pembelajaran dengan pengembangan teleconference kelas virtual, yakni pembelajaran yang tidak memerlukan pendidik dan peserta didik dalam satu ruangan. Dengan demikian sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Namun, hal tersebut tidak sejalan dengan model pembelajaran dalam pendidikan kritis yang lebih menekankan kepada upaya-upaya jalinan interaksi dan komunikasi dua arah secara langsung. Sebab dalam pendidikan kritis hubungan pendidik dan peserta didik terjadi secara dialogis. Dalam hubungannya dengan media sosial seorang pendidik harus melakukan kontrol langsung yakni dengan ikut serta dalam keanggotaan salah satu media sosial. Pendidik dapat memberikan arahan yang baik dalam menyikapi segala sesuatu. Oleh sebab itu, pendidikan kritis diharapkan mampu membangun daya pikir kritis, sehingga dapat menyelesaikan tantangan-tantangan hidup masa depan yang akan dihadapi termasuk covid 19 saat ini.