Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Uji Organoleptik Serbuk Biji Azadirachta Indica Dalam Variasi Minyak Udrika Lailatul Qodri
Tinctura Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.431 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v1i1.778

Abstract

Neem plants (Azadirachta indica) are commonly found in Situbondo Regency, and currently underutilized nimba plants have many benefits, both in agriculture as pesticides and in pharmaceuticals as medicines. The content of the active compound is more commonly found in nimba seeds. The largest active compound that is an insecticide in neem seeds (Azadirachta indica) is azadirachtin. Azadirachtin is a group of terpenoid compounds which are generally non-polar so that the extraction process can use non-polar solvents. In this study using oil as a carrier solvent, it is known that oil is non-polar. This research was conducted with the aim to know the organoleptic test results of neem seed powder (Azadirachta indica) in oil variations. Organoleptic test results showed physical changes of the three oils, clearly visible in the color produced after treatment. The results of the three samples showed that the color was not clear (turbid). The aroma produced from each oil is not rancid and the pH measurement shows an increase from 5 to 6. Keywords: Azadirachta Indica Seed, Oil, Organoleptic Test ABSTRAK Tanaman nimba (Azadirachta indica) banyak ditemukan di Kabupaten Situbondo, dan pada saat ini kurang dimanfaatkan Tanaman nimba memiliki banyak manfaat, baik dalam bidang pertanian yaitu sebagai pestisida maupun dalam bidang farmasi yaitu sebagai obat-obatan. Kandungan senyawa aktif insektisida lebih banyak ditemukan dalam biji nimba. Senyawa aktif terbesar yang bersifat insektisida dalam biji nimba (Azadirachta indica) yaitu azadirachtin. Azadirachtin merupakan golongan senyawa terpenoid yang umumya bersifat non polar sehingga proses ekstraksinya dapat menggunkaan pelarut non polar. Pada penelitian ini menggunakan minyak sebagai pelarut pembawa, telah diketahui bahwa minyak bersifat non polar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui hasil uji organoleptik serbuk biji nimba (Azadirachta indica) dalam variasi minyak. Hasil uji organoleptik menunjukkan perubahan fisik dari ketiga minyak, terlihat jelas pada warna yang dihasilkan setelah perlakuan. Hasil dari ketiga sampel menunjukkan warna tidak jernih (keruh). Aroma yang dihasilkan dari masing-masing minyak yaitu tidak tengik serta pada pengukuran pH menunjukkan kenaikan dari 5 menjadi 6. Kata Kunci: Biji Azadirachta Indica, Minyak, Uji Organoleptik
Analisis Kuantitatif Minyak Atsiri Dari Serai (Cymbopogon sp) Sebagai Aromaterapi Udrika Lailatul Qodri
Tinctura Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.25 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v1i2.999

Abstract

The increasing need for essential oils is directly proportional to the development of modern industries in the fields of perfume, food, cosmetics, medicine and aroma therapy industries. Lemongrass plant has the potential to produce essential oils and can be used as aromatherapy. The purpose of this study was to quantitatively analyze the essential oil of lemongrass (Cymbopogon sp.) As aromatherapy. This research is a quantitative descriptive study, namely the extraction of lemongrass, namely the part of the stem, the material used is simplicia and the next stage is to analyze the quality of simplicia (moisture content) and the identification of essential oils (yield, organoleptic testing and specific gravity). The results showed that the water content of lemongrass simplicia was 6%, the highest yield percentage in dry samples was 0.72%. The organoleptic results showed that the essential oil of lemongrass simplicia was light yellow, had a distinctive aromatic smell, had a bitter taste and a specific gravity of 0.878 gr / ml. Keywords: Lemongrass Plant, Essential Oil, Aromatherapy ABSTRAK Peningkatan kebutuhan terhadap minyak atsiri berbanding lurus dengan perkembangan industry modern dibidang industry parfum, makanan, kosmetik, obat-obatan dan aroma terapi. Tanaman serai memiliki potensi sebagai penghasil minyak atsiri dan bisa dimanfaatkan sebagai aromaterapi. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa secara kuanitatif minyak atsiri dari tanaman serai (Cymbopogon sp.) sebagai aromaterapi. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu ekstraksi tanaman serai yaitu bagian batang, bahan yang digunakan adalah simplisia dan tahapan selanjutnya menganalisa mutu simplisia (kadar air) dan identifikasi minyak atsiri (rendemen, ujiorganoleptik dan bobot jenis). Hasil penelitian menunjukkan kadar air simplisia serai sebesar 6%, Presentase rendemen yang paling tinggi pada sampel kering yaitu 0.72%. Hasil organoleptik menunjukkan minyak atsiri dari simplisia serai berwarna kuning muda, berbau khas aromatic, rasa pahit dan bobot jenis 0.878 gr/ml. Kata Kunci: Tanaman Serai, Minyak Atsiri, Aromaterapi
Uji Organoleptis Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Ekstrak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) Udrika Lailatul Qodri; La’iqotul Lutfiah
Tinctura Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.465 KB) | DOI: 10.35316/tinctura.v2i2.1550

Abstract

Hand sanitizer preparation circulating in the market generally contain alcohol with various concentrations. Continous use of hand sanitizers that contain alcohol will irritate the skin. So that hand sanitizer is needed by using natural ingredients as active ingredients. One of the natural ingredients that can be used is Citronella (Cymbopogon nardus). The purpose of this study was to determine the results of the organoletic test for hand sanitizer gel formulations of citronella (Cymbopogon nardus). This organoleptic test consists of observing odor, color, measuring pH, homogeneity and viscosity. Citronella extract was obtained by distillation method. The results of the organoleptic test in this study were the preparation with a distinctive smell of citronella (Cymbopogon nardus), colorless, and homogeneous hand sanitizer gel preparation was obtained. The pH value of 5 indicates that the hand sanitizer gel preparation is safe touse, because it is still included in the skin’s pH range of 4,5-6,5. Measurement of viscosity using a viscometer tester, the value of viscosity is 100 dPas. ABSTRAK Sediaan hand sanitizer yang beredar dipasaran umumnya mengandung alkohol dengan berbagai konsentrasi. Penggunaan hand sanitizer yang mengandung alkohol secara terus menerus akan menimbulkan iritasi pada kulit. Sehingga dibutuhkan hand sanitizer dengan menggunkan bahan alami sebagai bahan aktif. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan adalah sereh wangi (Cymbopogon nardus). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil Uji organoleptis formulasi sediaan gel hand sanitizer ekstrak sereh wangi (Cymbopogon nardus). Uji organoleptis ini berupa pengamatan bau, warna, pengukuran pH, homogenitas dan viskositas. Ekstrak sereh wangi diperoleh dengan metode destilasi. Hasil uji organoleptis pada penelitian ini yaitu sediaan berbau khas sereh wangi (Cymbopogon nardus), tidak berwarna, dan diperoleh sediaan gel hand sanitizer yang homogen. Nilai pH 5 yang menunjukkan bahwa sediaan gel hand sanitizer aman digunakan, karena masih termasuk dalam pH kulit yang berkisar 4,5-6,5. Pengukuran viskositas menggunakan alat viscometer tester, nilai viskositas atau kekentalan yang diperoleh yaitu sebesar 100 dPas.
Penyuluhan tentang Pengenalan dan Deteksi Zat Aditif Berbahaya pada Makanan serta Dampaknya bagi Kesehatan di Desa Kertosari Situbondo Udrika Lailatul Qodri; Qurrotu A'yuni
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 3 No 2 (2023): JAMSI - Maret 2023
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.680

Abstract

Penggunaan zat aditif makanan atau food additive sengaja ditambahkan untuk menjaga kualitas makanan. produsen maupun konsumen produk makanan tidak mengetahui secara pasti terhadap zat aditif berbahaya yang dilarang penggunaannya pada bahan pangan seperti zat warna tektil Rhodamin B dan Metil yellow. Ketidaktahuan masyarakat berpengaruh terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh zat aditif berbahaya seperti sakit kepala, sakit tenggorokan bahkan penyakit kronis seperti kanker. pengenalan bahan aditif akan memberikan wawasan dan kemampuan untuk mendapatkan pola hidup lebih sehat. ketercapaian target peserta pada kegiatan ini mencapai 95%. Tingkat pemahaman masyarakat pada zat aditif sebesar 62% dan meningkat menjadi 99%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat antusias peserta dalam menerima materi yang diberikan sangat tinggi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang zat aditif berbahaya pada makanan. Uji kualitatif pewarna rhodamin dan metil yellow pada beberapa sampel makanan ringan diperoleh hasil negatif.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tebu Merah dan Tebu Hijau (Saccharum officinarum L.) Menggunakan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Nabila Indah Parawansah; Udrika Lailatul Qodri
Tinctura Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v4i2.3153

Abstract

ABSTRAK Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting di Indonesia untuk ketahanan pangan. Tebu merah dan tebu hijau adalah dua jenis tebu yang cukup melimpah sebagai bahan produksi gula di jawa timur. Komposisi kimia fenolik dan flavonoid pada tebu adalah golongan antiradikal yang dapat diteliti aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis aktivitas antioksidan ekstrak tebu merah dan tebu hijau menggunakan metode DPPH berdasarkan nilai Inhibitory Comcentration (lC50) pada Spektrofotometri UV-Vis. Metode ekstraksi menggunakan maserasi pada ekstrak tebu dengan pelarut etanol 96% didapatkan rendemen 11,476%. Pada uji pendahuluan dilakukan dengan uji KLT analisis antioksidan. Senyawa yang diduga memiliki aktivitas antioksidan pada hasil pemisahan kromatografi yaitu pada nilai Rf 0,777 pada tebu hijau dan nilai Rf 0,775 pada tebu merah. Berdasarkan perhitungan nilai IC50 ekstrak tebu hijau sebesar 24 ppm, ekstrak tebu merah sebesar 21 ppm dan pembanding Vit C sebesar 4,4 ppm. Nilai IC50 < 50 ppm menyatakan aktivitas antioksidan yang sangat kuat terhadap ekstrak etanol tebu merah dan tebu hijau. Kata kunci: Tebu (Saccharum officinarum L.), Ekstraksi, KLT, Antioksidan, DPPH
Analisis Fitokimia Dan Penentuan Kadar Fenolik Total Pada Ekstrak Etanol Tebu Merah Dan Tebu Hijau (Saccharum officinarum L.) widiawati widiawati; Udrika Lailatul Qodri
Tinctura Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Farmasi Tinctura
Publisher : Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/tinctura.v4i2.3175

Abstract

ABSTRAKSugarcane (Saccharum officinarum L.) is one of the commodities that can improve the economy in Indonesia, especially in East Java. Sugarcane contains secondary metabolites that can be useful for humans, one of which is as an antioxidant, antidepressant, anti-inflammatory and others. One of the content contained in sugarcane is carbohydrates, proteins, alkaloids, flavonoids, saponins, tannins and phenolics. Phenolic compounds are compounds that have antioxidant activity. Phytochemical analysis was carried out descriptively by color test and determination of total phenolic content was carried out using the UV-Vis Spectrophotometry method. This study aims to identify the content of chemical compounds and determine the total phenolic content that can increase the economic value of sugarcane so that sugarcane can be useful for the community, especially in the pharmaceutical sector. The extract yield was 11.987% in red sugar cane extract and 11.765% in green sugar cane extract. The results of phytochemical analysis on red sugarcane and green sugarcane extracts showed the presence of phenolic compounds, flavonoids, tannins, alkaloids, saponins, and steroids/triterpenoids. The phenolic content of red sugar cane extract was 19,932 ± 0.111 GAE/g, much higher than the total phenolic content of green sugar cane extract, which was 9,001 ± 0.123 GAE/g. Keywords: Sugarcane (Saccharum officinarum L.), Phytochemical Analysis, Total Phenolic Content Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas yang dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia terutama di daerah Jawa Timur. Tebu memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang dapat bermanfaat bagi manusia salah satunya adalah sebagai antioksidan, antidepresan, antiinflamasi dan lainnya. Salah satu kandungan yang terdapat pada tebu adalah karbohidrat, protein, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan fenolik. Senyawa fenolik merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Analisis fitokimia dilakukan secara deskriktif dengan uji warna dan penentuan kadar fenolik total diakukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa kimia dan menentukan berapa kadar fenolik total yang dapat meningkatkan nilai perekonomian tebu sehingga tebu dapat bermanfaat bagi masyarakat khususnya di bidang farmasi. Diperoleh rendemen ekstrak sebesar 11,987% pada ekstrak tebu merah dan 11,765% pada ekstrak tebu hijau. Hasil analisis fitokimia pada ekstrak tebu merah dan tebu hijau menunjukan adanya kandungan senyawa fenolik, flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, dan streroid/triterpenoid. Hasil kadar fenolik ekstrak tebu merah adalah 19.932 ± 0.111 GAE/g jauh lebih tinggi dibandingkan kadar fenolik total ekstrak tebu hijau yaitu 9.001 ± 0.123 GAE/g . Kata Kunci: Tebu (Saccharum officinarum L.), Analisis Fitokimia, Kadar Fenolik Total.
Penyuluhan Uji Kualitas Air Sumur Menggunakan Parameter Fisika di Desa Kertosari udrika lailatul qodri
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 3 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v4i3.1336

Abstract

Clean water used as a source of drinking water must meet eligibility criteria based on chemical, physical and biological parameters. Physical parameters such as pH, temperature, TDS, and EC are very easy to apply directly in the analysis of well water quality in community outreach activities in the village of Kertosari. This activity is important because water wells are found in almost every villager's house and are used as drinking water and for cooking. well water in Kertosari village has never been tested for water quality as good water for consumption. Counseling on testing the quality of residents' well water will provide information on the feasibility level as drinking water based on physical test parameters. Drinking water quality tests were carried out in 31 areas in Kertosari which were carried out by well owners. 5 of them have good drinking water quality standards based on physical parameters. This activity is very useful and becomes important information for residents with the percentage value of the results of filling out the questionnaire on the respondent's satisfaction variable is 96% and the speaker's ability to provide information is 93%. so this activity goes well.  
Pengukuran β-Karoten pada Daging Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch) Menggunakan Pelarut Etanol, Metanol dan Heksan Udrika Lailatul Qodri
Jurnal Syntax Admiration Vol. 4 No. 7 (2023): Jurnal Syntax Admiration
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jsa.v4i7.731

Abstract

Kandungan gizi labu kuning cukup lengkap dengan harga yang relatif terjangkau, serta ketersediaan labu kuning di Indonesia yang berlimpah. Namun pemanfaatanya masih sangat terbatas, karena masyarakat masih belum menyadari akan potensi dan kandungan gizi yang dimiliki buah labu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengukuran β-karoten pada daging labu kuning (cucurbita moschata durch) menggunakan pelarut etanol, metanol dan heksan. Metode penelitian yang digunakan daam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan analisis uji laboratorium. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia 250 mL, pipet tetes, spatula, neraca analitik (Ohauss), HPLC, oven, labu ukur 50 mL dan 100 mL, tabung reaksi, rak tabung, erlemeyer, kaca arloji, gelas ukur, kertas saring dan blender. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu kuning, heksan (p.a), aseton (p.a), etanol 96%, metanol, aquadest, β-karoten standar, dan Spekstrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konsentrasi β-karoten pada daging labu kuning dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan. Dan β-karoten pada daging labu kuning (DL) memiliki kelarutan yang cukup baik pada pelarut etanol yaitu 380,514 µg/g dengan warna larutan oranye dan jauh lebih pekat dibandingkan warna kelarutan pada pelarut metanol dan heksan.