Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Jejak Pemikiran Abu Mansur Al Maturidi dan Abu Lais Al-Samarqandi tentang Keimanan Farkhan Fuady; Nur Alfianti
Jurnal Pemikiran Islam Vol 1, No 2 (2021): Juli-Desember
Publisher : Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.01 KB) | DOI: 10.22373/jpi.v2i1.11237

Abstract

Faith is the main foundation for every Muslim. In the world of Islamic thought, there are many figures who review faith. Among these figures are Abu Mansur Al Maturidi and Abu Lais Al Samarqandi. Of the two figures, there is a book by Abu Lais entitled Bahjatul 'Ulum Fi al-Syarh bi Bayani Aqidah al-Usul which discusses the concept of faith. The study used qualitative methods, with a literature review approach. Philological studies are also used to study a manuscript or book written in the past. Sources of research data are obtained from books, scientific articles, and trusted websites. In this study, it was found several points about the concept of faith of the two figures, namely the concept of faith of these two figures were equally influenced by the Imam Hanafi or Hanafiah schools but in the elaboration of the concept of faith Abu Mansur Al Maturidi tends to use logic while Abu Lais Al Samarqandi tends to textual provisions. So in this study found differences and similarities about the concept of faith of the two figures.AbstrakKeimanan merupakan fondasi utama bagi setiap muslim. Dalam dunia pemikiran Islam, terdapat banyak tokoh yang mengulas tentang keimanan. Diantara tokoh tersebut adalah Abu Mansur Al Maturidi dan Abu Lais Al Samarqandi. Dari kedua tokoh tersebut terdapat kitab karya Abu Lais yang berjudul Bahjatul ‘Ulum Fi al-Syarh bi Bayani Aqidah al-Usul yang membahas konsep keimanan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan literature review. Kajian filologi juga digunakan untuk mengkaji suatu manuskrip atau kitab yang ditulis dimasa lampau. Sumber data penelitian didapatkan dari buku, artikel ilmiah, maupun website yang terpercaya. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa poin tentang konsep keimanan dari kedua tokoh, yaitu konsep keimanan yang sama-sama dipengaruhi oleh madzhab Imam Hanafi atau hanafiah, namun dalam penjabaran mengenai konsep keimanan Abu Mansur Al Maturidi cenderung menggunakan logika sedangkan Abu Lais Al Samarqandi cenderung pada ketetapan nash. Sehingga dalam penelitian ini ditemukan perbedaan dan persamaan tentang konsep keimanan dari kedua tokoh tersebut.
PENDIDIKAN MORAL MASYARAKAT JAWA DALAM SERAT WEDHATAMA DAN SERAT WULANGREH Farkhan Fuady
JURNAL HURRIAH: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian Vol. 3 No. 1 (2022): Jurnal Hurriah: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian
Publisher : Yayasan Hurriah, Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5806/jh.v3i1.68

Abstract

English: Moral education is an important thing to give birth to people who have good behavior in society. This is very much needed in the community in order to create peace. While Java in particular also has a high moral education contained in the legacies of its predecessors. One of them is found in Serat Wedhatama by Mangkunegara IV and Serat Wulangreh by Paku Buwana IV. One of the moral education in these two fibers is contained in Pupuh Pangkur. The research method used is qualitative with a library research approach. The results of the study found that both contained moral education that was useful for human life. There is a difference that can be seen, namely the number of verses that are more in the Serat Wulangreh. So there are more important points of moral education taken. However, some of the similarities are teaching to be obedient and do good in everyday life. Bahasa: Pendidikan moral merupakan suatu hal yang penting untuk melahirkan masyarakat yang memiliki perilaku baik dimasyarakat. Hal ini sangat dibutuhkan ditengah masyarakat supaya tercipta kedamaian. Sedangkan Jawa khususnya juga memiliki pendidikan moral yang tinggi yang terkandung didalam warisan-warisan para pendahulunya. Salah satunya adalah terdapat dalam Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV dan Serat Wulangreh karya Paku Buwana IV. Pendidikan moral dalam kedua serat tersebut salah satunya terkandung dalam Pupuh Pangkur. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan library researh. Hasil penelitian menemukan bahwa keduanya terkandung pendidikan moral yang berguna bagi kehidupan manusia. Terdapat perbedaan yang dapat dilihat yaitu jumlah bait yang lebih banyak di dalam Serat Wulangreh. Sehingga terdapat lebih banyak poin penting pendidikan moral yang diambil. Akan tetapi beberapa kesamananya adalah mengajarkan untuk patuh dan berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari
APPLYING ATTITUDE MAHMUDAH (COMMENDABLE MORAL) TO STUDENTS THROUGH THE LEARNING OF AQIDAH AKHLAK Farkhan Fuady; Sri Ayu Ratnasari
JURNAL HURRIAH: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian Vol. 3 No. 3 (2022): Jurnal Hurriah: Jurnal Evaluasi Pendidikan dan Penelitian
Publisher : Yayasan Hurriah, Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5806/jh.v3i3.102

Abstract

Learning aqidah morals obtained by students in general and Muslims in general will be useful for creating superior human beings. This is the mandate of the 1945 Constitution. Looking at the current developments, juvenile delinquency often occurs, such as brawls and so on. As an educated person, it is proper to do good and leave bad deeds. Here the role of learning aqidah morals by instilling commendable morals in students. This article aims to explore the concept of commendable morals in the learning of moral aqidah and its application in everyday life. The research method used is a qualitative method with a library research approach. Research data is sourced from various library data such as books, scientific articles, manuscripts and so on. The results of the study show that commendable morals will produce people who are pious to Allah SWT and have an attitude of obedience to Allah SWT. In its application, commendable morals are influenced by oneself, family, teachers, and the environment around the place of residence.