The seventh day or the Sabbath still has the view and belief that the fourth law is the law of God which does not change and remains, because Allah has made it for humans since creation, and by sticking to that law they are classified as saved people. Meanwhile, the majority of Christians worship on Sundays, with the view that because Christ was risen on the first day, the "first day" was used for gathering (worshiping). This scientific paper is structured to analyze how Christians should behave towards the teachings of the Sabbath. with the biblical method of review. The author is oriented towards the viewpoint of the Seventh Day in Genesis 2: 1-3 and Exodus 20:11 The importance of writing scientific works is because it provides benefits in terms of: first, contributing to students in educational institutions in the field of the Pentateuch in understanding the fourth law. second, to contribute to Christians in understanding and implementing the fourth commandment. Third, it helps the author to understand correctly the meaning of the fourth commandment (the Sabbath), so that it has a foundation in ministry among Christians. Hari Ketujuh atau hari sabat tetap memiliki pandangan dan keyakinan bahwa hukum yang keempat adalah hukum Allah yang tidak berubah dan tetap, sebab telah dibuat Allah untuk manusia sejak penciptaan, dan dengan tetap berpegang pada hukum tersebut maka mereka tergolong orang-orang yang diselamatkan. Sedangkan mayoritas orang Kristen melakukan ibadah pada hari Minggu, dengan berpandangan bahwa oleh karena Kristus telah bangkit pada hari pertama maka “hari pertama” itu dipergunakan untuk berkumpul (beribadah). Artikel ini disusun untuk menganalisi bagaimana seharusnya orang Kristen bersikap terhadap ajaran Hari Sabat. dengan metode tinjauan alkitabiah. Penulis berorientasi pada pandangan Hari Ketujuh Dalam Kejadian 2:1-3 dan Keluaran 20:11 Pentingnya penulisan Karya Ilmiahh ini karena memberi manfaat dalam hal: pertama, memberikan kontribusi kepada mahasiswa-mahasiswi dalam lembaga pendidikan di bidang kitab Pentateukh dalam pemahaman hukum keempat. Kedua, memberikan kontribusi bagi orang Kristen dalam pemahaman dan pelaksanaan. Ketiga, menolong penulis dalam memahami dengan benar arti hukum keempat (Sabat), sehingga memiliki pondasi dalam pelayanan di tengah-tengah orang Kristen.